Kebakaran
Terbakar, Satu Rumah Tinggal Rangka, Penyebabnya Diduga Ada di Kamar Kedua
Satu rumah di kompleks Kampung Kodo Kelurahan Wangurer Kecamatan Girian, Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Rabu (26/06/2019) terbakar.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Handhika Dawangi
Dari luar rumah ditemani tetangga, Ahmad dan istrinya hanya bisa terus memandang proses pemadaman.
Hanya tersisa pakaian di badan serta beberapa barang jualan di warung luput dari kobaran si jago merah yang mereka miliki.
"Cuma ini yang kita sempat bawa kaluar," kata Ahmad sambil memperlihatkan sebuah lemari kecil, beberapa bungkus rokok, pempers, tiga galon air. Dua masih berisi satu kosong.
Ada juga surat-surat kependudukan seperti Kartu Keluarga, Ijazah anak-anak yang masih bisa dibawa meski sebagian sudah terbakar dan basah.
Tetangga juga sempat selamatkan sejumlah barang jualan, bumbu masak, gula, sabun, tas plastik, sampo, roti, pemutih pakaian dan cuka yang dimasukkan dalam loyang besar serta lemari es.
"Ini le ada kartu-kartu, coba liat," ujar seorang warga pria memberikan sejumlah kartu milik korban dalam keadaan basah dan hangus terbakar.
Sambil menahan rasa sedih pria paruh baya ini menceritakan kejadian kebakaran yang menghanguskan hampir seluruh harta bendanya.
Saat kejadian Ahmad dan istrinya sedang berada di warung, persis menempel di depan rumah.
Sang istri tidur, sementara dirinya masih terjaga sedang jaga warung dan melayani pembeli.
"Saat sedang melayani pembeli, anak mantu berteriak ada api didalam rumah. Saya masuk ke dalam hendak menyelamatkan barang-barang, tapi api semakin besar dan sempat menyambar tangan saya sehingga langsung pergi membangunkan istri lalu lari keluar rumah," ujar Ahmad.
Kata Ahmad, api berasal dari korsleting tempat colokan, lalu membakar bahan-bahan dekorasi yang mudah terbakar seperti gabus, kemudian membesar hingga membakar rumah dan isinya.
Saat kejadian, di dalam rumah ada anaknya, suami dan cucunya.
Hadijah Kagiling istri Ahmad sambil memeluk Alquran mengatakan saat peristiwa kebakaran terjadi dirinya sempat berteriak minta pertolongan.
Kini mereka tak lagi punya tempat tinggal.
"Tetap mau tinggal disini, mau dimana lagi tidak ada lagi tempat tinggal biar hanya beralaskan terpal," kata Hadijah dengan mata berkaca-kaca. (crz)