Aksi 22 Mei
Ada Temuan Baru Terkait Korban Kerusuhan 22 Mei
Kematian 9 orang dalam peristiwa kerusuhan 22 Mei yang menjadi misteri mengulik rasa penasaran pembawa acara Aiman Kompas TV, Aiman Witjaksono.
Diketahui Kompleks Brimob berseberangan dengan markas Front Pembela Islam (FPI).
Selama ini tak pernah terjadi konflik di antara keduanya meski Polri dan ormas FPI kerap bersitegang.
Kerusuhan di kawasan itu pada 21-22 Mei seolah hendak membenturkan Brimob dan FPI.
Sepertinya, aksi penyerangan ke Markas Brimob bertujuan memicu amarah aparat.
Sementara, diperkirakan buyar massa yang dihalau akan lari menuju perkampungan di sekitar wilayah markas FPI.
Ada kecurigaan, kerusuhan sengaja diciptakan di wilayah itu sebagai provokasi.
Ada Temuan Baru
Fakta-fakta terus digali, Aiman menemukan beragam kesaksian dari warga sekitar lokasi, terutama saat malam kerusuhan berlangsung.
Aiman pun bertemu dengan dua saksi mata dari kedua belah pihak, warga di sekitar Asrama Brimob dan warga di sekitar Petamburan.
Namun keduanya menolak untuk diwawancarai menggunakan kamera.
Dari hasil perbincangan dengan mereka, ditemukan fakta bahwa pada malam itu hampir semua pintu rumah warga digedor oleh orang-orang tak dikenal.
Sambil menggedor pintu, orang-orang itu berteriak, "Ayo keluar, kita diserang, ... perang... perang...!"
Sementara dari pihak warga di kompleks Brimob Polri, yang juga menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera, menyatakan kalau saat mengamankan massa, mereka tidak menggunakan peluru tajam.
"Kami menggunakan peluru hampa dan karet. Tidak ada peluru tajam yang kami gunakan untuk menghalau massa agar jangan brutal membakar dan melempari mobil!," ungkap seorang warga.
Aiman kembali mendapat informasi dari sebuah sumber, ada dugaan korban dieksekusi di sebuah tempat, lalu jasadnya didrop di titik kerusuhan sekitar Petamburan-Slipi, Jakarta.