Cerita Tragis di Balik Bilik Telepon Angin, Ketika Orang Berduka Menghubungi yang Terkasih
Melalui telepon dalam bilik itu, mereka berbicara dengan orang yang kasihi. Meskipun mereka sadar, suara mereka kemudian hilang dalam angin.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pria terisak di balik bilik telepon berwarna putih dan berpanel kaca.
Pria tersebut menghubungi bapak, ibu, istri, dan anaknya yang telah tiada karena bencana tsunami.
Ya, pria tersebut menelepon orang yang telah tiada melalui pesawat telepon hitam yang sebenarnya tak terhubung ke mana pun.
Video tersebut tersaji dalam film dokumenter yang diproduksi NHK, stasiun televisi Jepang.
Film dokumenter yang menyentuh tersebut tentang orang-orang yang kehilangan menghubungi mereka yang dikasihi melalui 'telepon angin' atau The Wind Phone.
Di balik bilik putih kecil itu terdapat pesawat telepon yang tak terhubung dengan apa pun, siapa pun, dan ke mana pun.
Namun diperkirakan lebih dari 10 ribu orang memanfaatkan telepon berwarna hitam tersebut kurun tiga tahun terakhir.
Mereka adalah orang-orang berduka, ditinggalkan keluarga, sanak, saudara, kekasih, karib, atau pun teman.
Melalui telepon dalam bilik itu, mereka berbicara dengan orang yang kasihi. Menghubungi orang yang telah meninggal.
Meskipun mereka sadar, suara mereka kemudian hilang dalam angin.
Bilik berpanel kaca itu berada di sebuah bukit yang menghadap Samudera Pasifik di luar kota Otsuchi di Jepang.
Ada kisah tragis di balik keberadaan. Demikian dikutip dari Oddity Central.
Setelah tsunami yang merenggut hampir 20 ribu nyawa pada 2011, orang-orang mendatangi bilik ini.
Baca: Telah Diambil Sumpah, Inilah Nama-nama Saksi Tim Hukum Prabowo-Sandiaga Pada Sidang Sengketa di MK
Baca: Facebook Luncurkan Mata Uang Kripto Libra, Bagaimana Cara Kerjanya, Simak Penjelasannya
Baca: 16 Ribu Warga Miskin Belum Terlayani KIS
Ribuan orang datang untuk bisa menghubungi orang-orang yang mereka cintai.
Bilik telepon Otsuchi sebenarnya dibangun setahun sebelum tsunami yang merusak pantai Tohoku di Jepang.