Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Informasi Kesehatan

Jadikan Media Sosial Sarana Penekan Jumlah Perokok Pemula, Menkes Minta Kominfo Blokir Iklan Rokok

Anak muda menjadi target dihapuskannya iklan rokok mengingat mayoritas yang selalu berselancar di internet adalah anak-anak muda.

Penulis: Reporter Online | Editor: Gryfid Talumedun
Tribunnews.com
Menkes-nila-s-moeleoek 

Bagi para pecandu berhenti merokok tidaklah mudah.

Namun, jika tidak berusaha berhenti maka kesehatan bisa terganggu.

Dilansir dari laman Boldsky ada ancaman baru bagi para perokok.

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa merokok dapat membahayakan usus dan meningkatkan risiko colitis, yaitu sebuah radang yang terjadi pada usus besar.

Periset mengidentifikasi sel darah putih dan protein inflamasi yang spesifik yang bertanggung jawab atas efek asap rokok pada risiko penyakit ini.

Temuan ini juga membantu para peneliti untuk lebih mengembangkan pengobatan pada penyakit radang usus yang disebabkan oleh rokok.

Meski mekanisme di mana asap rokok bisa mempengaruhi usus belum diketahui.

Namun, kita harus selalu waspada dengan berbagai bahaya kesehatan, karena sehat sangat mahal harganya.

Baca: 9 Bulan Pasca Kejadian, 6 Jenazah Korban Likuifaksi Palu Ditemukan Tim Penyelamat Damkar

Baca: Ketika Bidan Masukkan Timun ke Kemaluannya, Uang Rp 30 Juta Diduga Jadi Pemicu Beredarnya Foto

Baca: Resep Tradisional Murah & Mudah Obati Asam Urat dengan Campuran Ramuan Jahe, Begini Cara Bikinnya

Hindari Asap Rokok

Sebuah penelitian mengungkapkan, asap rokok ternyata tidak hanya menyebabkan kulit wajah mengerut, tapi juga membuat efek jerawat pada wajah menjadi sangat parah.

Temuan ini dihubungkan dengan jaringan parut atau yang sering disebut bekas luka pada wajah yang terlihat lebih berdampak pada perokok.

Jerawat memang berpotensi merusak kulit dan meninggalkan bekas berupa lubang, plek hitam ataupun membuat permukaan wajah menjadi tidak rata.

Seperti diketahui, jaringan parut akan terbentuk ketika seseorang mencoba untuk memberikan perlakuan yang buruk terhadap jerawat yang ada di wajahnya.

Penelitian ini melibatkan 992 penderita jerawat yang parah hingga harus dirujuk ke rumah sakit dermatologi dalam periode delapan tahun.

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati jaringan parut pada 91 persen dari penderita tersebut. Disebutkan, perokok memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kerusakan kulit.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved