Kabupaten Bolmong
Daerah Ini Menjaga Tradisi Dengan Daun dan Nasi
Desa Mopait di Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong sukses mempertahankan diri dari pengaruh negatif modernisasi.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUN MANADO.CO.ID - Terus memelihara kebiasaan di daerah.
Menjadi khas dan diketahui banyak orang.
Desa Mopait di Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong sukses mempertahankan diri dari pengaruh negatif modernisasi.
Resepnya sederhana, daun dan nasi.
Kulipot. Itulah makanan khas Bolmong.
Makanan ini mirip nasi bungkus. Namun agak berbeda.
Baca: Ini Penyebab ILC TV One Istirahat Tayang Setelah Pilpres 2019
Baca: VIRAL Siswi Kelas 1 SMP Dinikahi Pria (41), Kenalan di Facebook hingga Muncul Rasa Suka Sama Suka
Baca: Momen Detik-detik Jokowi Sampai Minta Maaf Berkali-kali kepada Publik Karena Sebut Hal Ini!
Karena daunnya wangi. Nasinya juga tak cepat basi karena campuran tertentu.
Dulu orang Bolmong mengolah nasi dengan kulipot.
Kini tradisi tersebut masih dipertahankan
generasi milenial di Desa Mopait.
Setiap tahun diadakan Festival Mongulipot untuk melestarikan kulipot.
Dalam festival kulipot, ditampilkan seluruh budaya Bolmong, mulai dari tarian hingga permainan tradisional.
Pentas budaya itu dimainkan sendiri warga, utamanya kaum muda.
Dengan terlibat dalam Mongulipot, warga bisa terus belajar mempertahankan budayanya.
Hal ini mengasah mind set mereka untuk memelihara budaya sembari menyeleksi budaya luar yang masuk.
Yang negatif tidak diambil.
Dalam Mongulipot Sabtu (16/6/2019) di lapangan Desa Mopait, sejumlah tradisi ditampilkan, termasuk sebuah alat musik kuno Bolmong yang hampir punah.
Alat musik ini adalah bambu yang dipukul pukul ke tanah yang disandingkan dengan sebuah alat musik mirip gamelan.
Alat ini dipukul sejumlah pria yang juga menyanyi dan menari.
Penampilan alat musik ini menghipnotis ribuan orang yang hadir.
Termasuk Bupati Bolmong Yasti Supredjo.
Kedatangan Yasti disambut tarian perang.
Yasti lantas dituntun memasuki lorong anyaman bambu menuju ke panggung utama.
Keluar dari bambu itu, menggema lagu Tano Tanobon dan Yasti dikawal menuju ke panggung.
Usai acara Yasti mengunjungi 12 stand yang memamerkan aneka kuliner.
Dalam sambutannya Yasti menyebut festival itu diadakan untuk melestarikan budaya Bolmong.
"Kulipot ini adalah budaya lampau yang terus dilestarikan, dengan kulipot warga terus diingatkan untuk menjaga budayanya," kata dia.
Yasti berharap Festival Mongulipot akan terus diadakan dan dikembangkan agar menjadi iven pariwisata.
Menurut dia, Mongolipot adalah objek wisata kuliner yang bisa dijual.
"Ini akan terus kita kembangkan," kata dia.
Yasti menekankan inti dari Kulipot yakni menjalin kebersamaan dalam perbedaan.
"Ini untuk menjalin tali silaturahmi," kata dia. (art)