Sejarah
Operasi Jayawijaya di Papua Yang Tak Pernah Terjadi, Dan Cerita Dibalik Nama Tommy
Kala itu Soeharto berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen). Ia dilantik sebagai Pangliman Mandala pada bulan Februari 1962.
Sebagai tambahan, ia juga mempelajari kekuatan Belanda.
Baca: Bakat Witan Sulaeman Jadi Incaran Tiga Klub Klub Eropa
Baca: Menunggak Dua Bulan Mobil Dirampas, Pelaku Ditangkap Polisi, Sekarang Prosesnya Sudah di Kejari
Baca: KABAR TERBARU Brigpol Dewi, Polwan Selingkuhi Narapidana & Terlibat Skandal Video Panas
Soeharto beranggapan perang akan berlangsung lama sehingga perlu dibentuk kawasan perang (battle field) untuk pembebasan Irian.
Sebagai mantan anggota KNIL dan pernah bertempur melawan pasukan Belanda selama Perang Kemerdekaan, Soeharto paham kali ini kekuatan militer Belanda pasti jauh lebih kuat dan pintar.
Apalagi militer Belanda yang berada di Irian Barat sering melakukan latihan perang secara rutin dengan NATO.
Latihan perang bersama itu yang jelas telah menjadikan kekuatan laut dan udara yang dimiliki oleh Belanda jauh lebih tangguh.
Pengalaman tenggelamnya kapal perang RI Matjan Toetoel di laut Aru akibat serangan kapal perang dan pesawat tempur Belanda membuat operasi militer yang dipimpin oleh Soeharto menjadi bersiko tinggi (high risk).
Dalam benak Soeharto, taktik operasi ini harus didahului oleh serangan infiltrasi melalui laut dan udara.
Pasukan yang harus diterjunkan dalam infiltrasi dipilih oleh Soeharto dari kesatuann-kesatuan khusus.
Pasukan tersebut telah berpegalaman dalam menumpas aksi pemberontakan di tanah air seperti PRRI/PERMESTA dan pemberontakan di kawasan Sumatera.
Taktik mendaratkan pasukan secara diam-diam dan kemudian melancarkan pegintaian dan perang gerilya itu bertujuan untuk menarik perhatian Belanda.
Tujuannya, taktik ini bisa mengerahkan pasukan inti Belanda untuk menyambut infiltran itu.
Soeharto yakin berkat kemampuan pasukan khusus seperti RPKAD dan PGT (Pasukan Gerak Tjepat) AURI, Belanda akan mengerahkan ribuan pasukan untuk menghadapinya.
Ribuan pasukan yang berhasil diikat itu membuat konsentrasi kekuatan pasukan Belanda terpecah dalam waktu yang cukup lama.
Baca: 3 Pemuda Terpengaruh Miras, Ajak Gadis ke Jembatan Gantung Kemudian Mencabulinya, Ini Motifnya
Baca: Trailer Film Frozen 2 Tampilkan Dua Karakter Baru
Dengan demikian Belanda akan meninggalkan posisi lowong pertahanan di kota-kota, utamanya seperti Biak dan Holandia (Jayapura).
Soeharto sempat dicemooh ketika menggunakan pasukan terbaiknya dari RPKAD, PGT dan RAIDER PARA sebagai infiltrant.