China VS AS
Label 'Made In Vietnam' Jadi Trik Eksportir China Hindari Perang Dagang
Sejumlah eksportir China berupaya keras menghindari tarif yang diberlakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejumlah eksportir China berupaya keras menghindari tarif yang diberlakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap produk-produk dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
Salah satu caranya adalah dengan melabeli produk mereka dengan tulisan "Made in Vietnam."
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/6/2019), pihak Vietnam menyatakan telah menemukan lusinan sertifikat asal produk palsu dan transfer ilegal oleh perusahaan-perusahaan yang berusaha menghindari tarif AS.
Produk tersebut beragam, mulai dari produk pertanian hingga tekstil dan baja.
Ini adalah salah satu upaya pertama pemerintah negara di Asia secara publik mengumumkan dugaan perilaku melanggar tersebut sejak perang dagang antara AS dan China memanas pada tahun ini.
Pernyataan dari Vietnam tersebut menambah kekhawatiran bahwa sejumlah eksportir China secara ilegal mengubah rute pesanan setelah Trump mengenakan tarif terhadap produk-produk China senilai 250 miliar dollar AS.
Trump juga mengancam bakal mengenakan tarif tambahan terhadap produk senilai 300 miliar dollar AS.
Baca: Prabowo Minta MK Jadikan Dia Presiden: Ini Contoh Kasus Pilpres Kenya-Austria
Baca: Suami Hancurkan Rumah Mewah Karena Istri Selingkuh, Netizen: Benar Hancur Rumah, Tangga hingga WC
Baca: KABAR GEMBIRA, Gaji ke-13 PNS Sudah Cair, Ini Besarannya
Mitra-mitra dagang AS, termasuk Vietnam, menghadapi tekanan untuk menghentikan ekspor ilegal tersebut. Sebab, mereka juga menghindar agar tidak terkena tarif.
"Ini seperti permainan kucing dan tikus. Sepanjang orang-orang bersedia mengambil risiko dalam mencari arbitrase terkait tarif 25 persen itu, akan sangat sulit (ditangani)," jelas Fred Burke, managing partner di Baker & McKenzie (Vietnam) Ltd.
Vietnam sendiri merupakan salah satu sumber impor AS dengan pertumbuhan paling pesat. Negara tersebut juga khawatir dapat dijatuhkan hukuman oleh AS karena mengizinkan produk-produk China dengan label palsu "Made in Vietnam" masuk ke AS.
Hal tersebut diungkapkan oleh Do Van Sinh, anggota komite ekonomi Majelis Nasional Vietnam.
Pada tahun ini, Vietnam melaporkan lonjakan pengiriman barang ke AS, sementara China anjlok. Namun, meski ada bukti lonjakan tersebut salah satunya disebabkan pergeseran rantai pasok, sejumlah analis mempertanyakan keabsahan lonjakan itu.
Sebab, sejumlah bukti dipublikasikan oleh pemerintah Vietnam, termasuk kemasan produk China yang diubah dan dibubuhi tulisan "Made in Vietnam" sebelum sertifikat asal produknya diproses.
Contoh lain adalah petugas bea dan cukai AS mengungkap produk kayu lapis China dikirim ke AS melalui perusahaan Vietnam.
Pengaruh Perang Dagang, Impor China Merosot dan Ekspor Melambung Naik
Sebelumnya di bulan Mei 2019 kemarin, Impor China dilaporkan anjlok.
Peningkatan ekspor secara mengejutkan sayangnya tidak mampu mengikis kekhawatiran perang dagang AS dengan China akan kian memanas dan menghancurkan ekonomi global.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (10/6/2019), berdasarkan laporan badan bea dan cukai, impor China merosot 8,5 persen pada Mei 2019 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Anjloknya impor menegaskan pelemahan ekonomi domestik China, sementara peningkatan ekspor diyakini hanya sementara.
Sebab, kenaikan ekspor banyak disebabkan pengiriman manufaktur yang dilakukan sebelum ancaman tarif baru dari AS.
Kondisi impor China yang melemah tersebut mengkhawatirkan bagi perekonomian global.
"Kami mengekspektasikan pertumbuhan ekspor tetap positif pada Juni 2019, kemungkinan ditopang berlanjutnya pengiriman lebih awal produk China ke AS (sebelum pengenaan tarif baru).
Beijing kemungkinan bakal mengambil langkah stimulus untuk menstabilkan pasar keuangan dan pertumbuhan," ujar Lu Ting, kepala ekonom China di Nomura Holdings Inc.
Impor sejumlah komoditas dilaporkan anjlok. Volume impor kacang kedelai anjlok 12,2 persen, pun impor produk baja dan tembaga merosot.
Sementara itu, impor produk migas dan batu bara dilaporkan meningkat.
"Pertumbuhan impor menurun sejalan dengan ekonomi domestik yang melambat dan prospek memburuknya perang dagang," ungkap Xia Le, ekonom Asia di Banco Bilbao Vizcaya Argentaria SA.
Lu menuturkan, ekspor China akan anjlok pada kuartal III 2019 ketika tarif baru terhadap impor produk China senilai 300 miliar dollar AS diterapkan oleh pemerintah Presiden Donald Trump.
Perwakilan Perdagangan AS mulai meninjau penerapan tarif sebesar 25 persen terhadap produk dari China pada bulan lalu.
China Lakukan Penyerangan dengan Melarang Ekspor Produk Teknologi ke Amerika Serikat
Kini China menunjukan aksinya kepada pihak Amerika Serikat dengan mempersiapkan diri untuk melarang ekspor sejumlah produk teknologi ke Amerika Serikat ( AS).
Jika kebijakan ini benar terwujud, maka ini adalah upaya balasan China terhadap AS yang memberlakukan pelarangan terhadap raksasa teknologi Huawei Technologies Co Ltd.
Dikutip dari Reuters, Minggu (9/6/2019), kabar tersebut diungkapkan oleh redaktur pelaksana surat kabar China Global Times Hu Xijin. Sebagaimana diketahui, larangan diterapkan AS terhadap Huawei lantaran alasan keamanan nasional.
"Ini adalah langkah besar untuk memperbaiki sistem dan juga upaya untuk menangkis tindakan keras AS. Ketika (kebijakan itu) diberlakukan, beberapa ekspor teknologi ke AS akan dikendalikan," tulis Hu.
Hu tidak mencantumkan sumber informasi yang dibagikannya tersebut. Adapun Global Times bukan corong resmi Partai Komunis China, meski pandangan-pandangannya seringkali mencerminkan pandangan para pimpinan partai yang berkuasa di China tersebut.
Tidak lama berselang dari unggahan Hu, kantor berita China Xinhua melaporkan bahwa Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) bakal melakukan studi untuk membentuk daftar sistem keamanan teknologi nasional.
Pengumuman tersebut muncul beberapa pekan setelah Gedung Putih menempatkan Huawei dalam daftar hitam. Dengan demikian, AS secara efektif melarang perusahaan-perusahaan AS memasok barang dan jasa ke Huawei.
Tidak lama setelah itu, Beijing mengumumkan bakal merilis daftar entitas asing yang disebut "tidak dapat diandalkan." China juga membuka kemungkinan bakal membatasi pasokan sejumlah produk ke AS.
Tonton dan Subscribe Tribun Mando TV:
Artikel ini telah tayang di https://money.kompas.com/read/2019/06/12/140128226/hindari-tarif-perang-dagang-eksportir-china-beri-label-produk-made-in-vietnam.