Sejarah
Kisah Soekarno, Mulai Perjalanan Hidup hingga Penghargaan Diraih Bung Karno
ayahnya mengganti nama Kusno menjadi Soekarno karena kondisinya sakit-sakitan pada usia sekitar 11 tahun.
Ia ditangkap dan dimasukkan ke Penjara Banceuy pada 29 Desember 1929. Setelah itu, dia dipindahkan ke Penjara Sukamiskin.
Pada 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo). Ia masih dianggap terlalu berbahaya, sehingga akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Ende, Flores.
Belanda sengaja membuang Soekarno ke tempat yang jauh untuk memutus hubungan dengan para loyalisnya.
Di Ende, Soekarno dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi, menempati rumah Abdullah Ambuwawu.
Dari Ende, Belanda mengasingkan Soekarno ke Bengkulu.
Selama masa pengasingan, pemikirannya justru semakin tajam dan kritis mengenai keadaan Indonesia.
Gagasan Soekarno mengenai Pancasila pun terlahir saat masa pengasingan.
Ketika masa penjajahan Jepang, Soekarno terlibat dalam Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di forum ini, ia menyampaikan gagasan mengenai Pancasila sebagai dasar negara.
Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Soekarno diamanahi menjadi Ketua untuk PPKI. Dalam perkembanganya, PPKI menghasilkan Undang-Undang Dasar (UUD).
Memimpin Indonesia
Ketika mendengar kekalahan Jepang oleh Sekutu pada 14 Agustus 1945, Soekarno didesak oleh perwakilan golongan muda (Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh) untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah tragedi penculikan ke Rengasdengklok oleh golongan muda pada 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta akhirnya menyetujui usulan para pemuda tersebut.
Tepat pada 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah peristiwa bersejarah itu, Soekarno-Hatta resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia.