Lebaran
Ini Manfaat Ziarah Kubur Menurut Sains
Hampir seluruh kebudayaan di dunia memiliki ritual untuk menghormati leluhur yang telah meninggal, diiringi dengan pemanjatan doa serta praktik lainny
TRIBUNMANADO.CO.ID - Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan untuk ziarah kubur.
Apalagi menjelang Ramadan dan Idulfitri. Masyarakat berbondong mendatangi makan keluarga.
Makam keluarga yang jauh pun masyarakat sambangi memafaatkan waktu mudiak.
Seseorang bukan hanya pulang kampung dan bersilaturahim dengan sanak saudara tapi juga mengenang anggota keluarga yang telah tiada.
Bahkan, mungkin ziarah juga dilakukan sambil napak tilas berkeliling tempat-tempat yang menyimpan kenangan masa kecil.
Praktik mengunjungi pemakaman sebenarnya tidak hanya dilakukan di Indonesia saja.
Baca: Mantan Wapres Tembak Mati Istrinya, Video Pelaku di Kantor Polisi Disorot
Baca: Konsumsi Garam dan Gula Berlebihan Tidak Baik Bagi Tubuh, Simak 5 Cara Melawan Kecanduannya
Hampir seluruh kebudayaan di dunia memiliki ritual untuk menghormati leluhur yang telah meninggal, diiringi dengan pemanjatan doa serta praktik lainnya.
Lantas, sejak kapan tradisi ini terpelihara? Apa pula yang mendasari nenek moyang melakukan ritus tersebut?
Serta, bagaimana ritus tersebut bisa mempengaruhi kehidupan manusia?
Memento mori
Di kebudayaan klasik Yunani dan Romawi kuno, ziarah kubur dikenal istilah memento mori, yang secara harfiah berarti ‘ingatlah akan kematian’.
Hal ini serupa dengan berbagai praktik untuk mengunjungi pemakaman dan penghormatan terhadap leluhur di kebudayaan lainnya.
Artinya, untuk mengingat bahwa kehidupan suatu saat akan berakhir.
Kematian merupakan subjek yang umum dibicarakan, karena dapat kita jumpai hampir setiap harinya.