Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Manado

2 Mantan Terapis Spa di Kota Ini Terjangkit HIV/AIDS, Satu di Antaranya Dinyatakan Meninggal Dunia

2 wanita yang pernah bekerja di tempat pijat atau Spa sudah positif terjangkit HIV.

Penulis: Nielton Durado | Editor: Alexander Pattyranie
Internet
Ilustrasi sidak di salah satu panti pijat 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Penularan virus HIV/AIDS bisa terjadi di mana, kapan, dan kepada siapa saja.

Virus ini bahkan bisa ditularkan kepada seorang bayi, jika sang ibu adalah penderita HIV yang sedang mengandung.

Kepada TribunManado.co.id Koordinator Voluntary Counselling and Testing (VCT) RSUP Kandou, I Made Rantiasa mengatakan, bahkan ada 2 wanita yang pernah bekerja di tempat pijat atau Spa sudah positif terjangkit HIV.

"Ketika kami tanyakan sejarah mereka, keduanya mengaku pernah bekerja di tempat Spa.

"Setelah kami telusuri ternyata waktu terinfeksi nyaris sama dengan saat mereka bekerja," ujarnya, Sabtu (01/06/2019).

Meski begitu, ia masih enggan membeberkan identitas dari keduanya.

"Keduanya wanita, tapi sayangnya yang satunya lagi baru meninggal belum lama ini," ungkap dirinya.

Tempat pijat atau Spa memang menjadi ladang yang subur bagi HIV/AIDS.

"Apalagi yang berkedok plus-plus. Karena di sana mereka akan melayani berbagai macam laki-laki, tanpa tahu riwayat medisnya," tegas dia.

Rantiasa juga mengajak agar keluarga bisa terus melakukan pendampingan, bilamana ada anggota keluarganya yang terjangkit HIV/AIDS.

"Karena yang paling mengerti mereka adalah keluarga.

"Jadi sebenarnya kunci agar memberi semangat kepada mereka untuk rajin mengonsumsi obat adalah dari keluarga tersebut," tandasnya.

Pasalnya, HIV/AIDS, masih menjadi pembunuh yang sangat mematikan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Dari data yang diperoleh TribunManado.co.id, Sabtu (01/06/2019) di VCT RSUP Kandou, diketahui hingga 2019, kurang lebih 2.034 penderita HIV/AIDS di Sulut.

Bahkan menurut I Made Rantiasa angka ini terus meningkat dibanding tahun 2018 yakni 1.800 penderita.

"Setiap tahun meningkat, dan dalam sebulan kurang lebih ada 30 pasien yang meninggal dunia," ujarnya ketika berbincang dengan TribunManado.co.id.

Berdasarkan jenis kelaminnya, khusus di Sulut paling banyak yang meninggal dunia karena penyakit ini adalah kaum lelaki.

"Karena mereka tidak patuh dalam konsumsi obat.

"Ketika sudah baik dari penyakit-penyakit yang menyerang mereka, maka konsumsi obat itupun terhenti," ucapnya.

Hal itu berbanding terbalik dengan kaum hawa yang lebih patuh dalam mengonsumsi obat.

"Obatnya memang tidak bisa membunuh virus yang ada di tubuh penderita HIV.

"Tapi itu bisa menghambat penyebaran virus di dalam tubuh sehingga tubuh tidak mudah diserang penyakit," ungkapnya.

Pria dua orang anak ini mengaku jika pihaknya menyediakan obat HIV dengan gratis dan tidak dipungut biaya.

"Obatnya gratis, tapi seringkali pasien yang datang pada kami sudah dalam keadaan sangat parah.

"Sehingga pengobatan pun sudah sangat terlambat," pungkasnya.

(Tribun Manado/Nielton Durado)

BERITA TERPOPULER:

Baca: Mikha Tambayong Diterima di Harvard: Begini Komentar Teman-teman Artis

Baca: Yuk Intip Kulkas Mewah Iis Dahlia yang Harganya Disebut-sebut Setara 1 Unit Motor Matik

Baca: Potret Kajol dan Anaknya Nysa Devgan, Berbusana Stylish Mirip Kakak Beradik

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved