Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ramadan 2019

Lailatul Qadar, Ilham dan Spiritualitas

Lailatul qadar terdiri dari dua kalimah yakni lailah dan al qadr Secara bahasa, lailah artinya adalah hitam pekat.

Editor: Aldi Ponge
Kolase Tribun Style
Ilustrasi malam Lailatul Qadar 

Tulisan Rektor IAIN Manado Delmus Puneri Salim PhD

TRIBUNMANADO.CO.ID - Lailatul qadar terdiri dari dua kalimah yakni lailah dan al qadr Secara bahasa, lailah artinya adalah hitam pekat.

Karenanya malam dan rambut hitam sama-sama disebut lail. Malam dimulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.

Sedangkan al qadr artinya adalah kemuliaan. Dengan demikian, lailatul qadar secara bahasa artinya adalah malam kemuliaan atau malam penentuan.

Malam kemuliaan karena mereka yang memperolehnya adalah orang-orang yang dianggap mulia sedangkan malam penentuan berarti penentuan dalam mengambil langkah yang akan ditempuh dalam menjalani hidup.

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang diharapkan dapat diperoleh oleh mereka yang berpuasa dan beribadah malam di setiap bulan suci Ramadhan.

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang kemuliaannya sama dengan seribu bulan ini dan terdapat pada sepuluh hari terakhir Ramadan.

Baca: 5 Tanda dan Ciri Orang Dapat Lailatul Qadar, Datang Pada Hari Ganjil

Baca: Doa Malam Lailatul Qadar yang Dipanjatkan Rasulullah SAW untuk Mohon Ampunan Allah SWT

Baca: Ciri-ciri Orang yang Mendapatkan Kemuliaan Lailatul Qadar

Follow juga akun instagram tribunmanado

 

Baca: Kabar Buruk Pasangan Artis Jonas Rivanno & Asmirandah, Bergumul di Waktu Bersamaan

Baca: Ini Isi Percakapan Prabowo dan Luhut Panjaitan saat Berbincang Melalui Telepon

Baca: Lokasi Masjid Ini Tak Biasa, Berada di Perut Bumi, Tak Pernah Sepi dari Jemaah

Follow Fanpage tribunmanado

Banyak orang tak ingin melewatkannya dan mereka mencoba memperhatikan tanda-tanda malam Lailatul Qadar tersebut.

Tanda-tanda Lailatul Qadar ini banyak dikemukakan oleh para ulama berdasarkan hadis yang menguatkannya. Meskipun demikian, tak ada seorangpun yang tahu kapan tepatnya Lailatul Qadar tiba.

Malam Lailatul Qadar sering dipahami sebagai malam yang muncul pada saat tertentu dan bisa diperoleh oleh siapa saja yang pada saat kemunculannya sedang beribadah dan berdoa kepada Allah SWT.

Pemahaman yang umum ini tentu sangat berdasar dan penting untuk terus dikembangkan.

Namun malam Lailatul Qadar yang sangat mulia ini lebih mungkin hanya diperoleh oleh orang-orang tertentu saja yang sedang beribadah dan berdoa di malam tersebut.

Malam tersebut adalah malam yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang.

Seseorang yang mendapatkan malam lailatul qadar adalah seseorang yang sedang mendapatkan ilham positif dalam hidup dengan ciri-ciri sebagai berikut.

Pertama, bagi mereka yang mendapatkan malam lalilatul qadar, panas matahari bukanlah tantangan dalam hidup.

Seorang pekerja yang dengan ikhlas bekerja di tempat yang dipenuhi sinar matahari untuk keluarga dan anak-anaknya dalam melakukan pekerjaan halal, sinar matahari bukanlah tantangan yang harus dielakkan bahkan dilalui dengan hati yang bersyukur akan karunia Allah tersebut.

Diriwayatkan dari Imam Muslim, "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR. Imam Muslim, 762).

Seseorang yang mendapatkan malam lailatul qadar akan memandang dan mengangap cuaca dingin dan panas bukan sebagai suatu yang harus dikeluh kesahkan.

Bagi mereka, cuaca alam yang berubah sangat ditentukan oleh hati yang tenang dan damai.

Riwayat dari Ibnu Abbas, Rasullulah SAW bersabda, "Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan yang begitu menghangatkan dan menenangkan." (HR. Al Baihaqi).

Orang yang mendapatkan malam lailatul qadar adalah mereka yang merasa sangat tenang, nyaman dan merasakan kenikmatan tersendiri saat beribadah.

Orang-orang yang senantiasa beribadah dengan tulus, mendirikan salat, baik salat wajib dan sunah, membaca Alquran, berzikir, dan melakukan kebaikan dalam sisa hidupnya.

Mereka yang mendapatkan malam lailatul qadar adalah mereka yang mendapatkan ketenangan serta kesejahteraan dalam hidup.

Ciri-ciri orang yang mendapatkan malam lailatul qadar bisa diibaratkan dengan mereka yang memiliki spiritualitas yang tinggi.

Pertama, mereka meiliki perilaku dan sikap hidupnya yang luwes dan fleksibel.

Tipe orang ini dengan mudah bisa cepat beradaptasi dengan berbagai situasi (panas atau dingin), tidak kaku dan santai menghadapi setiap orang.

Kedua, mereka mampu merefleksikan kemampuannya.

Mereka selalu bertanya, (bagaimana) atau (mengapa) bisa begini, dan (apa) dan (bagaimana) jika seandainya keadaannya begini.

Kadang mereka juga memiliki kemampuan tinggi dalam menganalisa permasalahan rumit bahkan soal metafisika sekalipun.

Selanjutnya, mereka mampu mengenali dirinya sendiri dengan sebaik baiknya sehingga mereka mampu untuk mengelola manajemen emosi. Mereka juga peduli dengan sesama manusia, dan lingkungan flora dan fauna.

Mereka juga meiliki kemampuan kontemplasi tinggi yaitu mampu mendapatkan inspirasi dari berbagai macam hal, kempuan menyampaikan nilai akan sesuatu dan makna kepada orang lain, atau memberikan inspirasi.

Mampu memberikan kreatifitas dalam berbagai hal, dan mampu berinovasi dari hal apapun.

Mereka juga berfikir yang secara menyeluruh, menyambungkan semua hal yang berbeda. Sistematis dan tidak mengkotak kotakan sesuatu.

Mereka juga mampu menerima perbedaan dan mau menerima masukan dari berbagai pihak.

Dia selalu berfikir bahwa segalanya yang ada di alam ini adalah satu kesatuan system yang besar, dimana setiap elemen yang ada saling terikat. Mereka dengan spiritualitas tinggi adalah mereka yang bias melepaskan embel embel duniawi.

Bisa menerima kehilangan barang, kehilangan orang yang di cintai, kehilangan pekerjaan dan sebagainya dengan sebisa mungkin dapat mengambil pelajaran dan hikmah yang positive dari apa yang sudah terjadi.

Awalnya mungkin kita akan merasa sakit hati karena kehilanga sesuatu, namun dari situ kita bisa belajar pasrah dan menerima kejadian yang telah kita alami.

Mereka dengan spiritualitas tinggi juga terkadang harus menentang arus dan tradisi yang sudah berjalan.

Para nabi juga pada umumnya adalah mereka yang melawan arus, membongkar kebiasaan lama dan mengganti ke hal yang positive. Mereka yang spiritualitas tinggi akan berani menghadang arus status quo, korupsi dan jual beli jabatan.

Masih banyak lagi ciri-ciri mereka yang memiliki spiritualitas yang tinggi yang diharapkan dapat diperoleh melalui pengalaman malam Lailatul Qadar dan metode-metode lainnya.

Mereka inilah orang-orang yang diharapkan dapat menjadi pemimpin di masyarakat dan negara ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved