Cerita Komisioner KPK Memilih Pensiun: Kayak Robot hingga Ingin Naik Ojek
Salah satu komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Thony Saut Situmorang, berbagi alasan mengapa dirinya tak lagi maju
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Prof Dr Indriyanto Senoadji SH, MH
Anggota:
1. Prof Dr Harkristuti Harkrisnowo
2. Prof Dr Marcus Priyo Gunarto SH, MHum
3. Prof Dr Hamdi Moeloek
4. Dr Diani Sadia Wati SH, LLM
5. Dr Mualimin Abdi SH, MH
6. Hendardi SH
7. Al Araf SH, MT
Laode Syarif Enggak Bisa Naik Ojek
Masa Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jilid IV akan segera berakhir pada Desember 2019 nanti. Pimpinan komisi antirasuah jilid V pun bakal mengisi kekosongan itu tahun depan. Apalagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) Widodo telah meneken pembentukan panitia seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) KPK periode 2019-2023.
Salah satu pimpinan KPK, Laode Muhammad Syarif mengutarakan ceritanya selama menjabat sebagai pucuk tertinggi lembaga antikorupsi. Menurut pria lulusan Queensland University Of Technology itu, banyak hal yang berubah terhadap dirinya setelah menjabat sebagai wakil ketua KPK.
"Enggak bisa lagi naik ojek seperti dulu. Lha, sekarang kalau ketemu wartawan kerjanya ditanya kasus mulu," kelakar Laode Senin (20/5) lalu.
Ketika dikonfirmasi apakah ia akan melanjutkan kembali masa jabatannya di KPK, Laode tak menjawab secara terang-terangan. Hanya saja, Laode menduga Komisioner KPK lainnya tidak ada yang maju lagi untuk menjadi pimpinan KPK di 2019. "Tapi mungkin enggak ada yang maju lagi menjadi pimpinan KPK," katanya.
Selain itu, Laode menginginkan pimpinan yang bakal menggantikan Agus Rahardjo, Thony Saut Situmorang, Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, termasuk dirinya, dapat lebih baik dalam memberantas kasus-kasus korupsi, terutama korupsi korporasi.