Belanja Lebaran di Sulut Tembus Rp 1,46 Triliun
Belanja Lebaran Idulfitri 1440 Hijriah di Sulawesi Utara diperkirakan tembus Rp 1,46 triliun. Uang sebanyak itu untuk memenuhi kebutuhan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Belanja Lebaran Idulfitri 1440 Hijriah di Sulawesi Utara diperkirakan tembus Rp 1,46 triliun. Uang sebanyak itu untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakaian dan papan dari 778.915 umat Muslim di Bumi Nyiur Melambai. Tiap keluarga ditafsir menghabiskan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta untuk keperluan Lebaran.
Sebanyak 31,65 persen (778.915 umat Muslim) sama dengan 194.728 kepala keluarga, satu keluarga 4 orang. Bila satu KK menghabiskan rata-rata Rp 7,5 juta, artinya ada Rp 1,46 triliun uang yang dibelanjakan pada Lebaran kali ini (lihat grafis).
Nadia Potabuga mengaku menghabiskan lebih Rp 5 juta untuk belanja keperluannya di bulan Ramadan. "Kalau saya untuk belanja menuju Lebaran ini, berbelanja kurang lebih Rp 5 juta untuk perlengkapan saya," ucap Nadia, Rabu (29/5/2019).
Sahhabudin, seorang aparatur di lembaga negara mengatakan, ia menghabiskan Rp 10 juta jelang Lebaran. Ia sengaja datang ke Matahari Departement Store untuk berbelanja. "Untuk kue sudah dipersiapkan, tinggal belanja baju.
Anak saya tiga jadi setiap orang diberikan Rp 2 juta, saya dan istri juga begitu jadi pengeluaran kurang lebih Rp 10 juta untuk Lebaran. Karena kalau mau belanja hanya Rp 1 juta tidak cukup," ungkap Sahhabudin. Matahari Departement Store di Manado Town Square (Mantos) memberikan diskon sampai 70 persen. Ada juga beli satu gratis dua item.
Pengunjung Matahari memburu pakaian, sepatu dan sandal. Mereka mengerumuni produk diskon 70 persen maupun produk dibeli satu gratis dua. "Kami program diskon 70 persen dan beli satu gratis dua, dengan harapan pelanggan itu lebih dimanjakan dengan produk yang ditawarkan.
Karena biasanya kami semakin dekat Lebaran, diskon semakin hari semakin tinggi," ungkap Stanley, Supervisor Visual dan Promo Matahari.
Pusat perbelanjaan seperti mal maupun pertokoan di Manado ramai dikunjungi warga. Bahkan ada di antara mereka yang datang dari jauh hanya untuk berbelanja kebutuhan Idulfitri.
Intan Van Gobel, wanita asal Boroko, Bolaang Mongondouw Utara misalnya datang untuk berbelanja pakaian di Manado.
"Selain jalan-jalan saya sekalian mau beli baju baru. Kalau di Manado kan banyak model dan harganya cukup ramah di kantong," ucap Intan.
Intan, sapaannya, mengaku sudah 2 hari di Manado dan sudah menghabiskan Rp 2 juta untuk membeli pakaian baru. "Sekitar Rp 2 juta lah, tapi bukan cuma pakaian saya, ada ibu, bapak dan adik juga kok," ucapnya.
Selain berbelanja pakaian, ia juga membeli kue dan kebutuhan lainnya. "Nggak cuma baju kok, ada kue sama kebutuhan untuk Lebaran lainnya, misal rempah-rempah sama minuman," ujarnya. Selain dari Boroko, ada juga warga dari Kotamobagu yang datang hanya untuk berelanja. Masruroh (34), datang bersama sang suami untuk membeli pakaian dan minuman.
"Beli baju, celana saya, suami dan untuk anak, ada juga beli minuman bersoda dan kue kering 2 stoples," ujarnya. Ia mengaku, jika di total jumlahnya sekitar Rp 3 juta. "Rp 3 jutaan lah, belum makan dan uang bensin datang ke sini, tapi gak masalah sih setahun sekali," ucapnya.
Demi berbelanja di Manado, Masruroh rela menitipkan sang anak kepada orangtua. "Anak titip sama mama, repot kalau bawa malah gak bisa belanja," ujar dia. Tak hanya Masruroh, warga Kotamobagu lainnya ada yang rela datang untuk berbelanja kebutuhan dapur dan kue kering di Manado.
Haryati Husin, warga Kotamobagu ini baru sampai tadi pagi dan langsung berbelanja kue kering. "Tadi sampai pagi sekali, langsung beli lue kering di (Pasar) 45 sana kan sudah buka," ujarnya.
Baca: Kominfo Tutup 61.000 Akun WhatsApp Penyebar Hoaks
Selain kue kering, ia juga membeli kebutuhan dapur seperti rempah-rempah. "Abis beli kue kering, beli rempah di Golden (Supermarket)," ucapnya. Tak hanya beli kebutuhan untuk dikonsumsi, ia membeli gorden dan pakaian baru untuk dia dan keluarga.
"Nanti rencana beli gorden dan ini sementara mau beli baju dulu, soalnya mau langsung pulang gak nginap," ucapnya. Saat ditanya terkait berapa jumlah uang yang dikelurkan dirinya enggan menjawab.
Extreme Sale 90 Persen di MTC
Mega Trade Centre (MTC) Manado menggelar program untuk menarik konsumen menjelang Idulfitri. Di antaranya program bazar Ramadan sejak 5 Mei 2019. Bazar itu antara lain, stan Planet Surf yang memberikan promo hingga 90 persen, gera-gerai toko baju yang memberikan diskon hingga beberapa perlengkapan rumah tangga.
Rian Ruslan, Marcom MTC mengatakan, di bagian atrium GF MTC sudah dibuka bazar Ramadan mulai 5 Mei hingga 8 Juni 2019. Di antaranya fashion, mebel hingga aksesori. Untuk fashion terdiri dari pakaian wanita, pria mulai dari anak hingga dewasa.
Sedangkan mebel di antaranya, kursi, tempat tidur hingga lemari. Kalau Planet Surf itu mulai dari tanggal 9 Mei hingga 9 Juni 2019. "Mereka setiap tahun mengadakan bazar Ramadan di MTC," ungkapnya.
Ia menjelaskan, cara mereka (gerai toko baju) menarik pelanggan dengan cara memberikan diskon. "Nah untuk tahun ini mereka dengan tema extreme sale up to 90 % mereka memberikan diskon 80 persen hingga 90 persen dan semisal biasanya harga Rp 100 ribu kini dihargai Rp 50 ribu (diskon 50 persen)," kata dia.
Ia menambahkan, selain diskon hingga 90 persen gerai pakaian seperti Planet Surf memberkkan promo beli 3 gratis 1. Ia mengatakan, pengunjung lebih banyak datang ke lantai GF. "Karena seperti pengalaman sebelumnya, saat dekat Lebaran kebanyak mereka mencari pakaian," ungkapnya.
Baca: Mahfud MD Tawarkan Solusi Ini untuk Redam Ketegangan Pasca Pilpres
Ia menjelaskan, tujuan bazar sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. "Dari kita hanya memfasilitasi para pelaku usaha dan konsumen untuk memenuhi kebutuhan mereka saat menjelang Lebaran," kata dia.
Ia mebeberkan, jika ada perbedaan pelanggan saat hari-hari biasa dengan menjelang Lebaran. "Jika hari biasa itu misalnya 500 pelanggan yang datang, saat menjelang Lebaran seperti ini bertambah menjadi 800 orang," ujarnya.
Ia mengatakan, peningkatan sudah dapat dirasakan sejak sepekan menjelang Lebaran. "Satu minggu menjelang Lebaran sudah mulai nampak peningkatannya, mulai padat dan itu ada jam-jam tertentunya.," ujar Rian. Ia juga memperkirakan pengunjung akan membludak pada H-3 dan 2 Lebaran.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Rober Winerungan, pengamat ekonomi dari Unima menilai, momen hari raya selalu ditandai dengan peningkatan permintaan masyarakat. Khususnya peningkatan konsumsi.
Berbagai kebutuhan masyarakat itu biasanya fokus pada dua hal, sandang dan pangan.
Munculnya peningkatan permintaan ini akan terjawab oleh adanya tambahan pendapatan yang diterima oleh masyarakat seperti tunjangan hari raya (THR) serta tunjangan-tunjangan lainnya bagi pegawai swasta dan pemerintah.
Bahkan ada sebagian masyarakat yang sudah mempersiapkan momen merayakan hari raya dengan cara menabung untuk mencukupkan kebutuhan belanja.
Di sisi lain, momentum peningkatan permintaan masyarakat telah diantisipasi produsen barang kebutuhan hari raya dengan meningkatkan kapasitas produksinya.
Dengan demikian, peningkatan permintaan masyarakat yang dibarengi dengan peningkatan kapasitas produksi mendorong terjadinya konsumsi. Artinya roda ekonomi berputar yang mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.
Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat yang akan merayakan hari raya untuk mempersiapkannya secara bijaksana sebelum hari H. Caranya dengan menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung yang akan digunakan pada momen hari raya.
Baca: Telepon Luhut dari Luar Negeri: Kata Ruhut Ini yang Dikatakan Prabowo
Ini sangat penting karena kebutuhan yang sangat banyak jika tidak diantisipasi dari awal, akan menyebabkan masyarakat berutang untuk memebuhi kebutuhan. Kemudian, momen hari raya kiranya masyarakat juga bijaksana mengelola keuangan.
Beli lah barang dan bahan sesuai kebutuhan. Apa yang sudah masuk dalam daftar belanja kebutuhan. Dengan melakukan belanja terencana, menghindarkan dari sikap konsumtif.
Begitu pula, untuk beberapa kebutuhan masyarakat yang hendaknya diantisipasi industri atau petani dan peternak seperti harga daging, telur dan jasa transportasi. Komoditas barang dan jasa ini agar tersedia bagi masyarakat dengan harga yang wajar.
Sehingga tidak ada inflasi. Penting juga bagi pemerintah untuk mengawal dan mengawasi sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi oleh dunia industri. (ndo/fis/ana)