Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Game Online

Dilarang Main Game PUBG, Mama Muda Minta Cerai, Tim Konseling Sebut Wanita Itu Ketagihan Game Online

Ya ibu muda itu belum lama ini menghubungi layanan konsultasi perempuan dan mengutarakan keinginannya untuk bercerai.

Editor: Indry Panigoro
tribunnews
ilustrasi game PUBG 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hanya karena dilarang main game, seorang wanita meminta cerai.

Ya ibu muda itu belum lama ini menghubungi layanan konsultasi perempuan dan mengutarakan keinginannya untuk bercerai.

Namun alasan yang disampaikan perempuan berusia 19 tahun asal Ahmedabad itu cukup membuat heran.

Perempuan yang tidak diungkapkan identitasnya itu menghubungi layanan konsultasi bantuan perempuan di India, Abhayam 181.

Kepada layanan konsultasi itu, perempuan tersebut mengungkapkan bahwa dirinya ingin bercerai dari suaminya saat ini agar dapat menikah dengan pria yang dikenalnya di game online PUBG.

Dilansir dari The Indian Express, perempuan itu mengatakan jika dirinya menjadi terpikat dengan seorang pria yang bermain game tersebut secara rutin.

Baca: Film Dokumenter Game of Thrones 8 Ungkap Di Balik Layar Produksi Film

Baca: Mama Muda Minta Cerai Setelah Dilarang Suami Main Game PUBG, Ternyata Ini Penyebab Utamanya

Baca: Wanita 26 Tahun Bobol Bank Menggunakan Game Online

Dia mengetahui jika yang dikenalnya di permainan online itu tinggal tak jauh dari tempat tinggalnya di Ahmedabad.

Meski demikian tidak diungkapkan apakah dia sudah pernah bertemu secara langsung dengan pria yang disukainya itu.

Menanggapi permintaan perempuan itu, Abhayam menugaskan tim konseling untuk mengunjungi rumahnya dan berbicara dengan pihak keluarga mengenai permasalahan yang dialaminya.

Tim konseling menemukan bahwa perempuan itu telah kecanduan game online itu dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan ponselnya dibandingkan dengan keluarga.

PUBG Mobile Lite dirilis untuk ponsel spesifikasi rendah.
PUBG Mobile Lite dirilis untuk ponsel spesifikasi rendah. (Android Authority)

Sonal Sagathiya, dari tim konseling yang bertemu dengan perempuan itu, menasihatinya untuk mempertimbangkan kembali keinginannya bercerai.

"Kami kemudian menawarkan agar dia tinggal di pusat rehabilitasi di Ahmedabad, tetapi dia menolak dengan alasan di sana tidak mengizinkan penggunaan ponsel," kata Sagathiya.

"Dan kebijakan dari layanan bantuan Abhayam adalah para penasihat tidak boleh memaksakan keputusan kepada wanita itu dan hanya menasihatinya tentang pilihan yang ada."

"Wanita itu mengatakan perlu waktu untuk memikirkannya kembali dan akan menghubungi saluran layanan bantuan jika dia membutuhkan bantuan lebih lanjut," tambahnya.

Kepala proyek saluran bantuan Abhayam 181, Narendrasinh Gohil mengatakan, rata-rata layanan itu menerima sekitar 550 panggilan telepon setiap hari.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved