Informasi Rizal Ramli
Jenderal Andika Perkasa: Memproses Letkol Lebih Penting, Daripada Laporkan Rizal Ramli ke Polisi
TNI Angkatan Darat akan menelusuri pernyataan Rizal Ramli yang diunggah dalam akunTwitter-nya, Minggu (5/5/2019) kemarin.
"Itu adalah berita bohong yang membuat nama institusi kami tercemar," ujar mantan Panglima Komando Strategis TNI AD itu.

Rizal Ramli Mengaku Pernah Tolak Jabatan Tinggi
Rizal Ramli mengaku tolak jabatan tinggi yang ditawarkan Presiden.
Kenapa dia menolak sejumlah jabatan?
Rizal Ramli menegaskan perjuangannya selama ini tidak berorientasi kepada jabatan di pemerintahan.
Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu beberapa kali menolak posisi empuk dalam pemerintahan.
Dua kali mantan Menko Kemaritiman di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menolak tawaran jabatan di era pemerintahan Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Saat itu Rizal Ramli pernah menolak jabatan sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menggantikan SB Joedono.
Kedua, Rizal Ramli pun menolak jabatan Duta Besar RI di Amerika Serikat yang saat itu dijabat Doradjatun Kuntjoro Jakti.
"Pada tawaran ketiga, saya diminta Gus Dur membenahi Badan Urusan Logistik (Bulog). Tawaran itu saya terima," kata Rizal Ramli dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Rabu (8/5/2019).
Namun, kata dia, dengan mengajukan syarat hanya selama enam bulan, setelah itu mengundurkan diri.
"Akhirnya disepakati Gus Dur, 3 April 2000 saya dilantik menjadi Kabulog menggantikan Jusuf Kalla," kata Rizal Ramli.
Ketika permasalahan di Bulog berhasil dibenahi, Rizal Ramli menuturkan, Gus Dur memintanya untuk menempati posisi Menko Ekuin pada 23 Agustus 2000 lalu.
Mengingat kondisi perekonomian Indonesia kala itu sedang karut marut.
"Alhamdulilah, amanah itu bisa saya jalankan dengan baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari minus 3 persen, bisa kita dongkrak menjadi 4,5 persen, gaji PNS kita naikan hingga 125 persen supaya daya beli masyarakat meningkat," tutur Rizal Ramli.