Terduga Teroris di Bitung
TERUNGKAP Asal 2 Terduga Teroris yang Ditangkap di Bitung, Bukan Orang Asli Bitung!
Dari 8 orang teroris yang ditangkap di berbagai wilayah di Indonesia pada awal Mei 2019 ini, ada dua orang pria yang ditangkap di Kota Bitung
Penulis: Reporter Online | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dari 8 orang teroris yang ditangkap di berbagai wilayah di Indonesia pada awal Mei 2019 ini, ada dua orang pria yang ditangkap di Kota Bitung Sulawesi Utara (Sulut).
Kedua terduga yang ditangkap di Bitung itu adalah pria kelahiran 1982, dan 1990.
Mereka ditangkap tim gabungan Densus 88 Satuan Wilayah Papua, Satuan Wilayah Sulutenggo, dan Tim Wanteror Satbrimob Polda Sulut di Terminal Penumpang Pelabuhan Samudra Bitung, Sulawesi Utara (Sutut), Kamis (2/5/2019) sekitar pukul 05.45 Wita.
Pria yang ditangkap di Bitung itu bernisial RH alias, Edo atau Krio.
Dan pria satunya lagi berinisial Musa S.
Tertangkapnya dua orang ini di Kota Cakalang tentunya membuat panik dan mengundang tanda tanya siapa mereka, dan dari mana atau kampung apa kedua terduga teroris itu berasal.
Usut punya usut, meski lokasi penangkapan berlangsung di Bitung, namun rupanya kedua terduga teroris ini ternyata bukan orang asli Bitung.
RH adalah Pria kelahiran Titirante, kelahiran 28 Maret 1982.
Dari hasil penelusuran Tribunmanado.co.id di mesin pencari Google, Titirante itu berada di Provinsi Lampung.
Sedangkan yang satunya berinisial Musa S, kelahiran Pulan Brandan, 3 Februari 1990.
Dari hasil penelusuran Tribunmanado.co.id di mesin pencari Google, pencarian Pulan Brandan berada di Provinsi Sumatera Utara.
Selain berasal dari daerah yang berbeda, keduanya juga memiliki perannnya masing-masing.
Keduanya juga diketahui memiliki rentetan keterlibatan dengan sejumlah aksi teror di Indonesia.
Berikut keterlibatan dari terduga teroris RH.
Baca: Polda Sulut Sebut Dua Terduga Teroris yang Ditangkap di Bitung Bukan Warga Sulut
Baca: Brimob Polda Sulut Benarkan Penangkapan 2 Terduga Teroris di Bitung: Numpang Kapal Pelni dari Papua!
- Target DPO Satgaswil Sumbagsel
- Amir Mudiriyah Bandar Lampung
- Pada tahun 2017 mengikuti IDAD di pantai Mutun Teluk Betung Lampung, dengan cara berlatih berenang dan melakukan latihan menembak menggunakan senapan angin.
- Pada tahun 2017 mengikuti IDAD di Pantai Clara atau Pulau kuburan, Teluk Betung dengan cara berlatih berenang dan melakukan latihan menembak menggunakan senapan angin.
- Pada tahun 2018 mengikuti survei tempat liburan untuk anak-anak tahfiz di Pulau Kuburan di wilayah Pesawaran Lampung Selatan dan diadakan pelatihan atau idad menembak dengan senapan angin.
- Pada tanggal 15 Agustus 2018 mengikuti Idad di Tempat Wisata Pegunungan dan Pemandian Kampung Harapan (di dekat air terjun), Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura Papua.
- Pasca penangkapan Ujang Saepurohman (Amir JAD Lampung) pada 3 Mei 2018 RH, yang bersangkutan melarikan diri ke Papua.
Baca: Rentetan Keterkaitan 2 Terduga Teroris yang Ditangkap di Bitung Dalam Aksi Teror di Indonesia
Baca: KRONOLOGI LENGKAP Penangkapan 2 Terduga Teroris di Pelabuhan Bitung, Ditangkap Pagi Pukul 05.45 Wita
Baca: 2 Terduga Teroris Ditangkap di Bitung, Mereka Anak Buah Aktor Kerusuhan Mako Brimob Kelapa Dua Depok
Terduga selanjutnya, Musa S, pria kelahiran Pulan Brandan, 3 Februari 1990 punya keterkaitan yakni :
- Pada tahun 2017 mengikuti Idad di pantai Mutun Teluk Betung Lampung dengan cara berlatih berenang dan melakukan latihan menembak menggunakan senapan angin.
- Pada tanggal 15 Agustus 2018 mengikuti Idad di Tempat Wisata Pegunungan dan Pemandian Kampung Harapan (di dekat air terjun), Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura Papua.
- Pasca penangkapan Ujang Saepurohman (Amir JAD Lampung) pada 3 Mei 2018 RH, yang bersangkutan melarikan diri ke Papua.
Kapolres Bitung AKBP Stefanus Michael Tamuntuan saat dikonfirmasi membenarkan penangkapan tersebut. "Menurut info yang saya dapat bahwa benar ada penangkapan terduga teroris di Pelabuhan Bitung," ujarnya Selasa (7/5/2019).
Selain di Kota Cakalang Bitung, Densus 88 juga melakukan penangkapan terduga teroris lainnya d sejumlah tempat di Jawa Barat, Sulawesi, Tegal hingga Jawa Tengah.
Rentetan penangkapan tersebut bermula dari operasi Densus 88 Antiteror Polri di Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (02/05/2019).
Dari operasi tersebut, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 2 orang terduga teroris di Bitung.
Kedunya berinisila RH dan M.
Dari hasil pengembangan keterangan yang di RH dan M, kemudian kepolisian menangkap seorang berinisial SL alias Abu Faisal di Kawasan Babelan, Bekasi, Sabtu (4/5/2019).
Pada hari yang sama, Densus 88 juga berhasil menangkap AN dan MC.
Jika AN ditangkap di Tambun Selatan, Bekasi.
Sementara MC di amankan di Tegal, Jawa Tengah.
Berbagai keterangan dari para terduga kemudian dikembangkan.
Densus 88 kemudian bergerak, Minggu (05/04/2019) dini hari, ke kawasan RT01/RW01 Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (05/05/2019) dan berhasil mengamankan 2 orang terduga teroris.
Baca: 2 Terduga Teroris Ditangkap di Bitung, Terungkap Niatnya: People Power Sarana Aksi Bom Bunuh Diri
Dari penangkapan tersebut diamankan 3 orang terduga teroris berinisial MI, IF alias Samuel, dan T.
Total terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88 yakni ada 8 orang.
Pasca penangkapan dua orang terduga teroris oleh Tim Gabungan Densus 88 dari Papua, Suluttenggo dan Tim Wanteror Sat Brimob Polda Sulut di pelabuhan Penumpang Samudera Bitung, Kamis (02/05/2019) lalu Polda Sulut angkat bicara.
Irjen Pol R Sigid Tri Hardjanto selaku Kapolda Sulut mengatakan pihaknya sudah tau kegiatan penangkapan terhadap dua orang terduga teroris karena sudah menjadi daftar pencarian orang (DPO) polisi, namun pihaknya belum melakukan rilis informasi penangkapan nanti saat ini baru disampaikan.
"Awalnya memang kami tidak rilis info karena pertimbangan akan ada pengembangan. Nah setelah sudah ada rilis dari Brimob kami membenarkan kegiatan penangkapan tersebut," jelas Polda Sulut melalui Kombes Ibrahim Tompo Kabid Humas Polda Sulut kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (07/05/2019).
Terkait penangkapan dua orang pria terduga teroris oleh personil gabungan Brimob,Polda Sulut menegaskan dua orang itu bukan merupakan warga Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara.
Kedua terduga teroris bernama RH alias, Edo atau Krio pria kelahiran Titirante 28 Maret 1982 dan Musa S pria kelahiran Pulan Brandan 3 Februari 2019.
Keduanya ditangkap saat transit dengan kapal penumpang pelni di pelabuhan Samudera Bitung pada Kamis (02/05/2019). "Informasi kami terima mereka berlayar dari wilayah Indonesia Timur," tambahnya.
Polda Sulut menekankan para terduga teroris yang ditangkap bukan warga Bumi Nyiur Melambai agar supaya masyarakat tidak cemas.
Untuk itu masyarakat diimbau untuk tidak cemas, jangan takut dan serahkan semua proses hukum yang telah dilakukan oleh kepolisian.
Pihaknya juga pasca penangkapan itu tetap melakukan antisipasi dan penjajakan jaringan teroris, tidak berhenti sampai di penangkapan Selasa pekan lalu.
"Ya ketika terdeteksi ada teroris langsung kami tangkap. Kami tetap siap dan siaga," tegasnya.
Untuk wilayah perbatasan, pihak terus melakukan langkah-langkah antisipasi wilayah perbatasan engan pola deteksi sedangkan untuk penempatan personil disesuaikan dengan situasi yang ada.
"Hingga saat ini pelintas perbatasan masih relatif aman, situasinya stabil," tandasnya.
Tribunmanado.co.id mengutip dari Tribunnews dari hasil pengembangan pihak kepolisian, diketahui dua orang terduga teroris di Bitung RH dan M ini akan bergabung dengan kelompok yang di Poso.
Keduanya merupakan anak buah SL yang hendak bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso.
SL sendiri sebelumnya melarikan diri setelah diketahui menjadi aktor atau dalang dalam penggerak sel teroris ketika kerusuhan terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Pada pemberitaan Rabu (9/5/2018), yang dikutip Tribunmanado.co.id dari Kompas.com, Selasa (07/05/2019), Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan bahwa pada saat itu narapidana terorisme telah mengusai seluruh blok yang ada di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, tak terkecuali blok tempat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ditahan.
Menurut Setyo, napi terorisme menguasai enam blok tahanan terletak di dalam tiga gedung.
"Satu rutan ada enam blok, sekarang semua sudah dikuasai," ujar Setyo saat memberikan keterangan di Markas Korps Sabhara Baharkam, Depok, Rabu (9/5/2018).
"Gedung A, B, C itu sudah dikuasai semua, memang semua tahanan itu ada di situ semua. Satu kompleks ada 6 blok," ucap Setyo saat ditanya soal tempat Ahok ditahan.
Setyo menuturkan pihaknya belum bisa memastikan kondisi tahanan yang lain. Sebab, polisi kesulitan untuk masuk ke area rutan yang dikuasi oleh penyandera.
Ia juga belum bisa memastikan jumlah napi teroris yang menjadi pihak penyandera. Namun, kata Setyo, ada sekitar 30 sampai 40 orang yang pertama kali melakukan provokasi kericuhan dan membobol teralis besi tahanan di gedung C.
Kelompok tersebut kemudian menguasai seluruh area Rutan Mako Brimob.
"Sekitar 30 sampai 40 orang dari kelompok yang keras. Artinya mereka yang awalnya melakukan provokasi," kata Setyo.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal mengungkapkan bahwa terdapat korban jiwa dalam insiden keributan antara narapidana terorisme dan beberapa polisi di Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, pada Selasa (8/5/2018) malam.
Baca: Rencana & Keterlibatan Terduga Teroris di Sulawesi Utara, Diringkus Densus 88 Antiteror Polri Bitung
Baca: 8 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88, 2 Orang Terduga Diamankan di Bitung Sulawesi Utara
Baca: Puasa Dalam Ketakutan Teror Chistchurch , Berikut Hak Khusus Muslim di Selandia Baru Pada Ramadan

Setelah isiden itu, SL yang merupakan dalang dari kerusuhan di Mako Brimob itu kemudian melarikan diri ke Papua untuk melakukan latihan dan membentuk sel teroris baru.
Dari sana, SL membagi dua kelompoknya.
Pertama untuk menuju Bekasi dan kedua untuk bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso.
"Kemudian mereka lari ke Papua, membentuk sel di Papua, mereka membentuk 2 sel. Pertama menuju ke Bekasi, kemudian kelompok kedua akan bergabung ke Poso," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019).

SL diketahui sebagai pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung.
Kelompok yang dipimpin SL merupakan jaringan terstruktur dan gerakannya sudah termonitor sejak 2014.
Kelompok SL ini berbaiat kepada Pimpinan JAD Indonesia, Oman Abdurrahman
SL pun terlibat dalam sejumlah aksi terorisme yang terjadi di Indonesia.
Pada 2017, SL mengikuti pertemuan di Lamongan untuk melancarkan aksi di Jakarta khususnya terkait peristiwa bom Thamrin.
Kemudian, peran dari AN dan MC dalam kelompok tersebut adalah menyembunyikan SL.
Sementara 3 terduga teroris lain MI, IF alias Samuel, dan T merupakan anggota JAD yang dipimpina SL
IF alias Samuel diketahui memiliki kemampuan merakit bom yang lebih senior," kata dia.
Dalam penyergapan tersebut, T tewas saat dilakukan penangkapan.
Dedi mengatakan yang bersangkutan sempat diberikan tembakan terukur lantaran melawan dan akan melempar bom saat akan ditangkap.
"Adapun pelaku terakhir adalah T yang ditangkap Densus. (T) Melakukan perlawanan dengan melempar bom, sehingga dilakukan (tindakan tegas) melumpuhkan yang bersangkutan. Yang bersangkutan tertembak dan bomnya meledak," kata Dedi.

Terungkap Niat Para Terduga Teroris
Kelompok terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, Tegal, dan Bitung diketahui hendak memanfaatkan momentum unjuk rasa di Jakarta dalam melakukan aksi terornya.
"Ketika di Jakarta ini ada unjuk rasa dan mengarah pada tindakan anarkis, chaos, nah ini merupakan momentum bagi yang bersangkutan untuk melakukan serangan aksi bom bunuh diri atau melakukan aksi terorisme. Sehingga bisa menjadi pemantik bagi kelompok lainnya untuk melakukan hal yang sama," ujar Dedi, Senin (6/5/2019).
"Apabila ada kejadian semacam people power itu sebagai sarana bagi kelompok itu untuk langsung melaksanakan aksi terorismenya dan ini berbahaya," imbuhnya.
Selain itu, ia mengatakan kelompok pimpinan SL jugat akan melakukan penyerangan terhadap Pos Polisi di Jatiasih.
Bahkan, pihak teroris telah menggambar dan merencanakan aksinya.
Jenderal bintang satu tersebut menegaskan jika pemanfaatan momentum itu adalah untuk membuat suatu kegaduhan yang lebih luas secara masif. Dengan harapan, emosi masyarakat akan terpengaruh akibat serangan tersebut.
Karenanya, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan Densus 88 Antiteror dan Satgas Antiterorisme dan Radikalisme akan terus memonitor secara intensif pergerakan kelompok tersebut.
"Demikian juga kita juga mewaspadai sleeping-sleeping sel yang tidak terstruktur yang akan melakukan aksi-aksi terorisme," katanya. (Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro/Fin/Crz)
#2 Terduga Teroris Ditangkap di Bitung, Terungkap Niatnya: People Power Sarana Aksi Bom Bunuh Diri
Tonton dan subscribe channnel Tribun Manado:
Follow Instagram Tribun Manado: