Ramadan
Berikut Penjelasan Soal Memahami Hilal dan Metode Rukyah, Penanda Awal Bulan Ramadhan
Sore tadi Kementerian Agama (Kemenag) melakukan pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan 2019/ 1440 H di sejumlah lokasi Indonesia.
"Jadi, rukyat bulan sabit siang hari bukan hilal penentu awal bulan. Bulan sabit yang pasti sebagai bulan sabit awal bulan (hilal) hanyalah yang teramati setelah maghrib," jelasnya.
Dia menambahkan, jika bulan sabit dapat diamati pada siang hari, belum tentu juga akan terlihat hilal setelah maghrib.
Penjelasan tidak berhasilnya rukyat pada saat maghrib, walau siang harinya terlihat adalah sebagai berikut:
Pengamatan hilal adalah masalah kontras antara bulan sabit dan cahaya latar depan. Pada saat pukul 13:00 cahaya bulan sabit masih kalah dari cahaya langit biru. Bagi mata, cahaya bulan sabit dan cahaya langit sama-sama terangnya, sehingga bulan sabit tidak terlihat.
Ketika bulan (dan matahari) makin rendah sekitar pukul 14:40 sampai 17:10, langit tampak agak pucat, masih biru tetapi lebih putih. Bulan sabit pun sebenarnya mengalami peredupan ke arah panjang gelombang kuning-merah, tetapi intensitas hamburan cahaya langit berkurang.
Saat itulah kontras bulan sabit meningkat (bulan sabit terlihat lebih terang dari cahaya langit) sehingga bulan sabit terlihat.
"Ketika matahari menjelang terbenam sampai terbenam, cahaya bulan sabit melalui atmosfer yang lebih tebal, warnanya makin kuning-merah, sementara atmosfer pun mulai menghamburkan cahaya kuning-merah. Kontras cahaya bulan sabit menurun lagi, alias bulan sabit kalah terang dibandingkan cahaya langit. Akibatnya bulan sabit tidak terlihat," jelas dia. (Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)
Baca: Tahanan di UEA Dibiarkan Meninggal di Penjara Padahal Kena Kanker Payudara
Baca: Kabar Baik, WhatsApp, Instagram dan Messenger Akan Bisa Mengirim Pesan Lintas Platform
Baca: 7 Tahanan Kabur di Palembang Sudah Ditangkap, 23 Lainnya Buron