KPU Tomohon Sampai Pagi Hari Adakan Pleno, Lasut: Berkorban Demi NKRI
Suara ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tomohon Haryanto Lasut terdengar parau, Kamis (2/5/2019) dini hari
Penulis: | Editor: Chintya Rantung
KPU Tomohon Sampai Pagi Hari Adakan Pleno, Lasut: Berkorban Demi NKRI
Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON- Suara ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tomohon Haryanto Lasut terdengar parau, Kamis (2/5/2019) dini hari. Ia tetap berbicara dengan suara sambil berkelakar untuk membakar semangat.
Betapa tidak, mereka berusaha bertahan di Hotel Wise, Tomohon selama dua hari dua malam untuk menyelesaikan pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil pemilu 2019 di Kota Tomohon.
Baca: 40 Caleg yang Diprediksi Bakal Duduki Kursi DPRD Manado, Umumnya Wajah Baru
Di hari pertama ada istirahat malam karena Lasut tak ingin memaksakan pleno Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Ia tidak ingin anggota PPK jatuh sakit.
Pada saat rekapitulasi oleh KPU Kota kemarin kali ini semua tidak istirahat. Mereka hanya mengaso sedikit di setiap sesi.
Selebihnya, waktu hampir habis dengan pleno. Usai membaca hasil, mereka menunggu lama untuk print hasil.
Setelah itu tanda tangan dibubuhkan komisioner dan saksi di form-form akhir. Itu juga membutuhkan waktu yang lama.
Para komisioner jarang meninggalkan meja pleno. Komisioner bidang data Albertien Pijoh yang paling setia di meja itu.
"Harus berjaga. Ini data," katanya yang paling akhir keluar dari ruang pleno setelah pleno dibuat.
Baca: Inilah Unggahan Facebook Bupati Talaud Sri Wahyumi 4 Jam Sebelum Ditangkap KPK
Yang kelihatan berusaha segar ialah Lasut, Robby Goliot dan Stenly Kowaas. Jacobus Wowor kelihatan berusaha keras menahan kantuk.
Yang kelihatan bekerja pula para staf. Mereka keluar paling akhir bersama Pijoh.
Lasut mengatakan ini merupakan pengorbanan.
"Ini demi NKRI dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai pulau Rote. Dari Tinoor sampai Lahendong. Dari Kumelembuai sampai Tara-Tara," katanya.
Ia mengatakan semua dibuat dengan profesionalitas. Semua dibuat dengan transparansi.
"Mohon maaf jika ada kesalahan," katanya. (David Manewus)
