Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Tomohon

Eman Jadi Irup Upacara Hardiknas di Tomohon, Bersama SAS dan Pejabat Pakai Baju Adat Minahasa

Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Kota Tomohon dibuat Stadion Babe Palar Walian Tomohon.

Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/DAVID MANEWUS
Eman Jadi Irup Upacara Hardiknas di Tomohon, Bersama SAS dan Pejabat Pakai Baju Adat Minahasa 

Eman Jadi Irup Upacara Hardiknas di Tomohon, Bersama SAS dan Pejabat Pakai Baju Adat Minahasa

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Kota Tomohon dibuat Stadion Babe Palar Walian Tomohon, Sulawesi Utara.

Yang menjadi inspektur upacara ialah Walikota Tomohon Jimmy Eman.

Eman memimpin upacara dengan pakaian adat Minahasa.

Begitu pula dengan wakil walikota Tomohon Syerli Adeline Sompotan yang memakai kebaya Minahasa.

Para pejabat juga demikian. Mereka kompak memakai pakaian adat.

Eman membacakan pidato menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia dalam upacara.

"Sebagaimana kita ketahui, tanggal 2 Mei diambil dari hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Tokoh pahlawan nasional sekaligus Bapak Pendidikan Nasional. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih memberi kedudukan yang mulia kepada beliau dan para pahlawan, khususnya para pejuang pendidikan yang telah mendahului kita. Amin," katanya.

Ia mengatakan semua juga bersyukur, bangsa Indonesia baru saja berhasil melewati tahap puncak perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak, tanggal 17 April 2019 yang lalu. Kini prosesnya masih berlanjut menuju penentuan akhir tanggal 22 mei 2019.

"Dilihat dari sudut pandang pendidikan, di dalam Pemilihan Umum harus terjadi proses pembelajaran bagi setiap warga negara. Proses belajar pada hakikatnya adalah momentum terjadinya perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan," ujarnya.

Ia mengatakan dalam hal ini semakin dewasa dalam berdemokrasi.

Perlu kita ketahui bersama bahwa terbentuknya warga negara yang demokratis merupakan tujuan pendidikan nasional kita. Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 13: menyebutkan “Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Adalah hal yang lumrah, dalam kontestasi demokrasi selalu meninggalkan jejak-jejak residual yang bisa menimbulkan keretakan bahkan perpecahan. Dalam momentum seperti ini tanggung jawab nasional semua dipertaruhkan. Tanggung jawab untuk selalu menjaga aset vital bangsa yang tak ternilai harganya, yaitu semangat kerukunan, persaudaraan, dan persatuan.

"Bapak dan ibu serta saudara sebangsa dan setanah air, Selama empat tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo-Yusuf Kalla lebih difokuskan pada pembangunan infrastruktur atau prasarana. Pembangunan prasarana transportasi darat, laut maupun udara. Mulai jalan tol hingga jalan pedesaan, pelabuhan, dan lapangan terbang. Di samping infrastruktur komunikasi, infrastruktur pengairan untuk memenuhi kebutuhan air dan irigasi serta infrastruktur energi. Kecukupan infrastruktur adalah merupakan prasyarat untuk menjadi negara maju. Tidak ada satupun negara maju tanpa didukung infrastruktur yang cukup. Dalam hal infrastruktur ini, sebagaimana dinyatakan oleh Presiden Jokowi, Indonesia baru memiliki sekitar 39 persen dari yang seharusnya. Walaupun demikian, alhamdulillah, pembangunan infrastruktur dalam empat tahun terakhir ini kian dirasakan manfaatnya," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved