Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Basuki Hadimuljono Nilai Pemerintah Butuh 40 Ribu Hektare Bangun Ibu Kota Baru

Basuki Hadimuljono menilai pemerintah membutuhkan lahan hingga 40 ribu hektare untuk membangun ibu kota baru.

Editor: Rhendi Umar
ISTIMEWA
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai pemerintah membutuhkan lahan hingga 40 ribu hektare untuk membangun ibu kota baru.

Menurut Basuki, rapat terbatas tindak lanjut rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta belum sampai membahas soal pembangunan infrastruktur.

Tetapi jika Aparatur Sipil Negara (ASN) dipindahkan semuanya atau sekitar 1,5 juta penduduk maka butuh lahan sampai 40 ribu hektare.

"Kalau ASN pindah sebagian atau sekitar 879 ribu penduduk, maka butuh lahannya sampai 30 ribu hektare," ucap Basuki di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019).

Basuki belum dapat mengungkapkan lokasi tepat pembangunan ibu kota baru tersebut.

Namun, wilayah tersebut memiliki kriteria di luar daerah cincin api, terdapat sumber air, ada pelabuhan, dan lainnya.

"Lokasinya harus aman. Sulawesi dibilang Pak Jusuf Kalla (wapres), kalau mau dipusatkan Mamuju, Pare-Pare tapi itu ring of fire. Paling aman Kalimantan," tutur Basuki.

Sementara terakit biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan ibu kota baru, kata Basuki, diperkirakan mencapai Rp 466 triliun untuk lahan mencapai 40 ribu hektare dan jika hanya dibutuhkan 30 ribu hektare, maka biayanya sekitar Rp 322 triliun.

"Proyeksinya dengan bangun ulang, pemukiman, area pemerintahan, dan sebagainya. Kalau dulu saya ngobrol dengan presiden, 4 tahun sampai 5 tahun sampai pembangunan selesai," ujarnya.

Baca: Relawan IT BPN Sebut Temukan 9.440 Kesalahan Input Data ke Dalam Situng KPU

Tiga alternatif

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan tiga alternatif terkait lokasi pemindahan ibu kota dari luar Jakarta. 

Menurut Bambang, ibu kota negara di Jakarta sudah tidak mendukung lagi, mengingat banyaknya problem dari kemacetan, banjir, penurunan tanah, hingga ketersediaan air. 

"Kita semua juga harus mengakui saat ini problem kemacetan itu sangat parah. Kerugian ekonomi akibat kemacetan saja sekarang sudah mendekati Rp 100 triliun per tahun. Selain itu daya dukung lingkungan Jakarta sudah tidak baik," kata Bambang seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2019).

Oleh sebab itu, Bambang mengajukan tiga pilihan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk lokasi ibu kota.

Baca: Hasil PSU di Bolsel , Ada Pergeseran Suara Caleg DPRD Kabupaten

Jika dipaksakan tetap di Jakarta, maka dibuatkan wilayah khusus untuk pemerintahan. 

"Alternatif pertama tetap di Jakarta, tetapi daerah seputaran Istana dan Monas ini dibuat khusus untuk kantor-kantor pemerintahan, kementerian, lembaga yang sehingga seluruh kawasan pemerintahan berada di satu tempat dan itu menciptakan efisiensi di dalam tugas koordinasi pemerintah," paparnya.

Alternatif kedua, kata Bambang, pusat pemerintahannya pindah ke luar Jakarta dengan raidus kira-kira 50 kilo meter sampai 70 km.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara pada acara Boston University Asian Alumni Festival 2018 di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2018). Acara ini membahas Investing in Indonesia Perspectives from regulators and business, Developing Creative Economy dan Creating Social Impact through Social Enterprises. Tribunnews/Jeprima
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara pada acara Boston University Asian Alumni Festival 2018 di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2018). Acara ini membahas Investing in Indonesia Perspectives from regulators and business, Developing Creative Economy dan Creating Social Impact through Social Enterprises. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Opsi ini cukup menarik, tetapi arahan Presiden jangan hanya bicara mengenai Jakarta tetapi secara menyeluruh Pulau Jawa. 

"Jadi intinya, kalau kita hanya memindahkan masih di Pulau Jawa, apalagi hanya di seputaran Jakarta, ini juga tidak mengurangi beban dari Pulau Jawa dan tidak membuat pembangunan kita lebih Indonesia sentris tapi lebih memperkuat Pulau Jawanya," ujar Bambang. 

Baca: Pria Ini Jerat Leher Istrinya Pakai Tali hingga Tewas, Alasannya Sering Dicaci Maki

Sementara pilihan ketiga yaitu, memindahkan Ibu Kota ke luar Pulau Jawa, khususnya mengarah ke kawasan Timur Indonesia dan Presiden menyetujuinya. 

"Dalam rapat tadi diputuskan, presiden memilih alternatif ketiga. Ini barangkali salah satu putusan penting yang dilahirkan hari ini dan tentunya akan dilanjutkan dengan ratas berikutnya yang akan bicara lebih tehnis, bicara design, dan bicara mengenai masterplan dari kota itu sendiri," kata Bambang. 

TONTON JUGA:

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menteri PUPR Sebut Butuh Lahan 40 Ribu Hektare untuk Bangun Ibu Kota Baru

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved