Video
(VIDEO) Viral Siswi SMP Klungkung Bali Berkelahi, Warga Sebut Bukan Baru Pertama
Video berdurasi 2 menit 56 detik menampilkan aksi kekerasan yang melibatkan dua remaja putri.
"Pihak sekolah sedang ke rumah anak yang diduga terlibat di video tersebut, nanti dibina pihak sekolah," ungkap Kadis Pendidikan Klungkung, Dewa Gede Darmawan,
Sekira pukul 11.00 Wita, Jumat (26/4/2019), I Dewa Gede Dharmawan melakukan mediasi dan pembinaan bersama pihak sekolah.
Kedua pelajar beserta orangtuanya datang ke sekolah.
Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak sepakat berdamai.
Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP Mirza Gunawan menjelaskan, sesuai keterangan pelaku, pemicu perkelahian itu karena tersinggung.
"Remaja yang terlibat perkelahian ini bersahabat," jelas Mirza Gunawan, Jumat (27/4/2019)
Masalah bermula saat keduanya sepakat untuk tidak masuk sekolah.
Namun satu di antaranya justru masuk sekolah sehingga disebut pengkhianat. Mereka pun saling ejek hingga menantang untuk duel.
"Lalu terjadilah perkelahian itu. Tadi kedua belah pihak dan orangtuanya sudah ke sekolah untuk dimediasi," jelas Mirza Gunawan.
Dulu Menjadi Korban
Menurut Pikolog Ida Ayu Saraswati Indrahani, secara mental, anak-anak atau remaja yang menjadi pelaku tindak kekerasan biasanya dulu menjadi korban.
"Jadi dia mendapatkan kekerasan baik yang dilihat secara visual atau yang dia rasakan secara langsung atau menonton," ujar Ayu Saraswati saat ditemui di Dian Selaras Konsultan Psikologi, Jalan Tukad Gangga IV No. 12 Panjer, Denpasar, Bali, Jumat (26/4/2019).
Dikatakannya, emosi anak dan remaja umumnya masih labil.
Hal itu yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu tanpa dipikir secara matang dahulu.
"Jadi dia berusaha mencari perhatian di luar atau melampiaskan yang dia rasakan itu di luar atau kepada teman-temannya. Bisa juga dia ingin menunjukkan rasa kehebatannya," kata Ayu Saraswati.