Said Iqbal Temui Jokowi: Ini yang Dibicarakan
Sejumlah pimpinan organisasi buruh menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/4).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah pimpinan organisasi buruh menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/4). Di antara mereka adalah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, yang sebelumnya menjadi pendukung capres Prabowo Subianto selaku lawan Jokowi dalam Pilpres 2014 hingga 2019.
Selain Said Iqbal, turut hadir dalam pertemuan yakni Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia KSBSI) Mudhofir Khamid, Presiden KPBI Ilhamsyah, Presiden Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Syaiful Bahri Anshori dan Presiden Konfederasi Serikat Nusantara (KSN) Muchtar Guntur.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tertutup itu.
Andi Gani dapat memaklumi jika kehadiran Said Iqbal dalam pertemuan itu menarik perhatian banyak pihak mengingat dia menjadi pendukung lawan Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019. "Presiden KSPI Said Iqbal dikenal sangat dekat dengan Prabowo Subianto yang menjadi kompetitor Jokowi saat Pilpres," ujar Andi Gani.
Menurutnya, justru kehadiran Said Iqbal dalam pertemuan tersebut menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik. Pun demikian dirinya dan Mudhofir Khamid yang sedari awal mendukung Jokowi. Ia meyakinkan pimpinan organisasi dapat menempatkan diri saat pilpres dan pelaksanaan tugas organisasi.
"Tapi Said Iqbal mendukung Prabowo, tapi kami tetap bersama berjuang untuk kesejahteraan buruh Indonesia dan meninggalkan kepentingan politik," paparnya.
Andi menjelaskan, dalam pertemuan tersebut tidak membahas hal terkait pilpres. Pertemuan para pimpinan organisasi buruh dengan kepala negara untuk membahas masalah-masalah perburuhan di Tanah Air.
Di antaranya pimpinan organisasi buruh mengusulkan kepada Presiden Jokwoi untuk dilakukan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 78/2015 tentang Pengupahan. Selain itu, dibahas tentang perlindungan buruh migran dan pembentukan desk pidana perburuan di kepolisian.
Kemudian mengusulkan fasilitas penitipan anak untuk buruh wanita di tempat kerja dan persoalan krusial lainnya yang dihadapi pekerja Indonesia.
"Presiden Jokowi merespon baik masukan-masukan dari presiden-presiden buruh Indonesia dan dalam waktu dekat akan membentuk tim bersama revisi PP 78 yang diisi pimpinan buruh, pengusaha dan pemerintah untuk merumuskan PP 78 yang adil untuk semua pihak," tuturnya.
Selain membahas isu perburuhan di Indonesia, Jokowi dan para pimpinan organisasi buruh membahas peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada Rabu, 1 Mei 2019 mendatang. Andi meyakini kondisi keamanan pada hari tersebut kondusif.
Moeldoko mengungkapkan pertemuan tertutup itu, Presiden Jokowi lebih banyak mendengarkan aspirasi dari para pimpinan organisasi buruh. Dan pertemuan berlangsung dalam, suasana akrab kendari Said Iqbal bersama organiasi buruh yang dipimpinnya merupakan pendukung dari Prabowo Subianto.
Meski Said Iqbal tidak mendukung Jokowi dalam Pilpres 2014 maupun 2019, kata Moeldoko, pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit sejak pukul 10.30 WIB berlangsung baik dan penuh keakraban.
"Ada tujuh orang semuanya bicara dan presiden sangat mendengarkan, enggak ada suasana yang tegang-tegang. Yang jelas ada suasana baru," paparnya.
Ia mengungkapkan Presiden Jokowi pun menyetujui adanya peninjauan kembali hingga dilakukannya revisi terhadap PP Nomor 78/2015 tentang Pengupahan. "Intinya bagaimana buruh tidak ada yang dirugikan, tapi di sisi lain ada juga kepastian bagi pengusaha agar tidak dirugikan. Pemerintah mencari keseimbangan yang dinamis soal itu," ujar Moeldoko.
"Substansinya presiden memerintahkan Menaker untuk segera memikirkan hal ini. Dipikirkan dengan berbagai pihak, dari sisi pemerintah, sisi buruh dan sisi pengusaha bagaimana," sambungnya.
Sementara itu, Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin, Usman Kasonng, meyakini pertemuan antara Said Iqbal dengan Presiden Jokowi bukan merupakan signal pengalihan dukungan.
Sepengetahuannya, pertemuan tersebut sebatas membahas perihal jelang peringatan Hari Buruh. "Saya tidak tahu ya (Said berbalik dukung Jokowi-Ma'ruf). Tapi menurut saya ini (Pembahasan) Mayday, sebentar lagi hari buruh, jangan-jangan konteks nya cuma itu. Jadi soal kesejahteraan. Kalau menurut saya enggak ke arah sana," ujarnya.
Usman menambahkan, pertemuan antara Jokowi dengan Presiden KSPI itu dalam rangka bersilaturahmi dan menjalin komunikasi saja. "Pak Jokowi adalah presiden semua, dan yang mendukung dia itu rakyatnya dia. Ya, Pak Jokowi harus menerima harus mengajak. Saya kira bukan dukungan. Sekali lagi untuk menjalin komunikasi dan silaturahim dengan masyarakat," ujarnya.
Emoh Tinggalkan Prabowo
Iqbal menegaskan, pertemuannya dengan Presiden Jokowi tak berhubungan dengan pilpres. "Ini adalah pertemuan biasa antara pemimpin serikat buruh dengan presiden, untuk membicarakan masalah perburuhan," kata Iqbal dalam siaran pers yang disampaikan Ketua Departemen dan Komunikasi KSPI Kahar S. Cahyono, Jumat malam.
Iqbal mengakui pertemuan itu bisa menimbulkan banyak spekulasi karena ia dan organisasinya mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Terlebih tahapan pilpres belum benar-benar selesai meski hasil hitung sementara KPU dan hitung cepat sejumlah lembaga menunjukkan keunggulan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.
Iqbal mengakui, selama ini kerap mengkritik pemerintahan Jokowi. Namun, ia menegaskan berbagai kritiknya terkait masalah buruh bukan berarti ia membenci sosok capres petahana itu.
Iqbal menegaskan, kritiknya selama ini adalah bentuk tanggungjawab sekaligus tugasnya sebagai pemimpin serikat buruh dalam melakukan kontrol sosial terhadap kekuasaan. "Saya tidak akan pernah membiarkan kebencian terhadap pribadi merasuk di dalam diri saya. Kritik yang kita sampaikan murni terkait dengan kebijakan," kata Iqbal. "Tujuan yang utama adalah kesejahteraan kaum buruh," tegasnya.
Said Iqbal juga memastikan KSPI hingga saat ini tetap menjadi pendukung Prabowo-Sandi. Deklarasi KSPI untuk Prabowo sebelumnya sudah ditegaskan pada aksi May Day 2018. Prabowo juga sempat diundang dalam acara dukungan yang diberikan KSPI.
"Kami masih mendukung (Prabowo) dan May Day ini isu yang diangkat KSPI 'Kesejahteraan Buruh dan Demokrasi Jujur Adil'. Kami masih mendukung Prabowo-Sandi," tandasnya. (tribun network/sen/kompas.com/coz)