PPN Dukung Kementan dan FAO Terapkan Biosecurity 3-Zona dan Perangi AMR
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Petelur Nasional/PPN menyatakan dukungan kuat kepada Kementan dan FAO dalam menerapkan aturan-aturan bio
Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Chintya Rantung
PPN Dukung Kementan dan FAO Terapkan Biosecurity 3-Zona dan Perangi AMR
Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Petelur Nasional/PPN menyatakan dukungan kuat kepada Kementan dan FAO dalam menerapkan aturan-aturan biosecurity yang lebih baik untuk mengatasi penyakit dan memerangi AMR pada seluruh peternakan ayam petelur di Indonesia.
Pernyataan tersebut dikemukakan ke publik saat acara Musyawarah Nasional (Munas) PPN ke-2 Kamis (25/4/2019) di Solo Jawa Tengah.
Baca: Heboh Penemuan Mayat di Bawah Jembatan Kuning Ring Road Dua Manado, Diduga Korban Kecelakaan
Dengan dukungan dari Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika Serikat/United States Agency for International Development (USAID), FAO Emergency Center for Transboundary Animal Diseases (ECTAD) Perserikatan Bangsa Bangsa dan peternak ayam petelur telah membuktikan bahwa intervensi biosecurity terbukti efektif dan murah dalam mencegah ancaman bibit penyakit, khususnya virus flu burung/Avian Influenza (AI) di peternakan ayam.
Hasil kajian FAO ECTAD menyimpulkan bahwa implementasi biosecurity 3-zona secara rutin dan konsisten di peternakan ayam petelur secara signifikan menurunkan penggunaan antibiotik sebesar 40% dan penurunan penggunaan desinfektan sebesar 30%.
“Biosecurity 3-zona yang rutin dan konsisten menjadi standar dasar di peternakan ayam petelur untuk menghasilkan produksi telur yang stabil dan aman dikonsumsi masyarakat,” ujar James McGrane, FAO ECTAD Team Leader, dalam rilis yang diterima tribunmanado.co.id.
William Slater, Direktur Kesehatan USAID menguatkan pernyataan James: “Dari perspektif pencegahan penyakit, penerapan biosecurity 3-zona yang ketat di peternakan ayam adalah garis pertahanan pertama melawan ancaman yang terus-menerus dari wabah flu burung dan kerugian ekonomi.”
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. Ketut Diarmita, yang hadir dalam Munas PPN kedua menegaskan: “Diperlukan data perunggasan yang valid seperti data peternak, data populasi, dan data produksi agar pemerintah dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah perunggasan khususnya pada ayam petelur.”
Sementara itu, Ketua Presidium PPN, Yudianto Yogiarso, mengatakan: “PPN sejak tahun 2009 telah bekerjasama dengan FAO ECTAD Indonesia untuk promosi implementasi biosecurity 3-zona dan melakukan pembinaan kepada peternak di seluruh Indonesia.”
Munas PPN tahun ini mengangkat tema "Asosiasi Kuat Peternak Hebat Dalam Menyongsong Era Industri 4.0"
Baca: Cawapres 02 Sandiaga Uno: Saya Meyakini Bahwa Pemilu Ini Jujur dan Adil
Tentang Biosecurity 3-Zona
Model biosecurity 3-zona membagi peternakan ayam menjadi tiga bagian terpisah menurut risiko biosecurity; dari area luar yang berisiko tinggi (zona merah), hingga area layanan dengan risiko menengah (zona kuning), hingga ke zona hijau yang bersih dan akses terbatas yaitu tempat ayam bertelur.
Akses dari zona merah ke zona kuning memerlukan mandi dan penggantian pakaian dan alas kaki yang lengkap, sementara akses lebih jauh ke dalam zona hijau memerlukan penggantian alas kaki kedua untuk mempertahankan standar biosecurity.
Baca: Viral Facebook, Siswa Hilang di Manado Dihubungkan Penemuan Mayat di Jembatan Kuning Ring Road Dua
Tentang AMR