Update Mayat Tanpa Kepala
Sepulang dari Malaysia, Berperilaku AS Seperti Perempuan
AS sering berperilaku seperti perempuan. Bahkan, warga beberapa kali melihat AS berdandan seperti perempuan saat berada di rumah.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Satu dari dua tersangka pembunuh guru honorer asal Mojoroto, Kota Kediri, AS (34) , pernah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Sepulang menjadi TKI, AS membuka usaha sendiri berjualan nasi goreng. Dia menyewa lahan untuk berjualan di wilayah Sambi, Kabupaten Kediri.
"Dia pulang dari merantau di Malaysia baru sekitar dua tahunan ini. Lalu buka usaha sendiri," kata Ketua RT 2 RW 1 Dusun/Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Hadi, Jumat (12/4/2019).
Hadi mengatakan, AS memang asli warga Desa Mangunan. Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tapi, orangtuanya sudah bercerai.
Orangtua laki-laki AS tinggal di Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Sedangkan ibunya tinggal di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Dua saudara AS tinggal bersama ayahnya di Ringinrejo, Kabupaten Kediri. AS awal juga ikut tinggal di rumah ayahnya di Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Belakangan, setelah pulang dari Malaysia, AS tinggal bersama ibunya di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Ibu AS juga merantau menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia.
Ibunya juga baru pulang ke Blitar. Saat ibunya berada di Malaysia, AS biasa tinggal di rumah ibunya sendiri.
"Kalau AS, orangnya biasa-biasa saja di lingkungan, tidak ada yang menonjol. Saya juga kaget ada kabar ini," ujarnya.
Perilaku Berubah Sepulang dari Malaysia. Informasi yang dihimpun di sekitar rumah orang tua AS, warga menyebutkan perilaku AS berubah sejak pulang merantau dari Malaysia.
AS sering berperilaku seperti perempuan. Bahkan, warga beberapa kali melihat AS berdandan seperti perempuan saat berada di rumah.
"Warga sering melihat ada orang berdandan perempuan di rumah itu. Ternyata yang berdandan seperti perempuan ya AS itu," kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga itu menyebutkan pemuda di lingkungan pernah hendak menggerebek rumah orangtua AS.
Sebab, warga curiga sering ada orang berdandan perempuan dan beberapa pria di rumah itu