Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Mayat Tanpa Kepala

Koper yang Dipakai untuk Menyimpan Mayat Budi Hartanto Tenyata Milik Ibu Pelaku, Begini Alibinya

Kepada sang ibu, Aris memberikan sebuah pengakuan soal koper yang dipakainya untuk menyimpan potongan tubuh korban.

Editor: Indry Panigoro
Tribun style
Proses evakuasi jenazah Budi Hartanto (28), guru honorer warga Jl Taman Melati, Mojoroto, Kota Kediri. Korban sehari-hari mengajar di salah satu SD di Kota Kediri. () 

Koper yang Dipakai untuk Menyimpan Mayat Budi Hartanto Tenyata Milik Ibu Pelaku, Begini Alibinya

TRIBUNMANADO.CO.ID - Polisi berhasil meringkus dua tersangka pembunuhan guru honorer, Budi Hartanto

Kedua tersangka diketahui bernama Aris Sugianto (AS) dan Ajis Prakoso (AP).

Keduanya ditangkap pada Kamis (11/04/2019).

Usai memotong tubuh korban, Ajis dan Aris memasukkan potongan tubuh Budi ke dalam koper.

Mereka memakai koper milik ibunda Aris untuk menyimpan potongan tubuh korban.

Kepada sang ibu, Aris memberikan sebuah pengakuan soal koper yang dipakainya untuk menyimpan potongan tubuh korban.

Ibunda Aris yang berinisial N ini pun menceritakan jika sang anak mengaku menjual koper miliknya.

Aris mengaku kepada sang ibu, N, telah menjual koper tersebut seharga Rp 200 ribu.

Aris mengatakan pada sang ibu jika uang hasil penjualan koper dia gunakan untuk menambah modal.

N pun menjelaskan kronologi saat Aris membuat pengakuan sudah menjual koper miliknya.

Baca: Fakta Lain Pembunuh Budi Hartanto: Gaya Gemulai, TKP Mutilasi Korban di Warkop Rental

Baca: Mengungkap Motif Pelaku Pembunuh Budi Hartanto, dari Perilaku Melambai hingga Punya Hubungan Spesial

Baca: Kronologi Ditemukan Potongan Kepala Budi Hartanto, Dituntun Pelaku ke Lokasi & Didalam Plastik

Aris Sugianto pembunuh guru honorer Budi Hartanto.
Aris Sugianto pembunuh guru honorer Budi Hartanto. (Dok PMJ)

Melansir dari Surya Malang, N yang baru pulang salat subuh dari masjid langsung dihampiri oleh Aris.

Aris langsung meminta maaf padanya karena sudah menjual koper milik sang ibu seharga Rp 200 ribu.

"Waktu itu, saya baru pulang salat subuh dari masjid. Dia tiba-tiba langsung minta maaf ke saya.

Dia bilang, mak, saya minta maaf, kopere kula sade, payu Rp 200.000 (bu, saya minta maaf, kopernya saya jual, laku Rp 200.000. (Uangnya) saya buat tambahan modal," kata N menirukan ucapan AS, seperti yang TribunStyle.com kutip dari Surya Malang.

Halaman
12
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved