Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berbeda Lokasi Hampir 3.000 Km, Manusia Purba Filipina dan Hobbit Flores Masih Berkerabat

Berbeda lokasi hampir 3.000 kilometer, kedua moyang spesies manusia ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan.

Editor:
Cannathis
Ilustrasi manusia hobit Flores. 

Para ahli kemudian mempertanyakan apakah hobbit Flores dengan berat hanya 25 kilogram itu merupakan manusia Jawa (Homo erectus) atau spesies baru bernama Homo floresiensis.

Studi selanjutnya yang dipublikasikan ilmuwan Australia National University (ANU) dan dipublikasikan di Journal of Human Evolution edisi April 2017 mengungkap bahwa Hobbit bukan hasil evolusi manusia Jawa (Homo erectus).

"Kami menemukan, jika Anda berusaha menghubungkannya dan melihat kekerabatannya, Anda akan mendapatkan hasil yang tak mendukung hipotesis.

"Semua tes menyatakan tidak pas," kata Debbie Argue dari Sekolah Arkeologi dan Antropologi ANU yang menganalisis tengkorak, rahang, gigi, kaki, lengan, dan bahu manusia Flores.

Argue berkata, rahang Hobbit lebih primitif dibanding Homo erectus.

Dengan adanya studi itu, Hobbit resmi dinyatakan sebagai spesies jenis baru, bukan kerabat Homo erectus dan bukan Homo sapiens yang mengalami kelainan.

Fachroel Aziz, profesor paleontologi dari Pusat Survei Geologi (PSG) Bandung dalam wawancara dengan Kompas.com (9/6/2016) mengatakan bahwa Hobbit Flores memiliki volume otak yang lebih kecil dibanding manusia modern.

"Meski hanya memiliki volume otak kurang dari 1.000 cc atau lebih kecil ketimbang manusia modern (sekitar 1,450 cc), mereka (Hobbit) mampu berorganisasi dan melewati beragam rintangan di kawasan tempat tinggal mereka," kata Aziz.

Homo luzonensis

Saat para ahli menemukan spesies manusia baru di goa Callao bagian utara pulau Luzon, mereka menemukan tulang belulang yang diduga berasal dari tiga individu berbeda.

Salah satu individu diduga berasal dari 67.000 tahun silam dan termuda berusia 50.000 tahun.

Dalam temuan ini para ahli menemukan 13 bagian tulang belulang yang meliputi gigi, tulang tangan dan kaki, serta tulang paha.

Saat tulang kaki diamati, ahli menemukan Homo luzonensis memiliki tulang jari dan jari kaki melengkung. Ciri fisik seperti menunjukkan, aktivitas pendakian adalah kegiatan penting bagi mereka.

Hal seperti ini dalam kasus tertentu agaknya juga ditemukan pada sejumlah Australopithecus.

Berkat ditemukannya Homo luzonensis dan dibandingkan dengan Homo floresiensis, ahli menyadari bahwa evolusi manusia jauh lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya.

Asia mungkin masih menyimpan banyak kejutan tentang asal usul moyang kita.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Manusia Purba Filipina Masih Kerabat Hobbit Flores, Ini Ciri Keduanya"

 
Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved