KPK
Kehilangan Satu Mata, Penyidik KPK Novel Baswedan: Intinya Mau Teror Apa Pun Saya Enggak Akan Takut
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku tidak takut menghadapi teror.
Polri pernah mengeluarkan surat tugas pada 8 Januari 2019 silam dan ditandatangani oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian, untuk membentuk tim khusus mengusut kasus penyerangan yang dialami Novel Baswedan.
Pembentukan tim khusus melalui surat tugas itu untuk menindaklanjuti rekomendasi tim Komnas HAM dalam penuntasan kasus Novel Baswedan.
Tim khusus itu terdiri dari 65 orang dari berbagai unsur, di antaranya pakar, internal KPK, dan kepolisian.
Novel Baswedan juga meminta kontestan Pilpres 2019 memiliki komitmen memberantas korupsi.
Novel Baswedan menganggap momen Pilpres 2019 adalah waktu yang tepat bagi masing-masing kontestan, untuk menunjukkan komitmen tersebut.
“Saya mengajak semua masyarakat elemen bangsa untuk mendesak Bapak Presiden, untuk mendesak kepada masing-masing calon presiden, untuk menyampaikan komitmen, menyampaikan janjinya terkait upaya pemberantasan korupsi ke depan mau seperti apa,” beber Novel Baswedan.
Novel Baswedan menambahkan, Presiden terpilih nantinya harus memprioritaskan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
Sebab, agar menjadi negara maju, pemerintah harus memikirkan proses penegakan hukum dan pemberantasan korupsi berjalan baik.
“Tidak pernah ada negara mana pun yang penegakan hukumnya bermasalah dan negara itu maju. Yang ada, kalau penegakan hukum bermasalah, pemberantasan korupsinya mundur, pasti negara itu tidak maju,” ulasnya.
Novel Baswedan menambahkan, apabila hal itu bisa terwujud, maka tugas KPK memberantas korupsi akan berjalan maksimal, dan tidak ada lagi teror seperti yang dialami dirinya pada 2017 silam, berupa penyiraman air keras.
Pilpres 2019 diikuti dua pasang calon, yakni pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Maruf Amin, serta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan Baswedan terjadi pada dua tahun silam, yakni pada 11 April 2017.
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tidak dikenal, seusai menunaikan salat subuh di Masjid Al Ihsan yang berada tidak jauh dari rumahnya.