Berita Heboh
Gadis 15 Tahun Ini Pernah Jadi Korban Trafficking Hingga Terlibat Pembunuhan
Gadis berusia 15 tahun berinisial B, yang menjadi tersangka kasus pembunuhan di Kota Malang ternyata binaan Dinsos Kota Malang
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gadis berusia 15 tahun berinisial B, yang menjadi tersangka kasus pembunuhan di Kota Malang ternyata binaan Dinsos Kota Malang.
Sejak 2013, B sudah dibina oleh Dinsos Kota Malang.
Sekretaris Dinas Sosial Kota Malang, Pipih Tri Astuti menjelaskan, B dulunya adalah seorang anak jalanan.
Kemudian direhab oleh Dinsos Kota Malang.
Bahkan pernah tinggal dua tahun di UPT Dinsos yang ada di Pasuruan.
Pipih pun merasa terpukul mendengar kabar kalau B terlibat dalam kasus kriminal yang saat ini tengah ditangani oleh Polres Malang Kota.
“Sebenarnya kami sudah berusaha,” kata Pipih saat ditemui di tempat kerjanya, Jumat (5/4/2019).
Dinsos Kota Malang juga telah memberikan pelatihan-pelatihan yang mengarah pada kewirausahaan.
Harapannya, agar B bisa mandiri secara ekonomi.
Selain itu, juga ada penampingan oleh psikolog.
Pendampingan psikolog ini diharapkan agar anak-anak mengubah pola pikir mereka agar tidak kembali lagi ke jalanan. '
Namun tampaknya upaya itu masih belum berhasil jika melihat kasus yang dilakukan oleh B.
Kata Pipih, B kembali lagi ke jalan setelah selama kurang lebih tiga tahun mendapatkan pendampingan.
Menurut Pipih, dibutuhkan peran keluarga dan lingkungan agar anak betul-betul bisa berkembang dengan baik.
“Tapi kembali lagi, kami ini hanya bertugas melakukan rehab. Hal terpenting adalah peran keluarga serta lingkungan. Dulu B ini anak jalanan, dan kami dampingi. Tapi kemudian kembali lagi ke asal,” terang Pipih.
Sementara orangtuanya B, berada di kawasan Kabupaten Malang.
Kata Pipih, kedua orangtuanya sudah tidak sanggup lagi mengayomi B.
Hingga saat ini, Dinsos Kota Malang mengelola sampai 500-an anak.
Kebanyakan mereka adalah anak-anak yang putus sekolah dan menjadi anak jalanan.
Agar peristiwa seperti B tidak menimpa anak-anak lainnya, Pipih mengajak agar para keluarga memberikan kepedualian.
Pun lingkungan sekitar yang katanya sangat berperan besar membentuk karakter anak.
“Jika hanya dibebankan pada Dinsos tidak bisa. Kami keterbatasan anggaran dan SDM. Selain anjal, ada hal lain yang kami pikirkan. Jadi memang peran keluarga, lingkungan serta masyarakat sangat penting,” katanya.
Ajeng Rahayu Prastiwi, seorang petugas Dinsos Kota Malang yang mendampingi kasus B nampak terpukul mengetahui B menjadi tersangka kasus pembunuhan.
Padahal, kata Ajeng, selama ini dirinya telah berbuat banyak agar B bisa berubah.
“Sejujurnya saya nelangsa sekali. Kunjungan ke rumah sudah. Bimbingan psikologis dan sosial sudah. Tapi masih saja ada sela hal negatif,” ungkap Ajeng.
Dijelaskan lebih jauh oleh Ajeng, B dulunya pernah menjadi vokalis di tempat rehabilitasi Dinsos Kota Malang.
Namun kemudian keluar karena mendapat iming-iming kerja.
Ternyata, iming-iming kerja yang datang ke B adalah jebakan.
Ia pun menjadi korban traficking. B menjadi pemandu tempat karaokean di Tretes, Kabupaten Pasuruan.
Hingga suatu ketika terkena razia oleh Dinsos Kabupaten Pasuruan.
“Januari lalu dia menjadi korban traficking. Dua minggu di sana,” ujar Ajeng.
Ajeng akan mendampingi B selama proses hukum berlangsung.
Rencananya, pekan depan B akan disidangkan di pengadilan.
Sekadar informasi, Polres Malang Kota mengamankan tujuh pelaku kasus pembunuhan Suyono (34).
Sementara satu tersangka masih DPO. Empat di antaranya masih di bawah umur sementara tiga yang lain sudah dewasa.
Masing-masing tersangka yang dibawa dalam rilis pada Kamis (4/4/2019) itu berinisial AW (21) perempuan, warga Arjowinangun, SW (20) warga Bumiayu, dan ADY (23) warga Buring.
Sementara yang masih di bawah umur berinisial I (17), warga Arjowinangun, D (17) warga Ampeldento, B (15) perempuan warga Sukun, dan K (15) warga Teluk Grajakan Kota Malang.
Sedangkan inisial Q (18) warga Muharto kini statusnya masih DPO
Wakapolres Malang Kota Kompol Bambang Christanto Utomo menjelaskan, motif peristiwa ini adalah dendam.
Suyono diduga kuat menjebak keluarga salah satu pelaku hingga akhirnya ditangkap polisi.
Akhirnya direncanakanlah pembalasan.
Kejadian awal ketika itu AW dan B menjemput Suyono di Cafe Union yang terletak di Jalan Pajajaran, Kota Malang pada pukul 02:00 WIB, Minggu (2/4/2019).
Setelah itu, mereka berboncengan tiga langsung menuju ke Pasar Gadang.
Di Pasar Gadang, kelima pelaku lainnya yakni SW, ADY, I, D,Q dan K telah menunggu.
Ketika Suyono tiba, mereka langsung memukuli korban berkali-kali.
ADY menusuk bagian perut korban. Korban sempat lari untuk menyelamatkan diri.
Namun naas, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Tusukan itu yang menyebabkan korban tewas.
ADY menusuk Suyono dengan pisau sepanjang 40 centimeter. Pisau sudah disiapkan sejak awal.
Setelah berhasil menusuk, pisau tersebut dilempar ke sungai di bawah jembatan.
"Korban sempat berlari ke arah jembatan pada saat dikeroyok, hingga menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia," ujar Bambang.
Polisi dapat menangkap para pelaku setelah kejadian itu terekam CCTV.
Dari hasil olah gambar CCTV itu polisi dengan cepat mengidentifikasi para pelaku dan mengamankannya.
TAUTAN AWAL: http://surabaya.tribunnews.com/2019/04/06/kisah-gadis-15-tahun-asal-malang-pernah-jadi-korban-trafficking-hingga-terjerat-kasus-pembunuhan?page=all
Penulis: Benni Indo
Editor: Titis Jati Permata
Follow juga akun instagram tribunmanado
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube tribunmanadoTV
#Gadis 15 Tahun Ini Pernah Jadi Korban Trafficking Hingga Terlibat Pembunuhan