Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bukan Digital, KPU Pastikan Penghitungan Suara secara Manual

Ketua KPU Arief Budiman merasa heran karena masih ada yang percaya rekapitulasi suara dilakukan secara daring.

Editor:
KOMPAS.com/AJI YK PUTRA
Ketua KPU RI Arief Budiman saat berada di Palembang, dalam acara pelantikan komisioner KPU se Kabupaten/kota Sumatera Selatan, Senin (7/1/2019) 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menegaskan, rekapitulasi suara pada Pemilu 2019 dilakukan secara manual, bukan digital.

Hal tersebut disampaikan Arief menanggapi hoaks setting-an server KPU yang dituding bakal memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Arief merasa heran karena masih ada yang percaya rekapitulasi suara dilakukan secara daring.

"Kami sudah berkali-kali menyampaikan kepada publik bahwa desain pemilu kita sebagaimana dituangkan dalam undang-undang, rekapitulasi itu kan dilakukan secara manual.

"Yang formal itu, yang resmi yang akan menjadi dokumen resmi penetapan hasil pemilu," ujar Arief saat ditemui di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Sabtu (6/4/2019).

Ia mengatakan, penghitungan suara dilakukan secara manual dan berjenjang mulai dari Tempat Pemungutan Suara (TPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), KPU kota dan kabupaten, KPU provinsi, hingga ke pusat.

Hasil penghitungan di masing-masing jenjang akan ditulis dalam berita acara dan dibawa ke jenjang selanjutnya hingga ke pusat. Penghitungan pada setiap jenjang diawasi oleh pengawas.

Arief menyebutkan, penggunaan teknologi informasi bukan untuk merekapitulasi suara, tetapi untuk mempercepat proses penyebaran informasi dan kontrol bagi KPU dan peserta pemilu.

Melalui teknologi informasi, KPU akan dengan segera mengunggah rekapitulasi suara yang masuk secara daring.

Oleh karena itu, jika terjadi penyelewengan berita acara oleh petugas KPU di daerah, masyarakat bisa mengetahuinya karena data rekapitulasi terunggah.

"Lalu (rekapitulasi digital) bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan. Misalnya keamanan.

"Bagaimana harus menyikapi kalau selisihnya itu kecil sekali di semua daerah. Bagaimana harus menyikapi kalau yang A menang, yang B kalah di sebuah daerah.

"Jadi strategi pengamanan itu bagaimana, dan juga untuk mempercepat informasi-informasi kepada masyarakat dan untuk mengontrol agar kualitas hasil proses penyelenggarana pemilu ini baik," lanjut Arief.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa server KPU di Singapura sudah men-setting kemenangan salah satu pasangan capres-cawapres.

Kabar tersebut beredar melalui Facebook, Twitter, hingga Instagram.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved