Berita Tomohon
Pakai Kasula Merah Muda di Kakaskasen, Pastor Piet Kuatkan Anak Sulung: Kepunyaan-Ku Kepunyaanmu
Hari ini, Minggu (31/03/2019) gereja Katolik merayakan Minggu Laetare (sukacita).
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
Pakai Kasula Merah Muda di Kakaskasen, Pastor Piet Kuatkan Anak Sulung: kepunyaan-Ku kepunyaanmu
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Hari ini, Minggu (31/03/2019) gereja Katolik merayakan Minggu Laetare (sukacita).
Pastor Petrus Tinangon yang memimpin di gereja Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen memakai kasula Merah Muda.
Pastor Piet sapaan akrabnya mengatakan kata Laetare diambil dari antifon pembuka minggu prapaskah ini.
"Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu. (Lætare Ierusalem: et conventum facite omnes qui diligitis eam: gaudete cum lætitia, qui in tristitia fuistis: ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestræ).
"Kita diajak untuk bersukacita karena Paskah makin dekat, supaya tidak terlalu sedih. Maka warna liturgi hari ini Merah Muda," katanya.
Dalam renungan, ia mengatakan bacaan Injil yang sama dibacakan di seluruh dunia hari ini bercerita tentang "Anak Yang Hilang".
Cerita anak yang hilang menginspirasi banyak drama, novel bahkan lagu.
"Ada inspirasi sisi manusiawi. Manusia bisa jatuh dan gampang jatuh, bisa membuat keputusan bodoh tapi bangun lagi," ujarnya.
Dalam inspirasi Injil, banyak manusia tidak selalu menjadi korban. Ada juga yang sok pintar, malu mengakui kebodohan.
Ia mengatakan keputusan yang sang Bapa sebagai gambaran Allah yang baik mendapat penolakan anak sulung.
Anak sulung menjadi gambaran banyak dari manusia yang berkelakuan baik juga loyal tapi tanpa pujian. Anak sulung gambaran orang yang setia melayani tapi kemudian mereka "anak bungsu" yang kacau dan datang tiba-tiba mudah sekali mendapatkan yang mereka inginkan.
"Itu mirip istri, suami, pembantu yang bekerja keras tapi dianggap biasa-biasa saja. Juga karyawan datang tepat waktu, guru yang sabar mengajar, polisi yang bertugas di panas terik tapi dianggap biasa-biasa saja," ujarnya.
Ia mengatakan dalam arti tertentu bapa, anak sulung dan anak bungsu berdosa.
Anak sulung berdosa hanya karena tidak memahami belas kasih sebagai anugerah.
"Allah menguasai keadaan. Bagi anak sulung Tuhan punya jawaban 'Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu'," katanya.
(Tribun Manado/David Manewus)
BERITA POPULER:
Baca: 5 Fakta Jadwal Kedatangan Jokowi ke Manado: Lewat Terminal Penumpang hingga Hormati Minggu Sengsara
Baca: Kancil Ciduk Istri Berbuat Dosa dengan Pria Lain, Emosi Cemburu Buta di Kebun Karet
Baca: Detik-detik Pasangan Gay Meraung-raung Kena Gancet, Videonya Viral
TONTON JUGA: