Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bikin Lawan Ketakutan, Katyusha Senjata Mematikan Uni Sovyet di PD II

Saat roket ini meluncur, prajurit Jerman sangat takut dengan hantaman Katyusha karena menyebarkan serpihan logam ke berbagai arah.

Editor:
Historynet
Katyusha meluncurkan roket 

Kekuatan tembakan salvo (tembakan serentak) itu sebanding dengan 70 senjata artileri berat yang digabungkan secara bersamaan.

Keunggulan lain, BM-13 bisa bergerak dan berpindah dengan cepat di antara titik-titik tembak sesuai keinginan "user". Semua pergerakan ini menyebabkannya sulit dilacak.

Rudal Katyusha juga dirancang untuk meninggalkan jejak sekecil mungkin. Karena itu, musuh tidak mungkin mengidentifikasi lokasi dan melakukan serangan balik.

Sejak 1942, rudal dipasang di atas truk Studebaker buatan Amerika Serikat yang diterima Uni Soviet sebagai bagian dari program pinjam atau sewa.

Kuat dan cepat, truk itu betul-betul pasangan yang ideal untuk Katyusha.

Asal nama
Katyusha pada dasarnya merupakan judul lagu yang populer di Uni Soviet ketika itu.

Lagu itu menceritakan kerinduan seorang gadis kepada pacarnya yang harus mengikuti wajib militer untuk menjaga perbatasan.

Salah satu teori mengatakan, suara yang dihasilkan senjata ini ketika meluncurkan roket sama dengan nada lagu tersebut.

Selain itu, pada bingkai mesin juga terdapat tulisan huruf "K" merupakan simbol bahwa senjata itu diproduksi oleh pabrik Komintern di Voronezh.

Bagi Jerman, suara proyektil yang melesat dari mulut Katyusa di siang bolong amat menakutkan, karena saat menghantam sasaran peluru Katyusha menyebarkan serpihan logam ke berbagai arah.

Karena penasaran, Jerman mencoba merebut senjata tersebut. Komandan Nazi Otto Skorzeny mampu merebut satu Katyusha. Namun, Jerman tak pernah berhasil meniru senjata itu.

Mereka menyebut bahwa bagian yang gagal dikembangkan Jerman adalah bubuk khusus dalam rudal Soviet.

Bubuk itu tak meninggalkan jejak dan membuat rudal mampu terbang secara stabil dan lebih jauh.

Jerman mempunyai peluncur roketnya sendiri, yaitu Nebelwerfer, mortir enam barel.

Senjata itu tidak dapat menembakkan rudal sebanyak Katyusha (biasanya 16), tidak bergerak, memiliki jangkauan lebih pendek, dan setelah penembakan meninggalkan jejak panjang di langit sehingga membocorkan lokasi penembakan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Katyusha, Senjata Paling Mematikan Milik Uni Soviet Saat Perang Dunia II", https://internasional.kompas.com/read/2019/03/30/17332591/katyusha-senjata-paling-mematikan-milik-uni-soviet-saat-perang-dunia-ii.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved