Prosesi Pembukaan, Tahbisan dan Salam KGM PGI Memakai Budaya Minahasa
Konferensi Gereja dan Masyarakat Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dibuka dengan ibadah pembukaan oleh Ketua Sinode GMIM Pendeta Hein Arina
Penulis: | Editor: David_Kusuma
Prosesi Pembukaan, Tahbisan dan Salam KGM PGI Memakai Budaya Minahasa
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Konferensi Gereja dan Masyarakat Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dibuka dengan ibadah pembukaan oleh Ketua Sinode Gereja Masehi Injilli Minahasa (GMIM) Pendeta Hein Arina.
Kegiatan dibuka dengan Tari Maengket.
Selanjutnya prosesi pembukaan di mulai dari pintu depan convention center Sultan Raja Hotel. Di bagian depan tampak seorang gadis dengan baju adat Minahasa membawa lilin.
Di belakangnya tampak pembawa salib. Kemudian ada pembawa Alkitab. Juga ada pembawa palu juga ubi.
Baca: Peserta Konferensi Gereja Akrab: PGI Ajak Jemaat Pilih Pemimpin Baik
Baca: PGI Gelar Konferensi Sulut, Sekdaprov Yakin Beri Dampak Positif
Baca: Konferensi Gereja dan Masyarakat PGI di Manado, Ini Harapan dari Sekum GMIM
Tetengkoren kemudian dibunyikan tiga kali. Lilin, salib, Alkitab, palu dan tempat ubi diletakkan di altar.
Lilin dalam doa Arina ialah simbol Sang Terang. Salib simbol Sang Penebus, Alkitab simbol Sang Hikmat, Palu simbol Sang Adil, Ubi simbol Sang Roti Kehidupan.
"Inilah kelimpahan yang dianugerahkan Allah Trinitas kepada dunia. Anugerah yang hadir dalam ragam corak, bentuk, dan rupa. Marilah menghadap kepada-Nya dengan sorak-sorai," kata Arina dalam doa yang dijawab peserta
"Kami datang menyembah-Mu ya Allah, Sang Anugerah!"
Tahbisan dan salam dinyanyikan secara responsoris NNBT nomor 51 Pertolongan Kita dengan gaya Minahasa.