Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hasil Survei Litbang Kompas, Yunarto: yang Ngerasa Naik, Jagoan Anda Masih Kalah Dua Digit

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait hasil Survei Litbang Kompas yang rilis pada Rabu (20/3/2019).

Editor: Rhendi Umar
kompas.com
Yunarto Wijaya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait hasil Survei Litbang Kompas yang rilis pada Rabu (20/3/2019).

Hal tersebut seperti tampak dalam unggahan di akun Twitter Yunarto, @yunartowijaya, Rabu.

Melalui kicauannya itu, Yunarto berfokus pada tanggapan Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) terkait hasil survei.

Sementara untuk pihak yang merasa bahwa bahwa elektabilitas kandidat pilihannya naik dan yakin akan menang, Yunarto mengingkatkan selisih antara kedua kandidat yang masih dua digit.

BERITA TERPOPULER: Heboh Video Perkelahian Siswa di Manado, Berikut 3 Video Pelajar Berkelahi di Sulut yang Viral 2019

Selain itu, waktu kampanye juga hanya tinggal 1 bulan lagi.

"Buat yg ngerasa jagoannya bahaya berdasar survei litbang @hariankompas ya kerja lbh giat, bukan cari2 kesalahan survei..

Buat yg ngerasa jagoannya naik di survei kompas n bakal menang, jagoan anda itu masih kalah dua digit n waktu hanya 1 bulan... Ayo ilmiah dikit," tulis Yunarto.

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait hasil Survei Litbang Kompas yang rilis pada Rabu (20/3/2019).
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait hasil Survei Litbang Kompas yang rilis pada Rabu (20/3/2019). (Twitter @yunartowijaya)

Sementara itu diberitakan Kompas.com, Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily menyebutkan, hasil survei dari Litbang Kompas menjadi cambuk untuk timnya dapat meningkatkan elektabilitas pasangan 01 itu.

"Dengan hasil survei Litbang Kompas ini tentu semakin melecut kami untuk bekerja secara sungguh-sungguh dalam memenangkan pasangan kami," kata Ace, Rabu (20/3/2019).

Ace memaparkan, hasil survei ini menjadi peringatakan bagi TKN untuk memaksimalkan kampanye sebelum hari pencoblosan.

"Apa pun hasilnya, survei ini bagi kami tetap sebagai alert bagi kita untuk terus memacu menggerakkan semua elemen tim pemenangan," kata Ace.

Meski hasilnya kurang menguntungkan Jokowi-Ma'ruf, Ace menuturkan, TKN tetap menghargainya.

TKN tak ingin bersikap apriori terhadap hasil survei lembaga mana pun.

Diketahui, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi hanya 11,8 persen.

Meski begitu, Ace menilai selisih tersebut merupakan angka yang besar.

"Selisih 11,8 persen dalam hitungan statistik merupakan angka yang signifikan. Memerlukan effort dan upaya yang luar biasa untuk dapat mengejar selisih itu," ujar Ace.

Ace meyakini. suara Jokowi-Ma'ruf akan lebih dulu naik seandainya Prabowo-Sandi berusaha mengejar ketertinggalan mereka.

Di sisi lain, Koodinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) Dahnil Simanjuntak meyakini bahwa Jokowi-Ma'ruf akan kalah jika elektabilitasnya sudah berada di bawah 50 persen.

"Tren tafsir statistik elektoral, bila petahana ada di angka di bawah 50 persen dipastikan petahana kalah," ujar Dahnil, Rabu (20/3/2019), seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas.com.

Baca: Viral 18 Foto Diduga Syahrini dengan Pria Indo dan Bule, dari Pelukan hingga Ciuman di Atas Ranjang

Baca: TERUNGKAP Video Viral Perkelahian Siswa adalah Pelajar SMKN 2 Manado, Ini Penjelasan Kepala Sekolah

Diberitakan TribunWow.com sebelumnya, survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019 menunjukkan penurunan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Diketahui elektabilitas Jokowi-Ma'ruf turun 3,4 persen dari 52,6 persen di bulan Oktober 2018 menjadi 49,2 persen pada Maret 2019.

Sementara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami kenaikan elektabilitas 4,7 persen.

Hasil survei menunjukkan selisih yang semakin sempit, yaitu menjadi 11,8 persen.

Diketahui, survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen. (TribunWow.com/Ananda)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved