News
Andi Arief Lontarkan Tudingan Terhadap Pemerintah Lewat Akun Twitternya
Mantan Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, kembali melontarkan tudingan kepada pemerintah.
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menyebut kegaiatan apel pemerintah desa itu kampanye terselubung untuk memenangkan Joko Widodo (Jokowi).
Riza mengatakan anggapan itu wajar muncul karena acara tersebut dilaksanakan jelang Pemilu 2019.
"Menjelang pilpres, menteri, lembaga, dan presiden banyak melakukan kegiatan yang kami sebut sebagai kampanye terselubung termasuk acara di GBK (Gelora Bung Karno) itu," ujarnya saat ditemui di Kantor Seknas Prabowo Sandi, Menteng, Jakarta, Selasa.
"Kami berharap pemerintah bijak agar tidak menggunakan kekuasaan dan wewenang.
Mengapa acara seperti itu tidak dilaksanakan jauh jauh hari sebelum kampanye? Mengapa dilakukan saat masuk tahun politik? Mengapa semua program pemerintah mendekati 17 April 2019 (hari pencoblosan)?" imbuhnya.
Riza pun mengimbau pemerintah agar melaksanakan kegiatan seperti itu setelah hari pencoblosan.
"Mengapa tidak setelah pencoblosan, silakan 20 atau 30 April, supaya kita menilai pemerintah jujur dan tak ada maksud terselubung," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, mantan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief membahas acara Apel Kepala Desa (Kades) atau Pemerintahan Desa Se-Indonesia.
Pantauan TribunJakarta.com Andi Arief mengunggah tangkapan layar undangan apel pemerintahan desa se-Indonesia yang direncanakan akan diadakan pada 30 Maret 2019.
Andi Arief menuliskan bahwa apel itu menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Hal tersebut dikatakan Andi Arief di media sosial, Twitternya, pada Selasa (19/3/2019).
Andi Arief mengatakan pada 30 Maret 2019 seluruh kepala desa di Indonesia wajib menghadiri acara tersebut yang diadakan di Stadion Gelora Bung Karno.
Selain itu, Andi Arief menuding kepala desa yang hadir di acara tersebut akan dipaksa memberikan gelar Bapak Pembangunan Desa kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Andi Arief juga menuliskan anggaran dana yang digunakan merupakan anggaran dari setiap desa sebesar Rp 3 juta.
Pada tangkapan undangan yang diunggah juga menuliskan bahwa anggaran dana sebesar Rp 3 juta akan digunakan untuk biaya akomodasi, penginapan konsumsi dan tempat penyelenggaraan acara.
Anggaran sebesar Rp 3 juta itu diperuntukan bagi satu orang peserta yang datang.
Pada tulisannya Andi Arief terlihat menyayangkan sebuah acara yang memakan dana negara begitu besar.