Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan Orang Tua

Seorang Anak Bunuh Ibu Kandung di Manggarai Timur, Kejadian Bermula karena Pelaku Merasa Tersinggung

Kasus dugaan pembunuhan atas Benedita Sl yang dilakukan anak kandung, Vinsensius Moyo di Desa Benteng Wunis Kecamatan Poco Ranaka Timur.

Editor: Frandi Piring
dok Polsek Manggarai/Pos Kupang
Polisi bersama Tersangka Pembunuhan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus dugaan pembunuhan atas Benedita Sl yang dilakukan anak kandung, Vinsensius Moyo di Desa Benteng Wunis Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mulai terungkap misterinya.

Kades Benteng Wunis, Yosep Hamanto Praktikno yang dihubungi POS-KUPANG.COM per-telepon dari Ruteng, Senin (18/3/2019) pagi, menjelaskan, pelaku adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Di kampung pelaku sering disuruh warga panjat pinang.   

 “Pelaku hanya lulus SMP saja.Setelah itu tidak mau sekolah lagi.Di rumah pelaku tinggal bersama bapak dan mamanya. Mereka tujuh bersaudara. Saudara-saudara ada di Bali dan tinggal di kampung. Setiap pelaku sehat. Tetapi mau bilang sehat juga kami bingung karena sering linglung. Kadan nyanyi sendiri tapi ia sehat,” kata Yosep.

Ia menjelaskan, kejadian pelaku membunuh ibunya terjadi dini hari pukul 01.30 wita, Minggu (17/3/2019). Yang mana malam itu pelaku tidur bersama dua keponakan di rumah mereka.

 “Menurut kakaknya Lasarus kepada saya malam itu pelaku tidur bersama anaknya Lasarus. Tiba-tiba pelaku terbangun dari tidurnya karena pantat dipukul salah satu keponakannya.

Pelaku bangun lalu teriak ada kucing dan anjing. Pelaku melihat dua keponakan yang tidur bersama seperti kucing dan anjing. Mendengar  teriakan itu sang Lasarus melalu pergi membawa anak-anaknya ke rumah tetangga agar menghindari teriakan pelaku.

Pelaku lalu menuju ke kamar mamanya. Mamanya yang sedang tidur di tarik keluar rumah. Setelah itu pelaku menarik mamanya ke rumah Lasarus,sang kakak. Di dalam rumah Lasarus itu pelaku lalu menghabisi nyawa ibunya. Saat kejadian, Lasarus yang mau mendobrak pintu dari luar tidak bisa. Pelaku mengunci dari dalam. Lasarus lalu memanggil tetangga tak tidak bisa membuka pintu. Lasarus sempat mendengar tiga kali teriakan inunya minta tolong dari dalam rumah,” kata Yosep.

Setelah beberapa jam di dalam rumah, ujar Yosep, Lasarus dan warga sempat mendengar pelaku memukul sesuatu dari dalam rumah. Bahkan pelaku sempat menyanyi kalau sudah menang DPR.

“Kemungkinan setelah menghabisi nyawa ibu pelaku sempat menanyi kalau kita sudah menang DPR. Pelaku pun ada memukul sesuatu yang didengar Lasarus dan tetangga,” papar Yosep.

Sang kakak, Lasarus yang mau masuk ke rumah, ujar Yosep, merasa takut. Pasalnya, Lasarus takut dirinya ikut dibunuh oleh adiknya.

“Lasarus lalu bersama tetangga menunggu sambil membujuk pelaku keluar dari dalam rumah. Lasarus dan tetangga membujuh pelaku memakai rokok. Pelaku yang keluar rumah langsung diikat. Memang ia sempat melawan dan bertanya kenapa ia diikat tapi Lasarus bersama warga tetap mengikat tangannuya.

Begitu tanganya terikat pelaku lalu dibawa ke rumah tetangga. Lasarus dan warga begitu masuk ke dalam rumah sudah melihat nyawa ibunya tidak bisa diselamatkan. Kepalanya hancur pak.Pelaku pukul sampai ibunya meninggal dunia,” tutur Yosep.

 Ia mengisahkan, usai mengikat pelaku warga pun menjagaya di rumah tetangga agar pelaku tidak lari dan melarikan diri.

 “Saya dan warga sempat tanya tapi pelaku tidak jawab kenapa ia membunuh ibunya. Pelaku malah santai dan sempat keluar kata ‘Kasih mati orang ini. Bahkan pelaku bilang ia memukul kucing besar dan sudah mati. Pelaku seperti kerasutan setan karena ia bilang ada yang menyuruhnya membunuh,” ungkap Yosep.

 Yosep mengaku keluarga besar pun tidak tahu motif pelaku membunuhnya.

 “Pelaku hanya bilang kalau ia sudah pukul kucing besar. Ia pun tidak tahu kalau yang dipukul adalah ibunya. Malah kami bilang yang kau pukul itu ibunya pelaku bilang ia pukul kucing besar. Terus terang anak ini kadang sehat kadang juga linglung,” kata Yosep.

Baca: Bahaya Campurkan Susu Dengan Makanan Lain, Ini Penjelasannya Nomor 5 Sering di Konsumsi

Baca: Komentar Fahri Hamzah atas Penampilan Sandiaga Uno, Jurus Pamungkas Berupa Kartu EKTP

rumah - tkp
rumah - tkp (dok Polsek Manggarai/Pos Kupang)

Kronologi Lengkap Anak 19 Tahun Tega Bunuh Ibu Kandung di Manggarai NTT Korban Dibacok Hingga Tewas

Kapolres Manggarai,AKBP Cliffry Steiny Lapian, SIK telah memerintahkan Unit ReskrimPolres Manggarai dibawah pimpinan Ipda Toni Ndapa, KBO Reskrim Polres Manggarai ke lokasi TKP kasus anak bunuh ibu kandung.

Yang mana aparat Polres Manggarai yang diterjunkan akan melakukan olah TKP, memeriksa saksi dan membawa pelaku pembunuhan ke Polres Manggarai guna diperiksa.

“Saya sudah perintahkan anggota ke lokasi guna melakukan tindakan hukum,” kata Kapolres Cliff yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

 Ia menjelaskan, polisi akan bekerja agar usai ke lokasi guna melakukan tindakan penyelidikan dan olah TKP.

 Ia menegaskan, laporan ke Polres Manggarai sudah ada.

Yang mana ada laporan dari Kades Benteng Wunis kepada anggota Bhabinkamtibmas Desa Bangka Pau, Kecamatan Poco Ranaka.

“Laporan dari Kades Benteng Wunis ada kasus pembunuhan.

Anggota kami sudah sampaikan ke Polres Manggarai dan tim akan ke lokasi,” ujar Kapolres Cliff.

Camat Poco Ranaka Timur, Alez Kantar telah meminta Kades Benteng Wunis agar menunggu kedatangan Tim Polres Manggarai yang sedang menuju ke Desa Benteng Wunis.

Camat Alex meminta warga tetap tenang dan menyerahkan kasusnya kepada polisi.

Selain itu, pelaku yang sedang diamankan di rumah kades jangan ada tindakan main hakim sendiri.

“Laporan dari kades pelaku bernama Hendrikus Moyo (19) sudah diamankan di rumah di rumahnya.

Kades masih menunggu aparatPolres Manggarai untuk menyerahkan pelaku agar dibawa ke Ruteng,” kata Camat Alex dihubungi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

Baca: Budiman Sudjatmiko Berkomentar pada Hasil Debat Cawapres, Ulama Bertenaga, Pebasket Berretorika

Baca: 5 Fakta Banjir Bandang di Jayapura, Pengungsi Capai 4.273 Orang hingga Tugas Jokowi Perbaiki Hulu

Sebelumnya, kasus pembunuhan kembali terjadi di KabupatenManggarai Timur (Matim).

Kali ini, seorang anak bernama Hendrikus Moyo (19) tega membunuh ibu kandungnya bernama Benedita Sil (55).

Hendrikus membunuh ibunya di rumah mereka di Kampung Golo Wunis, Desa Benteng Wunis, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Sabtu (16/3/2019) malam.

Diduga pelaku membunuh sang ibu dengan parang. Yang mana korban dibacok hingga tewas di rumahnya.

“Benar ada kasus pembunuhan di Benteng Wunis. Kades Benteng Wunis sudah lapor ke saya. Pelaku sudah diamankan di rumah kades,” kata Camat Poco Ranaka Timur, Alex Kantar yang dihubungiPOS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

Ia menjelaskan, korban yang dibunuh Hendrikus adalah ibu kandungnya.

Sedangkan pelaku adalah anak kandungnya.

Pelaku Masih Bungkam

Kepala Desa Benteng Wunis yang melaporkan adanya tindak pidanaanak bunuh ibu kandung kepada Camat Poco Ranaka Timur, Alex Kantar mengaku pelaku Hendirkus Moyo (19) belum membeberkan alasan kenapa dirinya membunuh ibunya Benedita Sil.

"Kades sudah saya tanya kenapa pelaku bisa berbuat seperti itu kepada ibunya.

Namun kades sudah sampaikan kalau pelaku masih bungkam dan tidak mau bicara kenapa ia tega membunuhnya.

Kades sampaikan kalau kejadiannya di rumah mereka.

Ilustrasi Pembunuhan (JITET)
Pelaku menggunakan parang lalu melakukan perbuatan tersebut kepada ibunya," kata Camat Alex yang dihubungi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

Ia menjelaskan, kades pun tidak mengetahui peristiwa dugaan pembunuhan tersebut terjadi tapi kejadiannya malam hari, Sabtu (16/3/2019).

"Kades pun sudah sampaikan ke saya kalau kejadiannya tidak diketahui jam berapa. Akan tetapi pelaku melakukan perbuatan tersebut, Sabtu (16/3/2019) malam.

Pelaku pun sudah diamankan di rumah kades agar tidak ada tindakan main hakim dari warga," ujar Camat Alex.

Sebelumnya kejadian yang sama juga pernha terjadi baru-baru ini.

JPDS (16) ditangkap pihak Kepolisian Sektor Belu usai melakukan pembunuhan secara brutal dengan cara menikam enam orang warga. 

Salah satu korban yang ditikam JPDS (16) adalah ibu kandungnya sendiri, Filomina Dos Santos (52) hingga tewas.

Kejadian tersebut terjadi di RT 17/RW 05 Dusun Lesepu, Kelurahan Manumutin, Kabupaten Belu, Kamis (28/2/2019) sekitar pukul 15.30 Wita.

Berikut POS-KUPANG.COM uraikan kronologi lengkap dan fakta-fakta kasus anak bunuh ibu kandung di Belu, Atambua.

1. Tersinggung

Berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, korban mengaku tersinggung saat ditegur oleh keluarganya.

Seorang saksi, Gabriel Buru Bara (61) mengatakan, orangtua pelaku dan keluarga yang lain sedang menghadiri acara keluarga salah satu rumah warga.

Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing melalu Kasat ReskrimPolres Belu, AKP Ardyan Yudo Setiantono S.H, S.IK mengatakan hal itu kepada POS-KUPANG.COM, saat dikonfirmasi, Jumat (1/3/2019).

Menurut Ardyan, keterangan awal dari pelaku mengatakan, dia tersinggung saat ditegur oleh keluarganya sehingga ia melakukan tindakan brutal menikam ibu kandung dan kelurga yang lainnya.

"Pelaku tersinggung saat ditegur oleh kelurganya maka dari itu dia emosi," kata Ardyan.

2. Usai tikam ibu kandungnya, JPDS juga tikam lima orang lainnya

Selain menikam ibu kandungnya, pelaku menikam lima warga lainnya secara membabi buta hingga kelima warga tersebut di rawat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD.

Dua korban yang tewas adalah Filomina Dos Santos (52) dan Magdalena Bui.

Kedua meninggal di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD. Satu dari kedua korban yang meninggal ini adalah ibu kandung pelaku atas nama, Filomina Dos Santos.

Semua korban yang ditikamnya adalah perempuan dan salah satu diantaranya adalah nenek pelaku.

3. Ayah kandung sempat dikejar pelaku

Bernadus Batleto, ayah kandung dari pelaku penikaman ibu kandung diamankan di Polres Belu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ditemui POS-KUPANG.COM di Polres Belu, Jumat (1/3/2019), Batleto terlihat shok. Dengan suara terbata-bata, Batleto sempat menceritkan kejadian tersebut.

Batleto mengatakan, ia sempat dikejar pelaku hingga sempat terjatuh. Beruntung pelaku tidak sempat menikam. Batleto melarikan diri jauh dari rumah. Ia tidak mengetahui persis kondisi yang terjadi setelah ia melarikan diri dikejar pelaku.

"Dia kejar saya juga sampai saya jatuh," kata Batleto sambil menunjukan ke arah lututnya yang masih sakit akibat jatuh.

Pelaku adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia anak putus sekolah di kelas satu SMP.

Menurut Batleto, ia sejak Kamis (28/2/2019) malam berada di Polres. Ia merasa sedih sekali karena istrinya yanh sudah terbaring kaku tanpa didampingi suaminya.

"Saya dari tadi malam di sini. Kasian mama tidur sendiri," ungkap Batleto sambil menangis.

Menurut Batleto, pelaku yang adalah anaknya tidak memiliki masalah dengan keluarganya dalam rumah. Pelaku jug anak yang baik dan jarang membuat masalah.

Batleto sendiri merasa bingung dengan perilaku anaknya yang tiba-tiba bertindak brutal hingga menikam ibu kandungnya sendiri. 

Kronologi

Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing melalui Kasat Reskrim, AKP Ardyan Yudo Setiantono dalam keterangan persnya di ruang Reskrim, Jumat (1/3/2019) menyampaikan kronologi kasus penikaman ini.

Menurut Ardyan, kasus penikaman tersebut bermula dari rasa ketersinggungan. Pelaku ditegur seorang saksi bernama Andre karena selama ini jarang melihat pelaku.

"Kamu kemana saja. Selama ini tidak pernah kelihatan," kata Ardyan meniru percakapan pelaku dengan saksi.

Atas pertanyaan saksi, pelaku merespon dan menjawab bahwa dia tidak kemana-mana selama ini.

"Saya dari dulu sudah ada di sini," jawab pelaku sambil memukul Andre menggunakan telapak tangan di tengkuknya Andre.

Melihat kejadian itu, pelaku ditegur oleh orangtuannya dan warga lain yang berada di sekitar itu.

Merasa tersinggung dengan teguran itu, pelaku emosi dan tersinggung mendengar teguran dari keluarganya masuk ke dalam rumah dan menuju arah dapur. 

Ia kemudian membawa sebilah pisau dan langsung menikam ibunya.

Setelah menikam ibunya, pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini makin brutal.

Pelaku langsung menikam lima warga lainnya secara membabi buta hingga kelima warga tersebut di rawat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD.

Melihat aksi tersebut, warga yang berada di lokasi langsung melumpuhkannya dengan cara melempar dengan kayu ke arah pelaku sehingga pelaku terjatuh. Saat itu pelaku tak berdaya sehingga langsung menghubungi polisi.

Pelaku penikaman sudah ditangkap polisi dan saat ini ditahan di Mapolres Belu. 

Martina Muti Mali, korban penikaman yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pelaku kepada wartawan mengatakan, ia tidak mengetahui masalah awalnya sehingga pelaku nekad menikamnya.

Martina hanya mencurigai aksi brutal dari pelaku itu justru mencari keluarganya sendiri. Bahkan ia nekad menikam ibu kandungnya.

Martina mengaku, ia mendapat satu kali tikaman di bagian punggungnya. Beruntung dia cepat melarikan diri.

Emiliana Sun yang berstatus sebagai adik dari ibu pelaku mengatakan, pelaku orang yang baik-baik selama ini. Dia tidak pernah membuat masalah di lingkungan tempat tinggalnya.

Emiliana tidak mengetahui persis kelakukan dari pelaku di rumahnya sendiri. Namun untuk di lingkungan masyarakat, pelaku orang yang baik-baik dan tidak pernah membuat masalah.

Seorang teman pelaku, Hendra mengatakan, pelaku sering bermain dengannya dan beberapa teman yang lain. Sebelum kejadian itu, pelaku juga tidak pernah mencertikan kalau ia memiliki masalah.

Teman pelaku malah kaget ketika hari itu, pelaku justru melakukan tindakan brutal hingga menewaskan dua orang warga, termasuk ibu kandungnya.

Sejumlah warga yang ditemui POS-KUPANG.COM, mengatakan, mereka menduga pelaku seperti ada kerasukan sehingga ia tidak lagi menyadari tindakannya secara akal sehat

Tautan: http://kupang.tribunnews.com/2019/03/18/anak-bunuh-ibu-kandung-di-manggarai-timur-usai-habisi-ibunya-pelaku-nyanyi?page=all.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved