Pesan-pesan Brenton Tarrant Sebelum Tembak Jamaah Salat Jumat di Selandia Baru hingga Doa Saksi Mata
Tarrant mengklaim sebagai teroris yang bertanggung jawab atas serangan saat Salat Jumat di Masjid Al Noor Christchurch, dan menewaskan 40 orang lebih.
Diketahui saat ini ada sekitar 331 orang WNI yang tinggal di Christchurch dan 134 di antaranya adalah pelajar.
Hingga berita ini dimuat, sebanyak 49 orang tewas dan 20 luka-luka setelah insiden penembakan terjadi di masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru saat solat Jumat.
3. Empat Pelaku Ditangkap
Pihak kepolisian Selandia Baru telah menahan tiga pria dan seorang wanita, setelah pelaku melakukan penembakan di kedua Masjid tersebut.
Pria bersenjata itu dikonfirmasi bernama Brenton Tarrant (28), yang sebelumnya diketahui menulis manifesto setebal 73 halaman yang menyatakan niat jahatnya.
Polisi Kontra-terorisme NSW kini menyelidiki latar belakang pelaku, setelah pria asal Grafton, New South Wales, Australia itu diidentifikasi sebagai penembak.

Sejumlah media mengabarkan wajah yang diduga kuat sebagai Brenton Tarrant, seperti www.express.co.uk dan heavy.com.
Sebelum melakukan serangan, Brenton Tarrant melakukan live streaming hingga penembakan berlangsung.
4. Pernyataan PM Selandia Baru
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyatakan peristiwa penembakan tersebut telah mengejutkan seluruh wilayah negara Selandia Baru.
Menurut Jacinda Ardern, peristiwa teror tersebut menjadi salah satu hari tergelap di Selandia Baru.
"Jelas, apa yang terjadi di sini adalah tindakan kekerasan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya," kata Ardern, Jumat (15/3/2019), dikutip dari Kompas.com.
"Ini jelas menjadi salah satu hari terburuk di Selandia Baru," tutur Ardern.
Para korban, kata Jacinda Ardern, kebanyakan para korban adalah migran di Selandia Baru.
"Banyak dari mereka yang akan terkena dampak langsung penembakan ini adalah migran di Selandia Baru, mereka bahkan mungkin menjadi pengungsi di sini," ujarnya.
"Mereka telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru sebagai rumah mereka, dan itu adalah rumah mereka. Mereka adalah kita," ungkap Ardern.