Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Teroris

Brenton Tarrant Mulai Menjalani Persidangan

Tak ada rasa penyesalan di wajah teroris penembakan di masjid Selandia Baru, Brenton Tarrant.

Editor:
Tribun Timur
Persidangan Brenton Tarrant 

Diketahui, Brenton Tarrant menembaki puluhan muslim yang sedang melaksanakan salat Jumat di Masjid Al Noor dan masjid lain di Linwood Avenue.

Tragedi tersebut menyebabkan 49 orang tewas dan 20 orang lainnya mengalami luka-luka.

Alasan Tarrant untuk melakukan serangan brutal itu adalah untuk memusnahkan imigran yang dianggapnya penjajah karena 'merebut' tanah yang awalnya ditempati ras kulit putih.

Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan tersebut hingga dua tahun, lalu memutuskan di Christchurch tiga bulan lalu.

Dia mengatakan Selandia Baru bukan pilihan pertamanya untuk menyerang.

Tapi menjelaskan Selandia Baru sebagai "target yang kaya akan suasana yang sama seperti di tempat mana pun di Barat".

"Penyerangan di Selandia Baru akan memusatkan perhatian pada kebenaran.

Serangan terhadap peradaban kami, tidak ada tempat di dunia ini yang aman, para penyerbu berada di semua tanah kami.

Bahkan di daerah-daerah terpencil di dunia dan tidak ada tempat yang aman dan bebas dari imigrasi," tulis Tarrant dalam menifesto itu.

Ia mengklaim melakukan aksinya mewakili 'jutaan orang Eropa dan bangsa-bangsa etno-nasionalis lainnya.

"Kita harus memastikan keberadaan rakyat kami dan masa depan anak-anak kulit putih." katanya.

Pelaku menggambarkan serangan itu sebagai tindakan "balas dendam" pada penjajah atas ratusan ribu kematian yang disebabkan oleh penjajah asing di tanah Eropa sepanjang sejarah.

Ia juga ingin membalaskan perbudakan jutaan orang Eropa yang diambil dari tanah kelahiran mereka untuk menjadi "budak Islam" dan untuk ribuan nyawa Eropa yang hilang karena serangan teror di seluruh tanah Eropa.

Dia juga mengatakan penembakan itu untuk membalas dendam atas kematian Ebba Akerlund, anak berusia 11 tahun yang terbunuh dalam serangan teror 2017 di Stockholm.

Lebih jauh ke bawah dalam manifesto, Tarrant menggambarkan serangan Stockholm sebagai "peristiwa pertama" yang menginspirasinya untuk melakukan serangan tersebut.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved