Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terduga Teroris Lampung Teriak Pengkhianat: Berniat Ledakkan Markas Polisi di Lampung dan Jakarta

Terduga teroris berinisial RS alias PS sempat berteriak pengkhianat saat ditangkap Densus 88 di Penengahan, Bandar Lampung.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribunnews
Ilustrasi petugas antiteror 

Syok

Keluarga tak mengetahui terduga teroris RS alias PS menyimpan bom di genteng rumah tetangganya di Bandar Lampung. Edi M (58), tetangga  terduga teroris RS, menuturkan orang tua RS tidak tahu menahu putranya menyimpan bahan peledak.

"Orang tuanya enggak tahu benar soal bom makanya ibunya syok semalam," ujar Edi.

Kata Edi, bahan peledak disimpan di atap rumah tetangganya Lubis yang tak tahu menahu. "Jadi rumahnya depan rumah RS, posisi rumahnya (Lubis) di bawah. Jadi bisalah naruh bom, padahal keduanya enggak pernah saling sapa," tuturnya.

Sementara itu, DM ibu RS saat dikonfirmasi sempat menolak diwawancara lantaran masih syok atas peristiwa penemuan bom di rumahnya. "Bukan apa-apa saya takut salah, lebih baik ke polisi saja, semua sudah saya serahkan ke polisi dari awal laporan sampai penangkapan sampai menghilang juga. Saya gak tahu pokoknya saya kaget," ungkapnya sembari geleng-geleng kepala.

Namun DM menegaskan pihak keluarga tidak tahu sejak kapan putranya merakit peledak. "Saya enggak tahu kapan anak saya ini ngerakit bom," ungkapnya. Meski demikian, DM mengaku sempat menaruh curiga kepada anaknya.

"Saya sempat curiga, tapi saya enggak pernah menemukan barang itu (bom)," ujarnya. Rupanya, kata DM, baru ketahuan putranya telah menyimpan bom di atap rumah tetangganya setelah ada penangkapan.

"Dia ke atas atap pakai tangga, ya itu tangganya," tutupnya sembari menunjuk tangga yang ada di pinggir lorong jalan.

Mimpi Cium Kaki Ibu

Sebelum ditangkap Densus 88, terduga teroris berinisial RS alias PS asal Lampung, ternyata sempat pergi ke Palu, Sulawesi Tengah. Hal ini diungkapkan oleh Siswomulyono ketua RT 3 LK II Gang Suhada Penengahan Raya Kecamatan Kedaton , Bandar Lampung, tetangga terduga teroris RS yang ditangkap Densus 88.

Siswo mengatakan, mendapatkan cerita tentang kepergian terduga teroris ke Palu dari orang tua RS, sebelum RS ditangkap Densus 88. "Jadi RS itu baru pulang 20 hari yang lalu dari Palu,"ujarnya.

Lanjut Siswo selama duapuluh hari setelah dari Palu, RS tidak pernah keluar rumah. "Awalnya sih sering keluar ke masjid, tapi setelah dari Palu di rumah saja," sebutnya.

Tak hanya itu, kata Siswo sebelum ke Palu RS sempat satu bulan merantau di Serang Banten. "Itu adiknya yang masih SD diajak langlang buana ke mana-mana, katanya ke Serang Banten," ucapnya.

"Di Banten itu kira-kira sebulan, baru ke Palu," tambahnya.

RS pulang setelah ia mimpi bersimpuh di kaki ibunya. "Alasan pulang mimpi nyium kaki mak (ibu) nya, pulang ke sini enggak ada ongkos akhirnya jual HP," jelasnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved