Update Kematian Alfons Tilaar, Netizen Sebut Kejanggalan di Kaki Tersangka, Perhatikan Foto-fotonya!
Kematian Alfons Tilaar (49) warga Mariri Dua, Bolaang Mongondow (Bolmong), juga meninggalkan tanda tanya bagi netizen Sulut.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tak hanya meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan, kematian PNS Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sulawesi Utara (Sulut), Alfons Tilaar (49) warga Mariri Dua, Bolaang Mongondow (Bolmong), juga meninggalkan tanda tanya bagi warganet Sulut.
Hal itu karena diduga ada kejanggalan pada salah satu tersangka pengeroyokan Mujair Mokodompit.
Dalam unggahan yang diunggah oleh salah seorang warganet dengan akun Facebook bernama Angel Tumober, pada Jumat (08/03/2019) pukul 12.12 wita itu, Angel menuliskan jika dia menilai ada kejanggalan dalam gambar yang menampilkan tersangka Mujair.
Angel menggungah lima foto, dimana tiga foto itu merupakan gambar dari tersangka Mujair.
Sedangkan satu foto lainnya adalah foto salah satu tersangka pencurian iphone bernama Taufik Gani, dan satu foto lagi ada foto seorang anak muda dengan kaki diperban yang tengah dibopong oleh beberapa orang.
Baca: 7 Fakta Pembunuhan Alfons Tilaar, PNS BKP Sulut: Korban Dipukuli Batu Berkali-kali di Wajah
Baca: Cerita Istri Alfons Tilaar, PNS BKP Sulut yang Dibunuh Ayah-Anak di Bolmong: Kami mau Keluar Bersama
Baca: Pengakuan Tersangka Pembunuhan PNS BKP Sulut Alfons Tilaar, Polisi: Tersangka Salah Sasaran
Dalam unggahan itu, Angel menanyakan jika ada yang bisa menjelaskan terkait dengan lima gambar yang Ia unggah.
Ia juga meminta jika ada teman-teman polisi yang bisa menjelaskan gambar itu agar bisa juga memberikan masukan.
Dalam postingan itu, ditulis jika kaki tersangka yang diperban itu terdapat kejanggalan.
Ditulisnya jika waktu di rumah sakit, kaki yang dispalek adalah kaki kanan, namun setelah tersangka berdiri, perban putih itu malah melingkar di kaki kiri.
Angel pun sempat menanyakan kepada salah satu dokter jika ada orang yang dispalek, orag itu untuk sementara tidak bisa berjalan dan harus dibantu dengan kursi roda ataupun tongkat.
Lanjut Angel, namun, dalam gambar itu terlihat janggal, karena sang tersangka si Mujair malah berjalan seolah-olah tidak ada spalek yang mengganjal di kakinya.
Diakhir unggahannya, Angel pun meminta masukan jika ada kekeliruan.
Berikut unggahan dari Angel Tumober.
Boleh ada yg jelaskan mungkin ad tmn2 polisi yg boleh kase masukan ini torang cuma masyarakat biasa...
Soalnya ad keganjalan dlm hal ini gambar 1 dan 2 qt ambe dari gambar orng yg 2 tsk di tembak di kaki malahan yg 1 kurang pake kursi roda...yg gambar 3 dan 4 5 itu tskx qt p om...apakah y mengganjal di gambar itu???
Wktu dirs itu kaki kanan yg ad spalek or apala giliran dia berdiri itu kaki kiri...
Qt tanya juga salah 1 dokter bahwa klo dispalek itu so nd bisa b jln so.musti minimal pake alat bantu sama deng kursi roda ato tongkat...tapi itu dya b jln seolah2 cuma ad mengganjal yg ad spalek...boleh kase masukan mungkin torang keliru
Sontak postingan itu langsung ditanggapi oleh netizen lainnya.
Mereka juga merasa ada kejanggalan yang terlihat dalam foto itu.

Berikut komentar para netizen:
Juanly Mantik: Kaki kiri ato kanan yg da temba...bingo le
Rut Tumober: Tanya rs mana ada rawat dia pe kaki yg kena tembak
Wendy Paula Tumanduk: Mujizat sto kang
Rabin Abhien Tambun: NDA ada darah atau apa kek. Lawak dorang noh
Rabin Abhien Tambun: NDA ada bekas tembak atau apa
Aneke Mosal Pasla: So nda butul itu
Valen Thino Abbas: Putar bale itu foto..setauh kita orang kalu dapa tembak nda dapa ba jaln sandiri...seumur" kita ja lia kita pe tamang" di dalam lapas yg ja dapa tembak samua itu nda ad yg mo dapa bajalan rata" nae kursi roda ato dapa gendong
Valen Thino Abbas: Angel Tumober dorang ad di tahan di mna skarang kang..deng kalu orang dapa tembak nda ad yg bersih" bgitu..pasti ancor darah ka.

Saat ini Tribunmanado.co.id tengah melakukan konfirmasi lebih lanjut dengan pihak kepolisian terkait dengan unggahan dari dari Angel Tumober.
Dikatahui, Alfons Tilaar, PNS BKP Sulut meninggal dunia setelah dianiaya tersangka Mujiar Mokodompit dan anaknya, tersangka Brayen mokodompit
Kedua tersangka dibantu oleh 7 tersangka lainnya yakni AP (18), AM (19), YM (23), RC (17), RM (19), CM, dan SK.
Kejadian berawal saat terjadi ketegangan antara sekelompok masyarakat Desa Mariri Dua dan Desa Lolan Dua Kabupaten Bolaang Mongondow ( Bolmong) pada Minggu (3/3/2016) pukul 21.00 Wita
Dua warga Desa Lolan yakni Asril Potabuga (18) dan Brayen Mokodompit dianiaya sekelompok orang saat pergi ke acara ulang tahun di Desa Mariri Dua.
Arsil mengalami luka robek di telinga kiri sedangkan Brayen Mokodompit mengalami luka lebam di hidung.
Brayen Mokodompit langsung pulang menggunakan sepeda motor ke rumah sedangkan Asril diantar warga setempat.
Brayen Mokodompit melaporkan peristiwa tersebut ke ayahnya, Mujiar Mokodompit.
Mereka sudah melaporkan ke sangadi Desa Lolan dan mereka menyebut akan balas dendam.

Chandra Mamahe (19) Warga Lolan kepada polisi mengatakan Brayen Mokodompit dan ayahnya menggunakan mobil Avansa putih mengejar sepeda motor vario dengan nomor polisi DB 2337 DH yang dikendarai korban, Alfons Tilaar (49) warga Mariri Dua.
Sehingga korban terjatuh dari sepeda motor. Brayen Mokodompit dan ayahnya turun dari mobil.
Saat itulah, Mujiar Mokodompit langsung mengambil batu dan memukulkan ke wajah korban, Alfons yang hendak bangun karena terjatuh.
Mujiar Mokodompit pun memukul korban bertubi-tubi sedangkan Brayen Mokodompit menendang korban.
Mereka meninggalkan Alfons tergeletak di jalan.
Saksi lainnya, Ompo Sumerah (46) Desa Lolan Dua mengaku mendengar keributan di lokasi kejadian.
Dia melihat korban langsung memberikan pertolongan dengan membawa korban dengan mobil pikap ke Puskemas Inbonto.
Namun, nyawa Alfons tak tertolong sehingga meninggal pada Senin Malam.
Jenazah korban sempat diautopsi di RSUP Kandou. (Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube tribunmanadoTV