Kisah Aktor Inggris dan Aktivis Hewan Dunia Selamatkan Anjing & Kucing di Pasar Ekstrem Tomohon
Peter Egan, Aktor asal Inggris mengaku kaget melihat perlakuan terhadap anjing dan kucing di Pasar Tomohon dan Langowan yang dinilainya kejam
Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Aldi Ponge
Para aktivis ini berjuang untuk menghentikan perdagangan daging anjing dan kucing di seluruh Indonesia, dengan dasar kesehatan dan keselamatan masyarakat, ilegalitas dan kekejaman terhadap hewan.

Tak lama setelah tiba di Manado, rombongan langsung menemui Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Mewakili Gubernur Olly Dondokambey, Asisten I Edison Humiang menerima kunjungan ini.
Ada sejumlah poin penting yang disampaikan para aktivis ini dalam pertemuan tersebut. Yang paling krusial adalah meminta pemerintah melarang konsumsi daging anjing dan kucing di Sulawesi Utara.
Mereka menyampaikan bahwa daging anjing dan kucing bukan termasuk pangan, karena mereka adalah hewan domestik.
Perdagangan ini pun dapat memengaruhi sektor pariwisata di Sulawesi Utara, apalagi di pasar ekstrem seperti Tomohon, Langowan, Kawangkoan terjadi pembantaian sadis terhadap anjing dan kucing, yang menjadi hal menakutkan bagi wisatawan mancanegara. Tak hanya anjing dan kucing, tapi juga hewan liar lainnya yang tak layak konsumsi.
Tak hanya itu, yang mengkhawatirkan dari perdagangan ini, demikian Lola Webber, dari Inggris, Founder and Director of Chance For Animals Foundation and kordinator DMFI Indonesia, adalah masalah kesehatan. Bahwa ada anjing rabies yang dijual di pasar ekstrem di Sulut. Hal ini dapat membahayakan kesehatan warga, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Sebastian Margenfeld dari Jerman, Founder and Director of Förderverein Animal Hope and Wellness e.V Germany mengatakan pihaknya juga bersama salah seorang anggota parlemen Europa MdEP Stefan Bernhard Eck meminta kepada Pemerintah Sulawesi Utara untuk segera menegakkan hukum atau peraturan-peraturan yang ada untuk segera menghentikan perdagangan daging anjing dan kucing atas dasar isu kesehatan masyarakat, higienis pangan, penanggulangan rabies dan kesejahtraan hewan.
Para aktivis ini pun menawarkan bantuan kerja sama kepada pemerintah Sulawesi Utara untuk sama-sama menangani isu ini.
Davide Acito dari Itali, Founder and Director of Action Project Animal (APA) yang juga representatif dari Elisabetta Franchi Foundation mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan apa saja yang dibutuhkan pemerintah, dengan harapan kerja sama ini langsung jalan.
Davide pun mengapresiasi Pemerintah Kota Tomohon yang sudah berani menandatangani surat yang mereka ajukan, yakni berisi komitmen pemerintah untuk menghentikan perdagangan daging anjing dan kucing di Tomohon.
"Kami juga mengapresiasi AFMI yang sudah mau memperjuangkan kesejahteraan hewan di sini. Tanpa adanya AFMI, ini takkan mungkin terjadi," katanya.
Direktur AFMI, Anne Parengkuan Supit mengatakan di negara-negara maju perlakuan terhadap hewan sudah sangat baik. Sehingga menurutnya edukasi pada masyarakat soal kesejahteraan hewan itu sangat penting.
"Menyuarakan yang tak bersuara," katanya.
Pemprov Sulut mengapresiasi para aktivis yang sudah peduli dengan kesejahteraan hewan dan peduli dengan isu kesehatan, dalam hal ini rabies, demikian Asisten I Edison Humiang."Kita patut mengapresiasi kepedulian mereka," kata Humiang.
Terkait tawaran bantuan, Humiang mengatakan pemerintah provinsi mau bekerja sama untuk itu. Dalam hal ini dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan.
"Beri edukasi di sekolah-sekolah, kalau anjing dan kucing bukan makanan. Edukasi soal kesehatan, bahaya konsumsi daging ini," katanya.

Humiang mengimbau masyarakat Sulut agar menjaga keamanan dan kenyamanan tamu yang datang. Terkait pasar Ekstrem Tomohon, Langowan dan beberapa pasar lainnya, Humiang mengatakan butuh waktu untuk itu.
"Kita butuh waktu untuk itu, ada prosesnya. Tak bisa instan," katanya.
Usai pertemuan dengan Pemprov Sulut, rombongan melanjutkan pertemuan dengan Pemerintah Kota Tomohon. Sekretaris Kota Tomohon, Harold Lolowang menerima kunjungan ini.
Mereka pun mengutarakan hal yang sama. Dalam keterangannya, Lolowang mengatakan Pemkot Tomohon telah melakukan upaya-upaya untuk menghentikan konsumsi daging anjing dan kucing secara bertahap.
Pemkot Tomohon juga akan mempersempit gerak para pedagang anjing untuk dibawa ke pasar Tomohon. Pemkot Tomohon akan mengoperasikan pos pengawasan hewan yang masuk ke pasar Tomohon.
Pemkot Tomohon akan memperketat masuknya daging anjing di pasar Tomohon melalui pemeriksaan bersama instansi terkait.
Memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi daging anjing dan kucing agar tidak terkena penyakit menular rabies.
Menghimbau kepada para pedagang daging anjing dan kucing untuk mengalihkan dagangan dari bedagang daging anjing dan kucing menjadi pedagang jenis lainnya.
Usai pertemuan dengan pemerintah pada Jumat, di hari Sabtu, rombongan ini meninjau Pasar Tomohon dan Langowan dan merekam aktivitas para pedagang.
Sabtu malam mereka pun menggelar gathering bersama komunitas pecinta anjing Sulawesi Utara. (Tribunmanado.co.id/Finneke Wolajan)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube tribunmanadoTV
Follow juga akun instagram tribunmanado