Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Andi Arief Boleh Pulang: Hari Ini Balik Lagi untuk Jalani Rehab

Mabes Polri telah mengkonfirmasi kepulangan politikus Partai Demokrat Andi Arief dari Direktorat IV Narkotika Bareskrim Polri

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
ngopibareng
Foto perempuan yang ditangkap bersama Andi Arief di kamar hotel kawasan Slipi, Jakarta, Minggu, 3 Maret 2019 malam. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Mabes Polri telah mengkonfirmasi kepulangan politikus Partai Demokrat Andi Arief dari Direktorat IV Narkotika Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur.  Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihak mantan Wasekjen Partai Demokrat itu telah menyelesaikan proses administrasi dan diperbolehkan pulang malam ini.

"Proses administrasi telah selesai. Semua surat-surat sudah ditandatangani. Untuk malam ini AA sudah diperbolehkan pulang," ujar Dedi.

Namun, jenderal bintang satu itu menegaskan Andi Arief akan kembali datang esok hari. Andi, kata dia, akan mulai menjalani proses rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional (BNN).

"Kemudian besok AA akan datang kembali untuk menjalani proses rehab di BNN," ujar Dedi.

Hal serupa juga dikatakan Kuasa hukum Andi Arief, Dedi Yahya. Dedi mengatakan penyidik Dittipid Narkoba Bareskrim Polri telah mengizinkan kliennya untuk pulang dari tahanan setelah menjalani assesment oleh BNN.

Kepulangan kliennya, menurut Dedi dilakukan saat awak media melakukan wawancara dengan tim kuasa hukum Andi Arief dan Wasekjen Partai Demokrat, Rachland Nashidik, pada pukul 18.40 WIB di depan Gedung Dittipid Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur.

"Iya sudah (pulang). Saat kita wawancara tadi kan ada mobil dia pulang tadi," ujar Dedi.

Keluarga Andi Arief Tanya Soal Perempuan

Simpang siur masalah perempuan yang ada bersama Andi Arief saat penangkapan berlangsung, masih menjadi pertanyaan oleh keluarga wasekjen Partai Demokrat tersebut. Kuasa Hukum Andi Arief, Irwin Idrus mengatakan, pihak keluarga sempat mempertanyakan perihal keberadaan wanita yang fotonya sempat beredar. Keluarga, kata dia, cukup khawatir mengenai hal tersebut, selain juga mereka mempertanyakan kabar seputar kondisi dan dan sikap Andi untuk kasus yang menimpanya.

"Iya. Keluarga menanyakan hal itu juga. Benar atau tidak ada wanita yang bersama Pak Andi," jelasnya di kantor Dittipid Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/3).

Namun begitu, keluarga percaya atas pernyataan penyidik bahwa tidak ada wanita yang sebagaimana dipertanyakan, saat penangkapan politikus asal Lampung tersebut. Jelas dia, penyidik sama sekali tidak mendapati keberadaan wanita yang hadir bersama Andi Arief. "Keluarga percaya ketika dijelaskan tidak ada wanita saat proses penangkapan kemarin," lanjutnya.

Wasekjen Demokrat lainnya, Rachland Nasidik mengatakan, foto-foto yang beredar hari ini di publik, bukan berdasar pada sumber resmi, yakni pihak kepolisian. Foto-foto tersebut, tidak dapat dipercaya kebenarannya. "Polisi sendiri kok yang bicara kalau foto-foto itu bukan berasal dari mereka," tegasnya.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan sosok wanita yang mengenakan busana berwarna pink dan diduga berada di kamar hotel Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief pasca penggerebekan tengah menjalani pemeriksaan. Wanita berinisial L itu disebut tengah menjalani pemeriksaan di Direktorat IV Bareskrim Polri.

Iqbal mengatakan kepolisian tengah mendalami bagaimana L bisa memasuki kamar hotel dan berada dimana saat penggerebekan berlangsung. "Bagaimana bisa masuk, pada saat penggrebekan itu dimana dia, itu sedang didalami. Saat ini dirinya di Direktorat IV Bareskrim Polri," ujar Iqbal, di Mabes Polri.

Selain itu kepolisian juga mendalami apakah L mengkonsumsi narkoba seperti Andi, serta memiliki kaitan dalam kasus ini. Di sisi lain, Iqbal membantah bahwa sosok wanita itu adalah L, caleg wanita dari partai lain, seperti isu yang beredar di masyarakat.

"Ya betul inisial L. Tapi tidak ada kaitannya dengan yang beredar, ada yang bilang caleg, itu tidak terkait," jelasnya.

Adapun jenderal bintang dua itu mengatakan hubungan wanita tersebut dengan Andi Arief diduga adalah sahabat. "Diduga sahabat. Kenal satu sama lain," kata Iqbal.

Meski sebelumnya, saat konferensi pers pada Senin (4/3), Iqbal menyatakan tidak ada wanita saat penangkapan berlangsung."Di TKP satu diamankan AA. Jangan percaya dengan informasi seliweran pada saat digerebek satu ditangkap tapi nanti berkembang akan kami sampaikan," tegas Iqbal di Mabes Polri, Senin (4/3).

Pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi terkait kasus ini. Iqbal meminta masyarakat untuk tidak mempercayai informasi yang beredar di grup WhatsApp. "Kita sedang dalami ada beberapa saksi sedang kita periksa. Narasi-narasi yang ada di WA grup bahkan foto-foto belum tentu benar saat ini," jelas Iqbal.

Polisi Bilang Saja Kalau Wanita Itu Intel

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane menegaskan, saat ini pihak kepolisian tengah dilanda kebingungan untuk melakukan pemeriksaan terhadap Andi Arief, terutama masalah kehadiran wanita saat penangkapan. Neta menjelaskan, hal tersebut, sebenarnya tidak penting dan di luar dari substansi pemeriksaan.

Sehingga, polisi seharusnya tidak perlu ragu untuk mengungkapkan siapa wanita itu. "Saya tahu siapa wanita itu. Harusnya polisi bilang saja kalau wanita itu Cepu. Itu sah dan bisa selesai. Tidak perlu kebingungan begini," jelasnya saat dihubungi.

Neta mengatakan, pihak kepolisian bisa saja menjawab apapun terkait wanita tersebut. Misalnya, disematkan sebagai "teman kencan" atau "bagian dari operasi". Sehingga, tidak perlu lagi ada pembicaraan mengenai sosok wanita yang fotonya sudah beredar. "Bisa bilang apa saja kan? Toh, ini tidak penting. Yang penting itu, bagaimana AA ini mendapatkan barang tersebut," tukasnya.

Standar operasional pihak kepolisian seperti, penggeledahan ke rumah Andi Arief juga perlu dilakukan untuk mencari alat bukti lainnya. Dengan begitu, polisi bisa fokus untuk segera menyelesaikan masalah tersebut.  Namun, hal berbeda terlihat olehnya. Kekuatan politik besar, menurut Neta, tidak tertutup kemungkinan terlibat dalam situasi seperti saat ini.

"Ya bisa saja. Tidak menutup kemungkinan ada tekanan politik tertentu. Saya harap polisi tidak terpengaruh mengenai hal ini," imbuhnya. (ryo/wly/dit)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved