Longsor Tambang Bakan
21 Laporan Penambang Hilang Masuk ke Posko DVI Ante Mortem di Bakan
Banyak masyarakat belum melaporkan kehilangan keluarga sehingga belum dapat dipastikan berapa jumlah korban yang tertimbun di tambang Super Busa Bakan
Penulis: | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Vendi Lera
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Sebanyak 21 laporan kehilangan orang masuk ke posko ante mortem di Pos I PT JRBM, Desa Bakan, Selasa (5/3/2019).
Laporan berasal dari warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya di pertambangan emas tanpa izin (PETI) Super Busa Desa Bakan, Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow.
Asisten II Pemkab Bolmong Muhamad Yudha Rantung mengatakan, berdasarkan koordinasi dengan tim DVI Polda Sulut, sudah ada 21 laporan dari masyarakat kehilangan keluarganya.
"Dari 21 laporan yang masuk, belum ada satu pun yang ditemukan," ujar Yudha.
Kata dia, hingga kini banyak masyarakat belum melaporkan kehilangan keluarga sehingga belum dapat dipastikan berapa jumlah korban yang tertimbun material di tambang Super Busa.
Terakhir keluarga yang datang melapor dari Desa Tudu Aog, Kecamatan Bilalang, Bolmong, atas nama Rampi Nanasi, berusia 57 tahun.
Baca: Identifikasi Korban Tambang Bakan, Satu Jenazah Masih Ditahan DVI Polda Sulut
Baca: UPDATE 34 Nama Korban Tambang Bakan, Lima Jenazah Teridentifikasi, Empat Potongan Tubuh Dikubur
Baca: Sang Bibi Ungkap Pesan Terakhir Julfikran Makainda, Korban Longsor Tambang Bakan
Sejak memulai kembali proses evakuasi pada Senin (4/3/2019), tim gabungan sudah mengevakuasi 11 kantong jenazah dari lokasi tambang.
Dari jumlah tersebut tim post mortem DVI Biddokkes Polda Sulut telah mengidentifikasi 5 jenazah.
Kelima jenazah yang teridentifikasi, yakni Herlan Okong (21), warga Mopusi Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong; Novri Sumaila (28), warga Mopusi, Kecamatan Lolayan, Bolmong; Ilham Gonibala (29), warga Tanoyan Selatan, Kecamatan Lolayan; Rampi Nanasi (57), warga Tudu Aog; dan Hajini Mokodompit (42), warga Ongkaw, Minahasa Selatan.
Sekretaris Daerah Bolmong Tahlis Gallang mengatakan, proses evakuasi korban longsor tambang diperpanjang tiga hari mulai Selasa.
"Kami akan berusaha hingga semua korban berhasil dievakuasi. Namun kendalanya masih ada warga belum melaporkan kehilangan keluarganya," ujar Tahlis.
Ia menambahkan, tim evakuasi akan bekerja siang malam dari seluruh eleman, baik Basarnas, TNI, Polri, BPBD, sukarelawan serta penambang. (*)