Longsor Tambang Bakan
Jumlah Penambang yang Masih Hilang Lebih dari 10 Orang, Berikut 7 Nama yang Masuk ke BPBD
Pada sore jelang malam, sejumlah warga memadati posko laporan kehilangan untuk menanti kabar evakuasi.
Penulis: Maickel Karundeng | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Puluhan penambang diperkirakan masih berada di dalam goa pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow yang mengalami longsor pada Selasa (26/2/2019) lalu.
Hingga hari ke-5, Sabtu (2/3/2019), tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, PT JRBM, dan sejumlah sukarelawan masih berupaya mengevakuasi para korban dari lokasi yang dikenal dengan nama Super Busa tersebut.
Proses evakuasi diharapkan bisa lebih cepat dengan pembukaan akses menuju mulut goa mengingat medan menuju ke situ sangat ekstrem dan memakan waktu.
Hingga Sabtu, jumlah korban yang berhasil dievakuasi dari lokasi sebanyak 28 orang, 9 orang di antaranya meninggal, bahkan ada yang meninggal setelah menjalani perawatan di RSUD Kotamobagu.
Kepala BPBD Bolaang Mongondow Haris Dilapanga mengatakan, ada beberapa orang yang datang memberikan data anggota keluarganya yang masih hilang dan dikhawatirkan masih berada dalam lubang tambang.
Kata dia, keluarga yang merasa anggota keluarganya hilang seharusnya memasukkan data kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Sulut yang bersiaga di posko.
"Sebab mereka (DVI) yang akan mengindentifikasi para korban yang tertimbun," ucapnya.
Baca: UPDATE Daftar 28 Nama Korban Longsor Dievakuasi dari Lubang Tambang Bakan, 9 Meninggal Dunia
Baca: Cerita Kifly, Keluarga Korban Longsor di Lubang Tambang Bakan: Mayat Menumpuk, tak Ada Suara Lagi
Meski begitu, BPBD tetap menerima data keluarga dan membawa data tersebut ke Pos C PT JRBM, tempat warga melapor.
Pantauan Tribunmanado.co.id di lokasi, pada sore jelang malam, sejumlah warga memadati posko laporan kehilangan untuk menanti kabar evakuasi.
Mereka memadati posko BPBD Bolmong sambil menunggu informasi.
Di RSUD Kotamobagu, tim DVI yang dipimpin dr Paula bersama tim sedang menunggu proses evakuasi para korban yang dibawa dari lokasi.
Lokasi di RSUD harus steril dari warga dan anggota keluarga korban. Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk di ruangan identifikasi.
Aparat kepolisian dan Satpol PP Kotamobagu berjaga-jaga di lokasi.
Baca: Pasutri Ini Menanti Evakuasi Korban Longsor di Tambang Bakan: Berdoa ada Mukjizat Anak Kami Selamat
Baca: Kepala Basarnas Pantau Langsung Pembukaan Jalan ke Goa Super Busa Bakan
Berikut nama-nama penambang yang dilaporkan hilang di posko BPBD Bolmong.
1. Nofri Sumalia asal Desa Padang, Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolmong Utara.
Ciri-ciri: Tinggi badan 160 cm, rambut keriting tipis, kulit sawo matang, tato bintang di sebelah kiri dekat ibu jari, tato tengkorak di lengan kiri.
2. Muhammad Reza Sipasi asal Desa Pontodon Timur, Kecamatan Kotamobagu Utara, Kotamobagu.
Ciri-ciri: Tinggi badan 163 cm, badan kurus, warna kulit hitam, tato di tangan kanan tulisan Eca, tato di tangan kiri tulisan Sipasi.
3. Kadri Simbala, warga Bilalang Tiga, Kecamatan Bilalang, Bolmong.
Ciri-ciri: Memiliki tato tulisan Mata Rep.
4. Andi Yoyang, warga Bilalang Tiga, Kecamatan Bilalang, Bolmong.
Ciri-ciri: Tinggi badan 170 cm, memiliki tato tulisan BS lengan sebelah kiri, mengenakan kaus hitam dan celana pendek abu-abu.
5. Irwanto Bansawan, warga Nonapan I, Kecamatan Poigar, Bolmong.
Ciri-ciri: Tinggi badan 170 cm, rambut lurus pendek, jari telunjuk kiri pendek, memiliki tato di tangan kanan berbentuk bunga,
6. Rudin Minang, warga Kobo Kecil, Kotamobagu.
Ciri-ciri: Tinggi badan 185 cm, warna kulit putih, memiliki luka bakar di khaki, benjolan di tulang belakang.
7. Arman Andup, warga Desa Mopusi.
Adapun pada tim DVI Biddokkes ada lebih dari 10 penambang yang sudah dilaporkan data-datanya dan belum ditemukan. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/posko-tambang-bakan-1.jpg)