Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Kifly, Keluarga Korban Longsor di Lubang Tambang Bakan: Mayat Menumpuk, tak Ada Suara Lagi

Ada 28 orang berhasil divekuasi dan 9 di antaranya sudah meninggal dunia. Hingga kini masih belum diketahui jumlah korban yang masih terjebak dalam

Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA/KIFLI
Tim gabungan terus melakukan evakuasi korban longsor di Lubang Tambang, Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow ( Bolmong), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) hingga Jumat (1/3/2019). 

Di dalam memang ada banyak orang terkumpul di satu lorong besar.

Rusdi bersama dua rekannya di lorong lain tambang, jauh dari lorong besar itu.

"Sejak pagi tak ada tanda-tanda akan ambruk. Biasanya kami keluar ketika mencapai target 50 bongkahan. Saat itu Pukul 21.00 Wita sudah 35 bongkahan kemudian kejadian itu terjadi," ujar Rusdi.

Lokasi ambruk dengan tempat Rusdi mengambil bongkahan batu sekitar lima meter

"Kami sudah tidak tahu tanda-tanda. Tiba-tiba hanya terdengar bunyi sangat keras di luar kemudian bebatuan ambruk dan menutup akses jalan. Kami bertiga pun terjebak. Saat itu kami kesulitan bernapas," ujar Rusdi.

Rasa haus dan lapar lama kelamaan mulai terasa. Rusdi dan dua rekannya tak bisa berbuat apa-apa.

Semua air minum ada di gua tempat banyak orang mengambil bongkahan.

"Hanya bisa duduk. Saya terus berzikir. Teman saya yang satu terus menangis. Dia selalu bertanya apakah kami masih bisa keluar atau tidak," katanya

"Saya selalu katakan agar berzikir saja. Kalau memang masih diizinkan hidup maka warga yang ada di luar evakuasi akan menemukan kita. Penerangan hanya senter. Untuk menghilangkan rasa  haus tinggal menelan ludah saja," tambah Rusdi.

Rusdi dan dua rekannya bergantian berteriak minta tolong selama di dalam lorong itu.

"Kami teriakkan tolong tolong. Masih ada kami disini. Kami teriakkan asal kami Mopusi dan nama kami semua," ujar Rusdi.

Rusdi mengatakan ada penambang di bagian atas mereka yang sangat berjasa.

"Ada yang diatas kami itu dia yang duluan ditemukan tim. Dialah yang memberi informasi kepada tim bahwa kami masih terjebak," ujar dia.

Tim kemudian mulai menggali dan menemukan Rusdi bersama dua rekannya.

"Yang pertama kali kami lakukan saat kami ditemukan yakni minta air. Perasaan kami langsung senang. Sampai diluar kami kesulitan membuka mata. Nanti di rumah sakit barulah bisa seperti biasa lagi," ujar Rusdi yang sudah menambang sejak sekitar 10 tahun lalu.

Tedy Mokodompit, Tertimbun Longsor 41 Jam di Lubang Tambang Bakan, Tewas Setelah Dievakuasi
Tedy Mokodompit, Tertimbun Longsor 41 Jam di Lubang Tambang Bakan, Tewas Setelah Dievakuasi (TRIBUNMANADO/MAICKEL KARUNDENG)
Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved