Inilah Curahan Hati Pengungsi Gunung Karangetang ke Tim Penanggulangan Bencana
Beberapa keluhan disampaikan oleh pengungsi erupsi Karangetang, saat dilakukan sosialisasi oleh tim penanggulangan bencana,
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Aldi Ponge
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa keluhan disampaikan oleh pengungsi erupsi Karangetang, saat dilakukan sosialisasi oleh tim penanggulangan bencana, di Selter Kalurahan Paseng, Kamis (28/2/2019).
Tampak hadir Kapolsek Siau Barat Kompol Johanis Sasebohe, Kepala PGA Karangetang Yudia Tatipang dan petugas dari PVMBG, Dinsos Sitaro, kepala BPBD Sitaro Bob Wuaten, Camat Sibarut Catrine Lukas, serta seluruh pengungsi.
Pada kesempatan tersebut Yudia Tatipang menjelaskan bahwa bahwa aktivitas gunung Karangetang masih fluktuatif, namun di beberapa titik sudah terjadi pendinginan.
"Belakang didominasi gempa hembusan dan guguran lava masih ada di puncak II," ujarnya.
Ia menjelaskan, sudah melakukan rapat bersama dengan tim tanggap darurat PVMBG, dengan mengusulkan agar warga yang di luar zona bahaya bisa dikembalikan, dan lima rumah yang berada di zona bahaya agar direlokasi.
"Namun keputusan tersebut harus menunggu dari PVMBG Bandung, pengungsi harap bersabar, sebab nanti kalau kita pulangkan dan terjadi sesuatu, siapa yang akan bertanggung jawab," ujarnya.
Sementara itu, dari Polsek Sibarut menjelaskan bahwa mereka masih melakukan penjagaan di lokasi agar masyarakat tidak sembarangan masuk ke lokasi wilayah zona bahaya.
"Kami patroli dan kadang memberi makan hewan ternak meski tidak maksimal, namun yang tidak bisa kami jangkau adalah perkebunan pala warga," ujar Kapolsek Sibar.
Beberapa warga mengeluhkan masalah air dan jumlah WC yang kurang. Juga ada permintaan soal biaya pergi dan pulang sekolah anak mereka, khususnya yang masih SMP, dan sekolah mereka di SMP 1 Kiawang, selain itu tempat untuk berhubungan suami istri juga sempat disuarakan.
"Kalau WC nanti akan pinjam ke rumah pegawai di sekitar selter, dan air akan selalu dipenuhi," jelas Bob Wauten.
Untuk biaya kendaraan sekolah, Wuaten akan berupaya setiap pagi anak sekolah diantar ke SMP Kaiawang dan menjemput saat pulang.
"Nanti akan dilobi juga, siapa tahu mereka akan dipindahkan sementara di SMP Ondong," jelas dia.
Sedangkan untuk bilik asmara, menurutnya sebenarnya sudah disiapkan di Selter.
"Tapi ada tempat kos yang kami siapkan juga, kalau mau, melapor ke petugas dan mereka akan antarkan," jelas dia.
Selain itu, warga yang ingin sesekali melihat rumah mereka termasuk ternak, bisa melaporkan ke koordinator untuk diantar dan dijemput kembali.
"Kita semua ingin segera mengembalikan pengungsi, namun tidak sembarang mengambil keputusan, harus ada rekomendasi dari PVMBG," jelas dia.
Poultje Onsu mengatakan, mereka senang mendapat penjelasan dari tim yang datang.
"Kami ikut Pemerintah saja, mereka juga sangat peduli dengan kami, soal kebun dan rumah itu nanti dipikirkan, terpenting nyawa selamat," jelas dia.