Kisah
Sudakah Anda Bersyukur? Belajar Dari Kisah Muhammad Saputra Bocah Penjual Cilok
Jangan lupa bersyukur atas segala kebaikan yang Tuhan berikan didalam kehidupan kita sebagai umat manusia.
Sampai Bintaro Xchange atau Bintaro Plaza," jelas Putra dikutip TribunnewsBogor.com dari Warta Kota.
Putra menambahkan, cilok-cilok itu ia jual seharga Rp 2.000 per tusuk.
"Kadang bawa 100-200, kalau jual di sekolah lumayan laku," tambahnya.
Sepeda tua yang catnya sudah tak terlihat warnanya lagi itu dimodifikasi sedemikian rupa, agar di bagaian boncengannya bisa terpasang keranjang untuk membawa cilok.
"Sampai jam 12 malam, kadang kalau jam sembilan sudah habis ya pulang," ujar Putra saat ditemui di kediamannya dikutip dari Tribun Jakarta.

Sehari ia membawa 250 tusuk cilok.
Putra menjual ciloknya seharga Rp 2 ribu per tusuk.
Namun laiknya orang dagang, tidak jarang ciloknya tidak laku.
"Biasanya kalau enggak habis, dikasih ke tetangga," ujarnya.
Sang Kakak, Julaiha mengatakan, modal awal berjualan cilok itu sekira Rp 200 ribu.
Putra yang sekolah pada siang hari, akan diantarkan ciloknya oleh Julaiha pada pukul 14.30 WIB saat jam istirahat.
"Modalnya sekitar Rp 200 ribu," ujar Julaiha yang sedang menggendong Arsyad di rumahnya.
Pulang sekolah, pukul 17.00 WIB, bocah mandiri itu akan berkeliling sekitar Bintaro menjajakan cilok tusuknya menggunakan sepeda.
Satu di antara gurunya di SDN 01 Jurang Mangu Timur, Diah Indah Puspitasari menjelaskan Putra merupakan sosok yang supel dan gampang bergaul dengan teman lainnya.
"Dasarnya anaknya baik, mudah bergaul, anaknya juga nurut," ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu (13/2/2019).