Hari Valentine: Sejarahnya Mulai Festival Romawi hingga Kisah Tragis St Valentine
Selamat Valentine Day atau hari kasih sayang! Mungkin termasuk Anda sedang merayakan hari kasih sayang pada 14 Februari hari ini.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Selamat Valentine Day atau hari kasih sayang atau Hari Valentine
Hampir semua orang muda di dunia merayakan valentine day dengan pasangannya. Beragam cara mereka mengungkapkan perasaan terhadap pasangan masing-masing.
Mungkin termasuk Anda sedang merayakan hari kasih sayang pada 14 Februari hari ini.
Tapi tahukah Anda sejarah perayaan valentine day?
Nah, sebelum kita merayakan hari kasih sayang pada tanggal 14 Februari, tak ada salahnya kita mengetahui terlebih dahulu sejarah valentine day atau hari valentine.
Pertanyaan yang paling banyak muncul di benak kita adalah mengapa kita merayakan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang, seperti apa sejarah valentine day atau hari valentine itu sendiri?
Baca: Kronologi Penangkapan Jupiter Fortissimo Kembali Terkait Kasus Narkoba, Ditemukan Barang Bukti!
Baca: 11 Foto Sajjad, Imigran Afghanistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado, Foto Terakhir Bikin Nangis
Baca: Prabowo Subianto: Ada yang Bagi Duit Terima, tapi Coblos Sesuai Hati Nurani
Baca: Ramalan Zodiak Valentine Kamis 14 Februari 2019, Gemini Habiskan Banyak Uang untuk Pasangannya!
Dilansir Tribun Jabar (grup tribunmanado.co.id) dari mirror.co.uk, alasan sebenarnya telah ditemukan dari beberapa buku sejarah yang ada, terutama yang berhubungan dengan sejarah valentine day atau hari valentine.
Usut punya usut, valentine day merupakan tradisi lama.
Menurut history.com, tradisi ini diduga berasal dari festival Romawi yang dikenal sebagai Lupercalia.
Setiap tanggal 15 Februari, acara ini digelar sebagai festival kesuburan yang didedikasikan untuk Faunus, dewa pertanian Romawi.
Dalam perayaan itu, anak laki-laki akan menggambar nama anak perempuan dari sebuah kotak.
Pasangan anak laki-laki dan perempuan itu akan menjadi mitra selama festival berlangsung.
Akhirnya, tak sedikit festival ini sering berujung menuju ke pernikahan.
Festival ini bertahan dari kebangkitan awal agama Kristen namun dilarang pada akhir abad ke-5 ketika Paus Gelasius mendeklarasikan 14 Februari Hari Valentine.
Geoffrey Chaucer
			