Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ini yang Dilakukan Sajjad Warga Afghanistan di Manado Sebelum Maut Menjemputnya

Kurang lebih enam hari mendapat perawatan medis di RSUP Prof dr RD Kandou Manado, Sulawesi Utara, Sajjad (24).

Penulis: Tirza Ponto | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO/JUFRY MANTAK
Ini yang Dilakukan Sajjad Warga Afghanistan di Manado Sebelum Maut Menjemputnya 

Di foto ini, Sajjad mengunakan seragam sekolah batik khas SMA Negeri 4 Manado.

Diketahui memang Sajjad merupakan alumnus SMA Negeri 4 Manado.

Foto ini di posting di akun Facebooknya pada 21 Januari 2013.

6. Kenakan kemeja mirip almamater Unsrat

Sajjad
Sajjad (Facebook/ Sajad)

Kalau foto ini, tampak Sajjad merukuk ke bawah.

Di foto ini Sajjad mengenakan kemeja abu-abu mirip almamater Unsrat.

Foto ini diunggah  29 Maret 2017.

7. Berada di Pantai

Sajjad
Sajjad (Facebook/ Sajad)

Sajjad berada di Pantai.

Foto  ini diunggah 20 November 2016.

8. Saat di Kolam

Sajjad
Sajjad (Facebook/ Sajad)

Foto ini diambil saat Sajjad ada di sebuah kolam renang.

Tidak dikatahui di mana lokasi pastinya kolam renang ini berada, foto ini diunggah pada 1 Maret 2015.

9. Kaus Hitam dengan Jaket Jins di Bahu

Sajjad
Sajjad (Facebook/ Sajad)

Sajjad terlihat macho di foto ini, mengenakan kaus hitam dengan jaket jins di bahu.

Di foto ini Sajjad berpose bak model.

foto ini diunggah di Facebook pada  29 Oktober 2015.

10.  Terbaring Lemah di rumah Sakit

Sajjad (24), warga Afghanistan yang melakukan bakar diri kini sedang dirawat di RSUP Kandou.
Sajjad (24), warga Afghanistan yang melakukan bakar diri kini sedang dirawat di RSUP Kandou. (TRIBUNMANADO/JUFRY MANTAK)

Setelah membakar diri, Sajjad langsung dilarikan ke rumah sakit.

Terlihat di tubuh Sajjad dipenuhi dengan luka bakar.

Sajjad tampakj menutup matanya.

Tubuhnya pun ditutupi dengan selimut.

Di tangannya pun tampak selang infus.

Itulah deretan foto Sajjad semasa ia masih hidup.

Selamat jalan Sajjad, semoga engkau tenang di alam sana.

Kepedulian dan rasa cintamu untuk keluarga serta sahabat-sahabat mu akan selalu di kenang.

Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri
Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri (TRIBUNMANADO/JUFRY MANTAK)

Aksi Bakar Diri

Sebelumnya, pada Sabtu (9/2/2019), Sajjad (24) melakukan aksi bakar diri sebagai protes terhadap PBB terkait status mereka.

Akibat aksi bakar diri tersebut, pamannya Muhammad Rahim (60) ikut terbakar saat berdiri disampingnya.

Aksi tersebut dilakukan saat dirinya hendak ditangkap karena memprotes PBB yang tak memenuhi status mereka sebagai pengungsi.

Aksi protes sudah dilakukan oleh puluhan penghuni dalam beberapa tahun terakhir. Mereka melakukan unjuk rasa dan mogok makan karena ditolak menjadi pengungsi.

"Selama ini PBB terlebih khusus UNHCR telah menginjak hak kami. Sebab selama 20 tahun ini mereka tidak pernah lanjuti janji mereka. Saya ingin bertanya kepada mereka. Kenapa? Ada apa?" ujar Sajjad saat ditemui tribunmanado.co.id di RSUP Kandou

Dia dan penghuni lainnya menggelar aksi protes untuk mendapatkan status sebagai pengungsi. Upaya bertahun-tahun itu tak kunjung dipenuhi PBB dan lembaga internasional lainnya.

"Dengan diperolehnya status pengungsi tersebut. Kami memiliki hak untuk dikirim ke Community House yang berada di Makassar atau Jakarta, sebelum dideportasi ke negara tujuan. Sehingga tidak merasa terpenjara di Rudenim Manado ini," bebernya

Dia mengungkapkan semua aksi demonstrasi dan mogok makan beberapa tahun terakhir hanya untuk mendapatkan status sebagai pengungsi.

"Selama 9 Tahun kami di Rudenim, haknya kami selalu diambil. Bahkan kamar kami pernah dihancurin," jelas Sajjad.

Atas aksi protes tersebut, dia dan keluarganya didatangi petugas dan kepolisian.

10 Foto Sajjad, Imigran Afghanistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado, Ada yang Saat di Kolam Renang
10 Foto Sajjad, Imigran Afghanistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado, Ada yang Saat di Kolam Renang (KolaseTribunmanado.co.id/Facebook Sajad)

"Kami bukan pelaku kriminal di Manado. Kami tidak pernah buat kekacauan di Kota Mando. Selama ini kami damai di sini," ucapnya.

"Mereka mau menangkap kami seperti orang pembuat kriminal. Kami hanya ingin hidup damai di Manado, kenapa mau ditahan seperti orang pembuat kriminal," tambahnya.

Ketika dia didatangi petugas Rudenim dan Polisi. Dia menyiram bensin ditubuhnya dan mengancam bakar diri jika ditangkap.

"Saya sudah bilang, jangan ada yang maju, di situ ada penjaga Rudenim dan Polisi. Namun ada satu Polisi yang maju dan mengatakan coba kalau kamu berani," bebernya.

Sajjad langsung menyalakan korek api, dan tubuhnya langsung terbakar.

"Paman saya Muhammad Rahim, saat itu berdiri di samping saya, saat saya memasang korek api, saya langsung tebakar. Ternyata paman saya juga ikut terbakar," tambahnya.

Kedua dilarikan ke RS RW Mongisidi lalu dirujuk ke RSUP Prof Kandou Manado untuk mendapatkan perawatan medis.

Aksi protes Sajjad tersebut, sebenarnya sudah dilakukan penghuni Rudenim Manado lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Sajjad sudah tinggal selama 9 tahun di Rudenim Manado.

Dia bahkan menghabiskan kuliahnya di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado pada 2018 silam

Namun, saat ditemui tribunmanado pada Minggu (10/02/2019), Sajjad sudah menolak bicara karena menahan rasa sakit yang dialaminya.

"Dokter menyuruh kami agar jangan dulu bercerita dengan Sajjad. Dia sedang menahan sakit yang dia alami sekarang," ujar seorang  temannya yang sedang menjaganya di ruang rawat RSUP Kandou Manado.

Sajjad tampak tertidur, sesekali dia teriak merasa sakit dengan luka yang dialaminya.

"Maaf Pak, Saya tidak kuat untuk bercerita," ujar Sajjad

Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado Arthur L Mawikere mengakui aksi bakar diri tersebut berawal dari upaya pemeriksaan kamar para penghuni rudenim.

"Pada tanggal 6 Februari 2019, saya menghubungi pihak kepolisian agar membantu kami untuk mengecek kamar mereka, karena kami curiga di dalam kamar mereka sudah ada barang ilegal," ujar Mawikere ke wartawan tribunmanado.co.id, Senin (11/02/2019) 

Ditambahkannya, pada tanggal 7 Februari 2019, saat akan dilakukan pemeriksaan di dalam kamar, mereka menutup pagar menuju ke kamar mereka.

Sajjad (24), warga Afghanistan yang melakukan bakar diri kini sedang dirawat di RSUP Kandou.
Sajjad (24), warga Afghanistan yang melakukan bakar diri kini sedang dirawat di RSUP Kandou. (TRIBUNMANADO/JUFRY MANTAK)

"Bahkan mereka mengancam kami untuk membakar diri mereka," tambahnya.

Dijelaskannya juga, saat pihaknya berusaha masuk ke dalam ruangan, salah satu dari mereka membakar tubuhnya dengan menyiramkan bensin dan memasang korek api.

"Meski itu salah mereka sendiri, kami tidak membiarkan mereka. Kami membawa mereka ke rumah sakit. Yang dua di rumah sakit Advent Teling, dan dua yang terbakar di RSUP Kandou Manado," ujar Mawikere.

"Kami melakukan pemeriksaan, karena itu sudah jadi tanggungjawab kami. Barang kali mereka sudah merakit bom di situ, siapa yang tahu kalau tidak dicek," bebernya.

Arthur Mawikere mengatakan status penghuni rudenim final reject atau ditolak sebagai pengungsi.

“Yang jelas status mereka final reject, dan sejak 01 Februari 2019 berada dalam pengawasan Imigrasi sesuai surat UNHCR tanggal 31 Januari 2019,” ujarnya.

“Termasuk Internasional Organizations for Migrations yang telah memutus pemberian fasilitas mereka, oleh karena ulah dan perbuatan mereka yang menolak beberapa kali pihak UNHCR untuk menemui mereka. Sehingga status mereka adalah Immigratoir sesuai UU nomor tahun 2011 tentang kemigrasian,” ujar Mawikere lagi.

Immigratoir adalah istilah untuk pelaku pelanggaran Peraturan Keimigrasian yang diatur dalam Undang-Undang nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

(Tribunmanado.co.id/Jufry Mantak/Indry Fransiska Panigoro)

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Manado
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved