Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan di Kairagi

Marcelino Mongi, Korban Kecelakaan di Kairagi Sempat Tulis Surat: Mau Bangun Keluarga di Dalam Tuhan

Ada empat poin yang menjadi keinginginannya dalam surat itu, pertama Marcelino mau mendekatkan diri kepada Tuhan walau ia sesibuk apapun.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
KolaseTribunmanado.co.id/Facebook Evelyne Pelealu
Marcelino Mongi, Korban Kecelakaan di Kairagi Sempat Tulis Surat: Mau Bangun Keluarga di Dalam Tuhan (Foto saat di TKP dan semasa dia hidup) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang siswa SMA Kristen Eben Haezer Manado bernama Marcelino Mongi (18), mengalami kecelakaan maut.

Nyawa pria yang tercatat sebagai warga Taman Sari Mapanget, Manado Sulut itu tak bisa diselamatkan setelah kepalanya membentur pembatas jalan hingga mengakibatkan tempurung kepalanya berserakan di Jalan AA Maramis Kairagi pada Minggu (10/2/2019).

Keluarga Besar SMA Kristen Eben Haezer Manado pun, ikut merasakan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Marcelino Mongi.

Guru-guru dan teman-teman Marcelino menggelar Ibadah Penghiburan, Senin (11/02/2019), di rumah duka, Perumahan Taman Sari, Paniki, Manado.

Dalam kesempatannya Ev Nortje Tilaar membacakan Surat untuk Tuhan yang dibuat Marcelino saat, Reat-reat, 24-25 Januari 2019, di Panti Semadi Tomohon.

Marcelino Mongi, Korban Kecelakaan di Kairagi Sempat Tulis Surat: Mau Bangun Keluarga di Dalam Tuhan
Marcelino Mongi, Korban Kecelakaan di Kairagi Sempat Tulis Surat: Mau Bangun Keluarga di Dalam Tuhan (KolaseTribunmanado.co.id/Facebook Evelyne Pelealu)

 
Berikut isi surat Marcelino untuk Tuhan yang dituliskannya sebelum insiden kecelakaan itu terjadi.

Ada empat poin yang menjadi keinginginannya dalam surat itu, pertama Marcelino mau mendekatkan diri kepada Tuhan walau ia sesibuk apapun.

Poin kedua, Lino menuliskan jika ia mau menjadi berkat dan kebahagiaan bagi orang lain.

Poin ketiga Lino mempunyai keinginan untuk menyelesaikan kuliah dan membangun keluarga di dalam Tuhan.

Sedangkan pada poin ke empat surat untuk Tuhan dari Marcelino itu menuliskan jika Lino ingin menjadi panutan bagi orang yang tidak percaya Yesus dan membuat mereka melihat Yesus dalam perbuatan dan perlakuan saya.

Lanjut Ev. Nortje Tilaar, Anak ini merupakan siswa yang paling dikenal oleh Nortje Tilaar.

Hal itu karena Lino mempunyai kebiasaan dimana setiap kali berpapasan, Lino selalu membuat sang Ibu Gembala harus menyapanya.

"Saya kenal sekali, karena tiap kali berpapasan, dia selalu membuat saya harus menyapa dia, dia langsung hadang saya dan memanggil saya,"Ibu Gembala... Ibu Gembala..". katanya. 

Teman dan guru Marcelino Mongi datang ke rumah duka, sekitar 70 Siswa dari SMA Eben Heazer Manado dengan menggunakan empat buah bus.

Kedatangan mereka untuk melihat, Marcelino Mongi untuk terakhir kalinya, yang merupakan korban kecelakaan lalu lintas Jalan AA Maramis Kairagi pada Minggu (10/2/2019).

Dengan membawa karangan bunga, bersama guru, mereka masuk langsung melihat ke ruang dimana Marcelino dibaringkan dalam Peti berwarna Putih. Kedatangan mereka diterima langsung Ayah dan Ibu Marcelino Mongi. (Ddm)

Deretan Fakta Marcelino Mongi: Anak Laki-laki Satu-satunya hingga Sosok yang Selalu Beri Tumpangan

Warga Taman Sari Mapanget, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) bernama Marcelino Mongi (18), menjadi korban tewas dalam laka tunggal yang terjadi pada Minggu (10/02/2019) sekira pukul 14.00 wita di Jalan Kairagi tepatnya di turunan arah dari Bandara mengarah ke Pusat Kota Manado.

Baca: Kecelakaan di Kairagi - 10 Fakta Marcelino: Siswa Kelas Tiga Eben Haezer dan Tulis Surat untuk Tuhan

Baca: BREAKING NEWS: Seorang Pria Alami Kecelakaan di Kairagi, Tampurung Kepala Berserakan di Jalan

Baca: 9 Kecelakaan di Jalur Maut Kairagi: 2 Korban Siswa Eben Haezer, Ada Terekam CCTV

Lino sapaan akrab Marcelino meninggal dunia usai motor CB 150 berwarna hitam berstiker ungu putih yang dikendarainya menabrak pembatas jalan.

Akibat insiden itu, Lino yang diketahui merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarganya tewas dalam diperjalanan menuju rumah sakit.

Berikut deretan fakta Marcelino Mongi: anak laki-laki satu-satunya hingga dikenal sosok yang selalu beri tumpangan.

1. Saat Kecelakaan, Lino Kenakan Kaus Hitam dan Celana Pendek Merah

Kecelakaan Lalu Lintas yang terjadi di Jalan AA Maramis, Kairagi, tepatnya di turunan jalan raya mengarah ke Kantor Tribun Manado, Minggu (10/02/2019) sekira pukul 14.00 wita.

Awalnya belum diketahui siapa nama pria yang menjadi korban laka maut tersebut.

Namun, menurut saksi yang berada di lokasi kejadian, sosok yang mengendarai sepeda motor besar CB 150 berwarna hitam berstiker ungu putih itu merupakan seorang pria muda.

VIDEO Kecelakaan Maut di Kairagi, Warga Kerumuni Tubuhnya hingga Darah Bercucuran dari Kepala
VIDEO Kecelakaan Maut di Kairagi, Warga Kerumuni Tubuhnya hingga Darah Bercucuran dari Kepala (KolaseTribunmanado.co.id/Tribun Manado)

Pria tersebut mengenakan kaus berwarna hitam dan celana pendek atau celana olahraga berwarna merah.

Belakangan diketahui korbannya adalah warga Taman Sari bernama Marcelino Mongi (18). (ind)

2. Menurut Saksi Korban Terlibat Kejar-kejaran dengan Kendaraan Lain

Kecelakaan Lalu Lintas yang terjadi di Jalan AA Maramis, Kairagi, tepatnya di turunan jalan raya mengarah ke Kantor Tribun Manado, Minggu (10/02/2019) sekira pukul 14.00 wita menewaskan seorang warga Taman Sari bernama Marcelino Mongi (18).

Kata sejumlah saksi yang berada di tempat kejadian perkara (TKP), korban Lino terlebih dahulu saling kejar-kejaran dengan kendaraan lain di depannya.

"Saat kecelakaan itu terjadi, saya ada di depan rumah saya. Tiba-tiba motor itu sudah terpelanting ke aspal," kata Felia Suka, warga Kairagi.

BREAKING NEWS: Pria Berkaus Hitam Alami Kecelakaan di Kairagi, Tampurung Kepalanya Berserakan di TKP
BREAKING NEWS: Pria Berkaus Hitam Alami Kecelakaan di Kairagi, Tampurung Kepalanya Berserakan di TKP (Tribunmanado)

"Sedangkan si pengendara tubuhnya terlempar beberapa kali sebelum akhirnya kepalanya membentur pembatas jalan," tambahnya

Lanjut Felia, sebelum kejadian, ia terlebih dahulu mendengar suara motor yang saling kejar-kejaran.

"Iya tadi dengar suara bising motor kejar-kejaran. Jadi sih motor hitam yang dikendarai korban itu sedang mengejar motor racing yang ada di depannya. Namun saya kurang tahu apa yang menjadi penyebab ia mengejarnya," tambah warga lainnya bernama Ebe kepada Tribunmanado.co.id di lokasi kejadian.

"Pokoknya saya kaget motor itu sudah jatuh dan pria yang pakai kaus hitam menggunakan kaca mata itu sudah terlempar ke jalan," tambahnya

Terlihat juga beberapa bagian tempurung kepalanya berserakan di lokasi kejadian.

Darah mengumpal juga masih terlihat di lokasi.

Ada juga kacamata hitam tertinggal di lokasi.

Motornya juga hingga kini masih berada di lokasi kejadian.

Hingga berita ini diturunkan, Tribunmanado.co.id masih menelusuri dan meminta konfirmasi ke pihak terkait seperti Polsek Mapanget, Polantas, dan pihak rumah sakit tempat di mana pria itu dilarikan oleh warga. (Ind)

3. Marcelino Mongi Terlempar 32 Meter, Ini Penjelasan Polisi

Kepolisian Resor Manado (Polresta) Manado memberikan penjelasan terkait kecelakan lalu lintas yang menewaskan Marcelino Mongi (18), warga Perumahan Taman Sari, Kecamatan Mapanget, pada Minggu (10/02/2019) sekira pukul 14.00 Wita

"Sesuai olah tempat kejadian perkara (TKP) anggota saya, korban mengalami kecelakaan tunggal dengan mengendarai sepeda motor Honda CB 150 DB 5747 ME," ujar Kasat Reskrim Polresta Manado AKP Risno Luas ke tribunmanado.co.id, Minggu (10/02/2019).

Katanya sesuai olah TKP, kejadian berawal korban sambil mengendarai sepeda motor bergerak dari arah Mapanget menuju Pusat Kota Manado.

Baca: Siswa SMA Tewas Kecelakaan di Kairagi Setelah Terlempar 32 Meter, Ini Penjelasan Polisi

Korban diduga hilang kendali saat jalan menurun dan berbelok ke kanan mendekati Kantor Tribun Manado. Sepeda motor keluar ke kiri lalu menabrak pembatas jalan.

"Korban terlempar sejauh 32,20 meter dan mengalami luka robek di bagian kepala. Sementara kendaraannya terlempar sejauh 53 M. Kecelakaan tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia di rumah sakit," tambah Luas. 

Diketahui Marcelino Mongi (18) mengalami kecelakaan di Jalan AA Maramis, Kairagi, tepatnya di turunan jalan raya mengarah ke Kantor Tribun Manado.

4. Marcelino Sosok Teman yang Selalu Beri Tumpangan Pulang Sampai Rumah

Sekitar 70 Siswa dari SMA Eben Heazer Manado tiba di rumah duka, marcelino Mongi, Senin (11/02/2018), dengan menggunakan empat buah bus.

Kedatangan mereka untuk melihat, Marcelino Mongi untuk terakhir kalinya, yang merupakan korban kecelakaan lalu lintas Jalan AA Maramis Kairagi pada Minggu (10/2/2019).

Dengan membawa karangan bunga, bersama guru, mereka masuk langsung melihat ke ruang dimana Marcelino dibaringkan dalam Peti berwarna Putih.

Kedatangan mereka diterima langsung Ayah dan Ibu Marcelino Mongi.

Suasana haru langsung meliputi ruangan tersebut, tangis pecah tak terhindarkan, semua temannya larut dalam kesedihan melihat teman mereka telah terbujur kaku.

Baca: VIDEO Kecelakaan Maut di Kairagi, Warga Kerumuni Tubuhnya hingga Darah Bercucuran dari Kepala

Terlihat jelas Raut wajah sedih kehilangan Ayah dan Ibu Marcelino Mongi, yang sudah tak bisa lagi menahan airmatanya, seakan menyadari akan kepergian selamanya anak tersayang mereka

Salah satu teman sekolahnya, yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan Marcelino di sekolah anak yang baik.

"Orangnya baik, dia selalu memberikan tumpangan pulang sampai ke rumah," ujarnya

Selanjutnya Keluarga Besar SMA Eben Heazer menggelar Ibadah Penghiburan.

5. Marcelino Mongi Pernah Tulis Surat untuk Tuhan, Isinya Bikin Haru

Keluarga Besar SMA Kristen Eben Heazer Manado, ikut merasakan duka cita, atas meninggalnya Marcelino Mongi, korban kecelakaan lalu lintas di Kairagi, Minggu (10/2/2019).

Guru-guru dan teman-teman Marcelino menggelar Ibadah Penghiburan, Senin (11/2/2019), di rumah duka, Perumahan Taman Sari, Paniki, Manado.

Dalam kesempatannya Ev Nortje Tilaar membacakan Surat untuk Tuhan yang dibuat Marcelino saat, Reat-reat, 24-25 Januari 2019, di Panti Semadi Tomohon.

Isi Surat Marcelino :

1. Saya pertama mau mendekatkan diri kepada Tuhan walau sesibuk apapun.

2. Saya mau menjadi berkat dan kebahagiaan bagi orang lain.

3. Saya mau menyelesaikan kuliah dan membangun keluarga di dalam Tuhan.

4. Saya mau menjadi panutan bagi orang yang tidak percaya Yesus dan membuat mereka melihat Yesus dalam perbuatan dan perlakuan saya.

Baca: Marcelino Mongi, Korban Kecelakaan di Kairagi Pernah Menulis Surat untuk Tuhan, Isinya Bikin Haru

Lanjut Ev. Nortje Tilaar, Anak ini saya kenal sekali, karena tiap kali berpapasan, dia selalu membuat saya harus menyapa dia, dia langsung hadang saya dan memanggil saya,"Ibu Gembala... Ibu Gembala..". katanya.

Alumnus Eben Haezer Kecelakaan di Jalur Maut Kairagi, Sebelum Tewas Ayahnya Sempat Suruh Lakukan Ini (KolaseTribunmanado.co.id/Tribunmanado)
Teman dan guru Marcelino Mongi datang ke rumah duka, sekitar 70 Siswa dari SMA Eben Heazer Manado dengan menggunakan empat buah bus.

Kedatangan mereka untuk melihat, Marcelino Mongi untuk terakhir kalinya, yang merupakan korban kecelakaan lalu lintas Jalan AA Maramis Kairagi pada Minggu (10/2/2019).

Dengan membawa karangan bunga, bersama guru, mereka masuk langsung melihat ke ruang dimana Marcelino dibaringkan dalam Peti berwarna Putih. Kedatangan mereka diterima langsung Ayah dan Ibu Marcelino Mongi.

Suasana haru langsung meliputi ruangan tersebut, tangis pecah tak terhindarkan, semua temannya larut dalam kesedihan melihat teman mereka telah terbujur kaku.

6. Ayah dan Teman-teman Marcelino Histeris

Carly Mongi, Ayah Marcelino Mongi (18) korban kecelakaan lalu lintas di Jalan AA Maramis, Kairagi Manado tampak menangis histeris di depan RSUP Kandou Manado, Minggu (10/02/2019) sekitar pukul 17.35 Wita.

Pria asal Perumahan Taman Sari, Kecamatan Mapanget ini terus menangis melihat jasad anaknya terbujur kaki di ruang jenazah RSUP Kandou.

Carly Mongi terus menangis dan memeluk jenazah Marcelino Mongi (18) SMA Kristen Eben Haezar Manado ini mengalami kecelakaan tunggal.

"Oh Tuhan, kiapa kong jadi bagini dang? Apa kita pe salah sampe kita pe anak jadi bagini," teriak ayah korban sambil menangis.

Baca: Ayah Marcelino Mongi, Korban Kecelakaan Kairagi Menangis Histeris di RSUP Kandou: Apa Kita pe Salah?

Sang Ibu dikabarkan sedang berada di Jakarta. Sehingga belum datang melihat korban di ruang pemulasaran RSUP Kandou Manado.

"Dia pe mama di Jakarta kasiang," ujar rekan-rekan korban.

Pada Ahad petang itu juga terlihat puluhan teman sekolahnya berdatangan dan berkumpul di depan ruang pemulasaran RSUP Kandou Manado sambil teriak dan meneteskan air mata.

"Dia satu sekolah deng torang di SMA Kristen Eben Haezar Manado," ujar salah satu temannya yang teriak dengan menangis.

"Lino, kiapa kong so bagini dang? Bukang ngana ini toh ?," teriak teman-temannya yang terus menangis di depan RSUP Kamdou Manado.

"Nda mo pulang-pulang torang kalu bagini Lino. Talalu bae ngana pa torang kasiang eee," terdengar teriakan lagi dari teman-temannya.

Baca: Siswa Eben Haezer Kecelakaan di Jalur Maut Kairagi, sebelum Tewas Ayahnya Sempat Suruh Lakukan Ini

Ada juga yang teriak, "Tamang, torang pe kawan so nda ada kasiang. Bagimana ini ?," teriak salah satu rekan sekolahnya.

7. Sebelum Alami Kecelakaan, Marcelino Disuruh Ayahnya Cuci Mobil

Carly Mongi, ayah Marcelino Mongi, korban kecelakaan lalu lintas di Jalan AA Maramis, Kairagi, Manado, tepatnya di jalan turunan mengarah ke Kantor Tribun Manado, Minggu (10/02/2019) siang, menceritakan ingatannya sebelum korban tewas kecelakaan.

Sebelum kecelakaan, Dia menyuruh korban untuk mencuci mobil pada Minggu siang itu.

"Saya menyuruh Lino untuk mencuci mobil. Tapi dia masak ikan dulu di dapur, karena Ibunya lagi di Jakarta," jelas Carly Mongi, ayah korban kecelakaan ke wartawan Tribunmanado.co.id.

Setelah selesai masak ikan, Lino keluar dengan sepeda motornya.

Baca: Ayah Marcelino Mongi Ceritakan Percakapan Terakhir Sebelum Anaknya Meninggal Kecelakaan di Kairagi

"Belum sempat mencuci mobil, Lino keluar sebentar dengan sepeda motor," tambahnya.

Sejam kemudian, dia mendapat telpon dari kerabatnya, bahwa anaknya mengalami kecelakaan dan sudah meninggal dunia di RSUP Kandou Manado.

"Saya kaget, karena waktu Lino keluar rumah saya sedang bercerita dengan tetangga," bebernya.

"Mendengar kabar tersebut, saya langsung datang di rumah sakit Malalayang bersama saudara saya," tutupnya.

8. Marcelino Merupakan Anak Laki-laki Satu-satunya

Marcelino Mongi (18) yang merupakan korban kecelakaan di Jalan AA Maramis, Kairagi, Manado, tepatnya di jalan turunan mengarah ke Kantor Tribun Manado, Minggu (10/02/2019) siang, ternyata merupakan anak laki-laki satu-satunya.

Meski bukan anak semata wayang, namun diketahui Marcelino merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

Marcelino juga merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarganya.

Diketahui, kakak dari Marcelino adalah seorang perempuan.

Salah satu dari kakak Marcelino diketahui sekolah di luar Manado, sedangkan kakak perempuan yang satunya bersekolah di Manado.

Dan rencananya, Marcelino akan melanjutkan studinya di luar kota Manado juga.

9. Marcelino Merupakan Siswa Kelas Tiga di SMA Kristen Eben Haezer

Marcelino Mongi (18) yang merupakan korban kecelakaan di Jalan AA Maramis, Kairagi, Manado, tepatnya di jalan turunan mengarah ke Kantor Tribun Manado, Minggu (10/02/2019) siang, ternyata tercatat sebagai siswa kelas tiga di SMA Kristen Eben Haezer.

Marcelino Mongi seharusnya tahun ini mengikuti ujian kelulusan, agar dia bisa melanjutkan  ke perguruan tinggi.

Carly Mongi, warga Perumahan Taman Sari, Kecamatan Mapanget yang meninggal kecelakaan di turunan jalan AA Maramis merupakan akan laki satu-satunya (Jufry Mantak)
Namun sayang, belum sempat mengikuti ujian, tuhan mempunya rencana lain. 

Marcelino pada Ahad siang mengalami kecelakaan tunggal hingga mengakibatkan luka yang cukup serius di kepalanya.

Saat di bawa ke rumah sakit, nyawanya pun tak bisa terselamatkan.

10. Marcelino Sudah Mendaftar di Perguruan Tinggi di Bandung

Menurut Omanya, Marcelino telah mendaftar untuk melanjutkan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi di Bandung.

"Dia so mendaftar kuliah di bandung, supaya dekat mamanya, yang sekarang bertugas di PU, di Jakarta, sebelumnya tugas di sini," ujarnya.

Lanjut omanya, Marcelino fasih berbahasa Jepang, karena pernah tinggal kurang lebih setahun d sana.

Teman Marcelino Mongi Saat melayat
Teman Marcelino Mongi Saat melayat (TRIBUNMANADO/DEDY MANLESU)

"Pandai bahasa Jepang dia, kurang lebih setahun dia pernah tinggal di sana," ujarnya

Di rumah duka, terlihat teman-teman Marcelino dan teman kerja ibunya, bergantian melihatnya.

Beberapa sanak saudara dan tetangga ikut membantu mengatur tempat kedukaan

(Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro/Juf/Ded)

TONTON JUGA VIDEO INI YA

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved