Pemberangkatan Satgas Pengamanan Pulau Terluar Kodam XIII, Selviani Sedih Berpisah dengan Suami
Mayjen TNI Tiopan Aritonang Pangdam XIII/Merdeka memimpin upacara, pelepasan dua satuan setingkat kompi (SSK) yang dibagi dalam enam peleton
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Pemberangkatan Satgas Pengamanan Pulau Terluar Kodam XIII, Selviani Sedih Berpisah dengan Suami
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Curah hujan mengguyur pelabuhan Manado dan wilayah Kota Manado lainnya, Rabu (6/2/2019).
Di saat bersamaan sore itu, tengah berlangsung upacara pemberangkatan satgas pengamanan pulau terluar Kodam XIII/Merdeka, di Pelabuhan Manado.
Mayjen TNI Tiopan Aritonang Pangdam XIII/Merdeka memimpin upacara, pelepasan dua satuan setingkat kompi (SSK) yang dibagi dalam enam peleton.
Usai upacara dua SSK yang akan bertolak dengan kapal penumpang Barcelona 1 dan Barcelona 2, berlangsung yel-yel untuk membakar semangat prajurit yang akan bertugas selama 365 hari atau satu tahun.
Baca: Kolonel Inf Theo Kawatu Jabat Staf Ahli Pangdam XIII/Merdeka, Mutasi Besar PJU Kodam Merdeka
Baca: Polda Sulut dan Kodam Merdeka Solid Amankan Perayaan Natal dan Tahun Baru
Baca: 200 Pasukan Kodam Merdeka Latihan Tempur Hutan, Bertahan Selama 37 Hari
Tiba saat yang dinantikan, sejumlah prajurit diminta untuk memanggil istri dan anak-anak terincita untuk mengabadikan momen terakhir sebelum keberangkatan untuk foto bersama.
Tak ayal haru biru langsung terasa, para istri menitikkan air mata saat berfoto, lalu berpelukkan dengan suami mereka bersama anak-anak.

"Rasa terharu dan sedih bercampur senang dalam mendukung suami yang akan pergi bertugas agar suami tetap bersemangat," kata Selviani, istri dari Pratu Yohanes sambil memeluk anak perempuan bernama Maria.
Sambil menggendong putrinya, Pratu Yohanis yang keseharian bertugas di 712 Rider mengaku pengalaman bergabung dalam satgas pengamanan sudah pernah dia lakoni pada tahun 2014 di Poso selama tiga bulan, namun dengan status berkeluarga baru pertama kali ini.
"Melepas rindu pasti akan terus ada tidak akan berhenti. Melepas kangen melalui telponan, ini pengalaman pertama," tambah Selviani.
Istri dari para prajurit yang tergabung dalam ibu-ibu Persit Kartika Chandra Kirana tak mampu menyembunyikan kesedihan mereka, kala akan berpisah.
Rasa sedih juga dirasakan Ibu Sari, dia sangat sedih sampai menitikkan air mata saat mendampingi sang suami yang akan tertugas di Marore, Kawaluso, Miangas, Marampit dan Kabaruan.
"Sedih tapi ini sudah tugas sang istri, bisa melepas rindu dengan cara di telpon," kata ibu Sari.(christianwayongkere)